IEF: Bayar Pajak Bentuk Pahlawan Masa Kini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah praktisi dan akademisi mendeklarasikan lembaga bernama Indonesia Economic Fiscal (IEF) Institute yang bergerak di bidang kajian dan penelitian terhadap isu ekonomi dan fiskal. Acara tersebut dikemas dengan Launching IEF sekaligus diskusi publik yang dilaksanakan di Gedung Pola, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (10/11/2021).
Direktur Eksekutif IEF Ariawan Rahmat mengatakan bahwa IEF akan bergerak di bidang kajian dan penelitian terhadap isu ekonomi dan fiskal baik nasional maupun internasional. Supaya dapat memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara.
(Baca juga:KTP Jadi NPWP, Sri Mulyani: Tidak Semua Wajib Bayar Pajak)
“IEF sebuah lembaga yang fokus pada ekonomi dengan kajian ilmiah untuk memberikan kontribusi, masukan baik bagi pemerintah maupun kepada masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut Ariawan Rahmat menjelaskan dalam momentum Hari Pahlawan hari ini diharapkan mencontoh para pejuang atau pahlawan bangsa. Hal itu bisa dilakukan dengan cara salah satunya membayar pajak dengan tepat waktu.
(Baca juga:Raffi Ahmad Belum Bayar Pajak 4 Rumah Mewahnya di Depok, Begini Kata BKD)
“Hari ini adalah momentum Hari Pahlawan nasional dan salah satu cara meneladani para pahlawan dengan cara membayar pajak tepat waktu sebagaimana diamanatkan undang-undang,” ujar Ariawan Rahmat sekaligus praktisi pajak tersebut.
Sementara itu peneliti senior IEF Prof. Dr Imam Mukhlis mengatakan pembangunan ekonomi bangsa ke depan membutuhkan sumber daya manusia yang ideal. Pasalnya pemerintah juga membutuhkan partner untuk menyelesaikan segala persoalan terutama dalam sektor ekonomi.
(Baca juga:Tunjangan Kantor untuk Karyawan Akan Dipajaki, Ekonom: Sudah Seharusnya)
“Keberadaan IEF ini bisa mengcover ekonomi melalui kajian dan penelitian yang nantinya akan disinergikan dengan pemerintah mengingat pemerintah juga butuh partner untuk menyelesaikan masalah ekonomi,” katanya.
Hal senada juga disampaikan peneliti senior IEF Dr. Timbul Hamonangan Simanjuntak. Menurutnya, posisi penerimaan pajak Indonesia sebagai investasi dalam negeri yang dalam beberapa tahun tidak pernah mencapai target dengan tax ratio sangat rendah dibanding negara lain. Diperlukan upaya kerja keras dengan strategi yang jitu dari semua pihak dalam upaya optimalisasi penerimaan pajak.
(Baca juga:India Rela Pangkas Pajak Agar Harga BBM Terjangkau)
“Budaya pajak perlu ditanamkan kepada seluruh elemen bangsa karena kesadaran bayar pajak memerlukan dukungan semua pihak sebagai bentuk kegotongroyongan nasional,” tutur Hamonangan.
Diketahui acara Launching dan Diskusi Publik IEF dihadiri berbagai narasumber di antaranya sejarawan Indonesia Rushdy Hoesein dan berbagai peserta dari lintas generasi.
Direktur Eksekutif IEF Ariawan Rahmat mengatakan bahwa IEF akan bergerak di bidang kajian dan penelitian terhadap isu ekonomi dan fiskal baik nasional maupun internasional. Supaya dapat memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara.
(Baca juga:KTP Jadi NPWP, Sri Mulyani: Tidak Semua Wajib Bayar Pajak)
“IEF sebuah lembaga yang fokus pada ekonomi dengan kajian ilmiah untuk memberikan kontribusi, masukan baik bagi pemerintah maupun kepada masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut Ariawan Rahmat menjelaskan dalam momentum Hari Pahlawan hari ini diharapkan mencontoh para pejuang atau pahlawan bangsa. Hal itu bisa dilakukan dengan cara salah satunya membayar pajak dengan tepat waktu.
(Baca juga:Raffi Ahmad Belum Bayar Pajak 4 Rumah Mewahnya di Depok, Begini Kata BKD)
“Hari ini adalah momentum Hari Pahlawan nasional dan salah satu cara meneladani para pahlawan dengan cara membayar pajak tepat waktu sebagaimana diamanatkan undang-undang,” ujar Ariawan Rahmat sekaligus praktisi pajak tersebut.
Sementara itu peneliti senior IEF Prof. Dr Imam Mukhlis mengatakan pembangunan ekonomi bangsa ke depan membutuhkan sumber daya manusia yang ideal. Pasalnya pemerintah juga membutuhkan partner untuk menyelesaikan segala persoalan terutama dalam sektor ekonomi.
(Baca juga:Tunjangan Kantor untuk Karyawan Akan Dipajaki, Ekonom: Sudah Seharusnya)
“Keberadaan IEF ini bisa mengcover ekonomi melalui kajian dan penelitian yang nantinya akan disinergikan dengan pemerintah mengingat pemerintah juga butuh partner untuk menyelesaikan masalah ekonomi,” katanya.
Hal senada juga disampaikan peneliti senior IEF Dr. Timbul Hamonangan Simanjuntak. Menurutnya, posisi penerimaan pajak Indonesia sebagai investasi dalam negeri yang dalam beberapa tahun tidak pernah mencapai target dengan tax ratio sangat rendah dibanding negara lain. Diperlukan upaya kerja keras dengan strategi yang jitu dari semua pihak dalam upaya optimalisasi penerimaan pajak.
(Baca juga:India Rela Pangkas Pajak Agar Harga BBM Terjangkau)
“Budaya pajak perlu ditanamkan kepada seluruh elemen bangsa karena kesadaran bayar pajak memerlukan dukungan semua pihak sebagai bentuk kegotongroyongan nasional,” tutur Hamonangan.
Diketahui acara Launching dan Diskusi Publik IEF dihadiri berbagai narasumber di antaranya sejarawan Indonesia Rushdy Hoesein dan berbagai peserta dari lintas generasi.
(dar)