Bali Dibuka, Wisata Nasional Kembali Berdaya
loading...
A
A
A
Dari sisi kondisi daerah, DIY juga disebutnya makin membaik. Dia berharap pekan depan PPKM sudah turunlagi ke level 2 karena indikatornya diklaim sudah mencukupi.Cakupan vaksin diakui sudah 84%, sementaravaksinasi lansia sudah di atas 60%. BOR (bad occupancy rate) rumah sakit juga diklaim makin membaik serta kasus harian Covid-19 sangat menurun. “Ini indkator yang sangat relevan sehingga berharap pemerintah pusat memberikan hasil evaluasi agar PPKM-nya bisa turun level lagi,” ujarnya.
Banyuwangi Yakin Ikut Terimbas Bali
Denyut pariwisata juga makin terasa di Banyuwangi. Kabupaten di Jawa Timur ini juga mulai mengalami peningkatan kunjungan wisatawan dalam sebulan terakhir. Banyuwangi saat ini berada dalam PPKM level 2.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MYanuarto Bramuda mengatakan, sebulan terakhir okupansi hotel naik di angka 50%. Angka kunjungan wisatawan pun bergeraknaik, saat destinasi wisata pertama buka sebukan lalu kunjungan hanya 2.000 orang, namun sekarang ini sudah mencapai 25.000 per pekan. Meski angka kunjungan ini masih jauh dibanding sebelum pandemi yang bisa mencapai 70.000-90.000 per pekan.
“Artinya sejak dibuka sebulan lalu ada kenaikan signifikan padaweekendperweekend. Tingkat hunian hotelperweekendjuga sudah menginjak 9.000, sebelumnya hanya 1.000. Jadi ini peningkatan luar biasa,” ujarnya saat dihubungi kermarin.
Sebulan lalu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mulai membuka 15 destinasi wisata unggulan. Belakangan ditambah 20 destinasi yang masuk tahap uji coba. Banyuwangi mengandalkan wisata alam karena 90% destinasi berbasis alam, baik hutan, gunung maupun pantai. Seiring pembukaan bandara Bali untuk penerbangan internasional, Yanuarto berharap berdampak langsung ke Banyuwangi.
“Kamiberharap dengan penerbangan internasionalsejumlah negara ke Bali itu akan berdampak ke ekonomi Banyuwangi. Penerbangan Citilink dari Denpasar ke Banyuwangi juga diharapkan akan mengerek wisatawan Bali ke Banyuwangi,” ujarnya.
Pembukaan Bali untuk turis asing disambut antusias karena selama dampaknya untuk Banyuwangi sudah terasa. Selama ini banyak orang yang menjadikan Bali dan Banyuwangi sebagai satu paket wisata.
“Jika paket tujuh hari di Bali, itu sudah dengan Banyuwangi, sekarang begitu. Ini disebabkan oleh jarak yang pendek antara dua daerah. Pesawat Bali-Banyuwangi hanya 25 menit, sedangkan jalan darat hanya 4 jam,” paparnya.
Ke depan dia berharapBali-Banyuwangi jadi startegi baru pariwsiata berupamarketingkonektivitas. “Jadi ini paket yang ideal, yang dijual keberagaman, apa yang tidak ada di Bali ada di Banyu wangi, juga sebaliknya. Jadi kompelmenter, saling melengkapi,” ujarnya.
Banyuwangi Yakin Ikut Terimbas Bali
Denyut pariwisata juga makin terasa di Banyuwangi. Kabupaten di Jawa Timur ini juga mulai mengalami peningkatan kunjungan wisatawan dalam sebulan terakhir. Banyuwangi saat ini berada dalam PPKM level 2.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MYanuarto Bramuda mengatakan, sebulan terakhir okupansi hotel naik di angka 50%. Angka kunjungan wisatawan pun bergeraknaik, saat destinasi wisata pertama buka sebukan lalu kunjungan hanya 2.000 orang, namun sekarang ini sudah mencapai 25.000 per pekan. Meski angka kunjungan ini masih jauh dibanding sebelum pandemi yang bisa mencapai 70.000-90.000 per pekan.
“Artinya sejak dibuka sebulan lalu ada kenaikan signifikan padaweekendperweekend. Tingkat hunian hotelperweekendjuga sudah menginjak 9.000, sebelumnya hanya 1.000. Jadi ini peningkatan luar biasa,” ujarnya saat dihubungi kermarin.
Sebulan lalu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mulai membuka 15 destinasi wisata unggulan. Belakangan ditambah 20 destinasi yang masuk tahap uji coba. Banyuwangi mengandalkan wisata alam karena 90% destinasi berbasis alam, baik hutan, gunung maupun pantai. Seiring pembukaan bandara Bali untuk penerbangan internasional, Yanuarto berharap berdampak langsung ke Banyuwangi.
“Kamiberharap dengan penerbangan internasionalsejumlah negara ke Bali itu akan berdampak ke ekonomi Banyuwangi. Penerbangan Citilink dari Denpasar ke Banyuwangi juga diharapkan akan mengerek wisatawan Bali ke Banyuwangi,” ujarnya.
Pembukaan Bali untuk turis asing disambut antusias karena selama dampaknya untuk Banyuwangi sudah terasa. Selama ini banyak orang yang menjadikan Bali dan Banyuwangi sebagai satu paket wisata.
“Jika paket tujuh hari di Bali, itu sudah dengan Banyuwangi, sekarang begitu. Ini disebabkan oleh jarak yang pendek antara dua daerah. Pesawat Bali-Banyuwangi hanya 25 menit, sedangkan jalan darat hanya 4 jam,” paparnya.
Ke depan dia berharapBali-Banyuwangi jadi startegi baru pariwsiata berupamarketingkonektivitas. “Jadi ini paket yang ideal, yang dijual keberagaman, apa yang tidak ada di Bali ada di Banyu wangi, juga sebaliknya. Jadi kompelmenter, saling melengkapi,” ujarnya.
(ynt)