Pacu Digitalisasi UMKM, BRI Ventures Suntik Majoo Rp56,57 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah perusahaan permodalan yakni BRI Ventures , Xendit dan dipimpin AC Ventires menyuntikkan pendanaan Pra-Seri A senilai USD4 juta atau setara Rp56,57 miliar (Rp14.144 per dolar AS) kepada startup Majoo untuk memperkuat digitalisasi UMKM .
CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan dengan semangat yang sama dalam mendorong pertumbuhan UMKM dan memberikan akses permodalan, perseroan melihat banyak potensi sinergi yang dapat dilakukan antara Majoo dan ekosistem BRI Group serta anak perusahaannya. Misalnya, sinergi dalam pemberian akses kepada UMKM untuk tabungan digital, pinjaman digital dan layanan buy now pay later dari Bank Raya (sebelumnya BRI Agro).
“Ketika masalah akses permodalan UMKM dapat terselesaikan dengan bantuan Majoo, kami yakin mereka dapat lebih berfokus dalam mengembangkan bisnisnya dan mampu naik kelas dengan lebih cepat,” kata Nicko dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Seperti diketahui, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dengan lebih dari 60 juta usaha terdaftar, dan berkontribusi sebesar 67% bagi produk domestik bruto (PDB), serta mempekerjakan 90% tenaga kerja dewasa di Indonesia.
Di awal tahun ini, Presiden Joko Widodo memperkuat fokus pemerintah untuk mendukung digitalisasi UMKM, dengan menyatakan bahwa pemerintah mengincar perluasan transformasi digital untuk jutaan UMKM di Indonesia. Saat pandemi melanda pada 2020, UMKM diperkirakan kehilangan 70% dari total penjualannya akibat dampak pembatasan sosial. Hal ini mendorong pemilik bisnis untuk menemukan solusi yang dapat membantu mereka bertahan dan terus berkembang.
Co-Founder & CEO Majoo, Adi W Rahadi menjelaskan dimulai sebagai solusi Point of Sales (PoS) untuk UMKM, startup Majoo memperluas bisnis menjadi End to end SaaS untuk UMKM Indonesia. Pihaknya juga membuka peluang bagi UMKM untuk dapat menjual produk melalui beberapa saluran offline dan online dalam satu fitur aplikasi.
Menurutnya dengan kemitraan yang kuat, terintegrasi ke beberapa marketplace, dan memiliki hubungan yang baik dengan berbagai asosiasi UMKM, Majoo mampu mengembangkan platform yang secara unik melayani bisnis UMKM Indonesia.
“Aplikasi Majoo telah tumbuh 85% yoy dan telah mengakuisisi lebih dari 20.000 pengguna aktif dengan tingkat retensi terbaik di industri. Hal ini menunjukkan kualitas dan kesesuaian pasar dengan aplikasi ini,” kata Adi.
Saat ini, Majoo telah memproses lebih dari 80 juta transaksi senilai USD600 juta untuk UMKM di lebih dari 600 kota di Indonesia dari berbagai jenis bisnis, mulai dari F&B hingga laundry. Fitur e-commerce yang baru saja diluncurkan Majoo menjadi bukti jika startup ini terus melakukan percepatan pengembangannya dengan pendanaan tambahan.
Founder and Managing Partner of AC Ventures Adrian Li menyatakan e-commerce telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam lima tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus meningkat mencapai USD57 miliar pada 2025. Fase pertumbuhan e-commerce berikutnya akan didorong dengan mengubah bisnis offline-ultra tradisional menjadi online.
“AC Ventures telah lama menyadari potensi luar biasa untuk digitalisasi ekonomi UMKM di Indonesia, dan pandemi telah mempercepat adopsi teknologi di sektor ini selama 3-5 tahun. Kami senang dan bangga bisa berinvestasi bersama Majoo untuk menciptakan dampak besar bagi sektor ini dan ekonomi,” kata Adrian Li.
CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan dengan semangat yang sama dalam mendorong pertumbuhan UMKM dan memberikan akses permodalan, perseroan melihat banyak potensi sinergi yang dapat dilakukan antara Majoo dan ekosistem BRI Group serta anak perusahaannya. Misalnya, sinergi dalam pemberian akses kepada UMKM untuk tabungan digital, pinjaman digital dan layanan buy now pay later dari Bank Raya (sebelumnya BRI Agro).
“Ketika masalah akses permodalan UMKM dapat terselesaikan dengan bantuan Majoo, kami yakin mereka dapat lebih berfokus dalam mengembangkan bisnisnya dan mampu naik kelas dengan lebih cepat,” kata Nicko dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Seperti diketahui, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dengan lebih dari 60 juta usaha terdaftar, dan berkontribusi sebesar 67% bagi produk domestik bruto (PDB), serta mempekerjakan 90% tenaga kerja dewasa di Indonesia.
Di awal tahun ini, Presiden Joko Widodo memperkuat fokus pemerintah untuk mendukung digitalisasi UMKM, dengan menyatakan bahwa pemerintah mengincar perluasan transformasi digital untuk jutaan UMKM di Indonesia. Saat pandemi melanda pada 2020, UMKM diperkirakan kehilangan 70% dari total penjualannya akibat dampak pembatasan sosial. Hal ini mendorong pemilik bisnis untuk menemukan solusi yang dapat membantu mereka bertahan dan terus berkembang.
Co-Founder & CEO Majoo, Adi W Rahadi menjelaskan dimulai sebagai solusi Point of Sales (PoS) untuk UMKM, startup Majoo memperluas bisnis menjadi End to end SaaS untuk UMKM Indonesia. Pihaknya juga membuka peluang bagi UMKM untuk dapat menjual produk melalui beberapa saluran offline dan online dalam satu fitur aplikasi.
Menurutnya dengan kemitraan yang kuat, terintegrasi ke beberapa marketplace, dan memiliki hubungan yang baik dengan berbagai asosiasi UMKM, Majoo mampu mengembangkan platform yang secara unik melayani bisnis UMKM Indonesia.
“Aplikasi Majoo telah tumbuh 85% yoy dan telah mengakuisisi lebih dari 20.000 pengguna aktif dengan tingkat retensi terbaik di industri. Hal ini menunjukkan kualitas dan kesesuaian pasar dengan aplikasi ini,” kata Adi.
Saat ini, Majoo telah memproses lebih dari 80 juta transaksi senilai USD600 juta untuk UMKM di lebih dari 600 kota di Indonesia dari berbagai jenis bisnis, mulai dari F&B hingga laundry. Fitur e-commerce yang baru saja diluncurkan Majoo menjadi bukti jika startup ini terus melakukan percepatan pengembangannya dengan pendanaan tambahan.
Founder and Managing Partner of AC Ventures Adrian Li menyatakan e-commerce telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam lima tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus meningkat mencapai USD57 miliar pada 2025. Fase pertumbuhan e-commerce berikutnya akan didorong dengan mengubah bisnis offline-ultra tradisional menjadi online.
“AC Ventures telah lama menyadari potensi luar biasa untuk digitalisasi ekonomi UMKM di Indonesia, dan pandemi telah mempercepat adopsi teknologi di sektor ini selama 3-5 tahun. Kami senang dan bangga bisa berinvestasi bersama Majoo untuk menciptakan dampak besar bagi sektor ini dan ekonomi,” kata Adrian Li.
(dar)