Kembangkan Bioenergi, PTPN Manfaatkan Cangkang Sawit dan Ampas Tebu untuk Pembangkit Listrik

Selasa, 12 Oktober 2021 - 22:48 WIB
loading...
A A A
Sejak tahun 1942, PTPN Group juga telah mengembangkan bioethanol dari produk samping PG yakni tetes tebu (molasses). Pengembangan produk bioethanol ini tentunya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ethanol dalam negeri saat ini, namun juga memiliki visi jangka panjang ke depan sebagai salah satu alternatif substitusi BBM berbasis fosil.



Saat ini PTPN Group memiliki dua unit pabrik pengolahan bioethanol yang telah beroperasi, yakni pabrik ethanol PT Energi Agro Nusantara (Enero) (Anak Perusahaan PTPN X) yang memiliki kapasitas produksi bioethanol sebesar 100 KL/hari dan pabrik bioethanol PASA Djatiroto (Unit Bisnis PTPN XI) yang memiliki kapasitas produksi ethanol sebesar 15 KL/hari. Kedua pabrik pengolahan bioethanol tersebut berlokasi di Jawa Timur.

Salah satu program pengembangan produk bioethanol yang saat ini tengah serius digarap oleh PT Enero adalah pengembangan produk Extra Neutral Alcohol (ENA) gradeyang dapat digunakan sebagai substitusi bensin berbasis fosil.Selain itu, PT Enero juga telah memproduksi produk hand sanitizerdengan merek dagang “CARYZ” untuk mendukung protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

Menurut Ghani, limbah cair dan limbah padat khususnya yang dihasilkan oleh PKS akhir-akhir ini banyak diminati oleh mitra strategis PTPN Group dan beberapa perusahaanBUMN/Swasta untuk menghasilkan EBT ataupun produk bahan bakar ramah lingkungan.

Tandan kosong kelapa sawit pada mulanya hanya dimanfaatkan sebagai pupuk kompos di areal perkebunan kelapa sawit PTPN Group. Namun, saat ini tandan kosong banyak diincar untuk dijadikan bahan bakar barupengganti batubara, baik dalam bentuk serat atau fiber maupun dalam bentuk pelet.

Disamping menjadi bahan bakar pengganti batubara, gasifikasi tandan kosong juga mulai banyak diteliti oleh beberapa perusahaan swasta untuk menghasilkan syngas sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik ramah lingkungan.

Palm Oil Mill Effluent (POME)atau limbah cair PKS saatini juga menjadi salah satu obyek pengembangan EBT yang banyak diminati oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit termasuk PTPN. Kandungan zat organik dalam POME sangat potensial untuk menghasilkan gas CH4 atau sering kita sebut Biogas.



Untuk PKS dengan kapasitas olah 30 ton per jam saja, POME yang dihasilkan memiliki potensi produksi biogas yang mampu membangkitkan listrik hingga 1 MW.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2249 seconds (0.1#10.140)