Bitcoin Bisa Sebabkan Kehancuran seperti Krisis Keuangan 2008

Jum'at, 15 Oktober 2021 - 22:32 WIB
loading...
Bitcoin Bisa Sebabkan Kehancuran seperti Krisis Keuangan 2008
Peringatan soal bahaya Bitcoin dan cryptocurrency mencuat lagi, setelah Deputi Gubernur Bank of England untuk stabilitas keuangan, Jon Cunliffe mengingatkan, mata uang kripto bisa memicu krisis keuangan global. Foto/Dok Reuters
A A A
LONDON - Peringatan soal bahaya Bitcoin dan cryptocurrency kembali mencuat, setelah Deputi Gubernur Bank of England (BoE) untuk stabilitas keuangan, Jon Cunliffe mengingatkan, mata uang kripto bisa memicu krisis keuangan global kecuali peraturan ketat diterapkan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa mata uang kripto telah menjadi sangat populer. Semakin banyak investor memilih investasi kripto seiring dengan nilainya yang terus melonjak. Namun dalam pidatonya, Cunliffe menyamakan tingkat pertumbuhan pasar aset kripto, dari USD16 miliar lima tahun lalu menjadi USD2,3 triliun hari ini, dengan pasar subprime mortgage USD1,2 triliun pada 2008.



Seperti diketahui pasar subprime mortgage merupakan katalisator untuk krisis keuangan 2008-2009. Jon Cunliffe mengatakan, bahwa teknologi crypto menawarkan prospek "perbaikan radikal" di bidang keuangan, tetapi sekarang menjadi perhatian serius terkait stabilitas keuangan.

"Aset Kripto telah tumbuh sekitar 200% pada tahun 2021, dari hanya di bawah USD800 miliar menjadi USD2,3 triliun hari ini. Mereka telah tumbuh dari hanya USD16 miliar 5 tahun yang lalu," kata Cunliffe.

"Seperti yang ditunjukkan oleh krisis keuangan kepada kami, Anda tidak perlu memperhitungkan seluruh sektor keuangan untuk memicu masalah stabilitas keuangan - subprime bernilai sekitar USD1,2 triliun pada tahun 2008," ungkapnya.

"Ketika sesuatu dalam sistem keuangan tumbuh sangat cepat, dan tumbuh di ruang yang sebagian besar tidak diatur, otoritas stabilitas keuangan harus duduk dan memperhatikan," kata Cunliffe, dikutip dari barrons.com, Jumat (15/10/2021).

Cunliffe mengakui pemerintah dan regulator harus berhati-hati untuk tidak bereaksi berlebihan atau mengklasifikasikan pendekatan baru sebagai berbahaya hanya karena mereka berbeda. Dirinya juga mencatat teknologi kripto menawarkan prospek perbaikan radikal dalam layanan keuangan.

Namun, ia berpendapat, meskipun risiko stabilitas keuangan tetap terbatas untuk saat ini, aplikasi aset kripto sekarang telah menimbulkan masalah stabilitas keuangan karena mayoritas tidak memiliki nilai intrinsik dan rentan terhadap koreksi harga besar.

Aset kripto terlihat sangat rentan, seperti saat dua cryptocurrency terbesar yakni Bitcoin dan ethereum jatuh lebih dari 30 persen nilainya awal tahun ini sebelum pulih, dan telah terbukti sangat fluktuatif sejak pembuatannya.

Harga rentan terhadap berbagai pemicu eksternal, mulai dari komentar CEO Tesla Elon Musk hingga tindakan keras regulasi oleh Pemerintah China.

"Dunia crypto mulai terhubung ke sistem keuangan tradisional dan kami melihat munculnya pemain dengan leverage. Dan, yang terpenting, ini terjadi di ruang yang sebagian besar tidak diatur," tegas Cunliffe.



Sebelumnya Gubernur Bank of England Andrew Bailey juga pernah memperingatkan bahwa investor cryptocurrency harus siap untuk kehilangan semua uang mereka karena kurangnya nilai intrinsik aset. Otoritas Perilaku Keuangan Inggris juga telah memperingatkan risiko dari investasi kripto.

"Pertanyaan berwawasan ke depan adalah apa yang bisa dihasilkan dari peristiwa seperti itu, jika aset kripto ini terus tumbuh dalam skala besar, jika mereka terus menjadi lebih terintegrasi ke dalam sektor keuangan tradisional dan jika strategi investasi terus menjadi lebih kompleks?" pungkas Cunliffe.

Regulator menyebut crypto telah menjadi permainan di antara regulator. Ketua SEC Gary Gensler menyebut pasar crypto sebagai "Wild West" sementara IMF baru-baru ini memperingatkan bahwa cryptos dapat menimbulkan "risiko integritas keuangan."

Bitcoin sendiri telah melonjak naik 1% menjadi 57.658, sementara ethereum telah melompat 8,2% menjadi 3.807,79.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1952 seconds (0.1#10.140)