Ternyata Gara-gara Ini, Erick Thohir Stres Ngurus BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengakui banyak anak dan cucu usaha perusahaan pelat merah tidak efisien. Keberadaannya hanya memberatkan keuangan induk perusahaan.
Erick mengaku stres, karena anak dan cucu BUMN hanya menyedot keuntungan holding saja. Sementara, secara bisnis anak-anak perusahaan negara tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Guna menlakukan efisiensi, Kementerian BUMN selaku pemegang saham akan terus memangkas atau membubarkan anak dan cucu BUMN. Saat ini, sudah ada 74 perusahaan yang dibubarkan.
"Ini terlalu banyak yang tidak efisien dan efektif. Jadi buat apa kita punya. Kadang-kadang begini, holdingnya sehat, tapi dibuatlah anak cucu menyedot keuntungan holding. Nah, ini yang harus kita bongkar, kita setop dan kita kurangi," ujar Erick, Rabu (1/12/2021).
Langkah pengurangan BUMN, kata dia, bertujuan memperkuat bisnis inti holding. Upaya itu sekaligus mempersiapkan induk BUMN untuk menghadapi dinamika pasar yang kian ketat persaingannya.
"Karena supaya apa? kita ingin membuat tadi holding-holding yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar, ketika kita lihat sekarang seperti hari ini, supply chain ini sedang terdistrupsi. Sekarang harga bahan pupuk naik. Nah, inikan kita mesti efisien untuk bersaing," ungkap dia.
Adapun perseroan negara yang dibubarkan terdiri dari 13 anak dan cucu usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, 26 anak dan cucu PT Pertamina (Persero), dan 24 anak dan cucu PTPN Group atau Holding Perkebunan Nusantara.
Selain itu, ada anak usaha dan cucu PT PLN (Persero), hingga PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Erick Thohir menyebut, pembubaran perusahaan bagian dari efisiensi usaha BUMN.
"Memang kan kita harus terus melakukan konsolidasi dan efisiensi. Dan jumlah daripada BUMN anak cucu, karena itu kta sudah menutup 74 anak dan cucu perusahaan bumn. Di telkom sudah ada 13, pertamina 26, dan PTPN Group itu 24," tutur dia.
Erick mengaku stres, karena anak dan cucu BUMN hanya menyedot keuntungan holding saja. Sementara, secara bisnis anak-anak perusahaan negara tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Guna menlakukan efisiensi, Kementerian BUMN selaku pemegang saham akan terus memangkas atau membubarkan anak dan cucu BUMN. Saat ini, sudah ada 74 perusahaan yang dibubarkan.
"Ini terlalu banyak yang tidak efisien dan efektif. Jadi buat apa kita punya. Kadang-kadang begini, holdingnya sehat, tapi dibuatlah anak cucu menyedot keuntungan holding. Nah, ini yang harus kita bongkar, kita setop dan kita kurangi," ujar Erick, Rabu (1/12/2021).
Langkah pengurangan BUMN, kata dia, bertujuan memperkuat bisnis inti holding. Upaya itu sekaligus mempersiapkan induk BUMN untuk menghadapi dinamika pasar yang kian ketat persaingannya.
"Karena supaya apa? kita ingin membuat tadi holding-holding yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar, ketika kita lihat sekarang seperti hari ini, supply chain ini sedang terdistrupsi. Sekarang harga bahan pupuk naik. Nah, inikan kita mesti efisien untuk bersaing," ungkap dia.
Adapun perseroan negara yang dibubarkan terdiri dari 13 anak dan cucu usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, 26 anak dan cucu PT Pertamina (Persero), dan 24 anak dan cucu PTPN Group atau Holding Perkebunan Nusantara.
Selain itu, ada anak usaha dan cucu PT PLN (Persero), hingga PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Erick Thohir menyebut, pembubaran perusahaan bagian dari efisiensi usaha BUMN.
"Memang kan kita harus terus melakukan konsolidasi dan efisiensi. Dan jumlah daripada BUMN anak cucu, karena itu kta sudah menutup 74 anak dan cucu perusahaan bumn. Di telkom sudah ada 13, pertamina 26, dan PTPN Group itu 24," tutur dia.