Gagal Tekan Australia, China Diyakini Bakal Akhiri Perang Dagang

Rabu, 01 Desember 2021 - 16:54 WIB
loading...
Gagal Tekan Australia, China Diyakini Bakal Akhiri Perang Dagang
China diperkirakan akan kembali memperbaiki hubungan serta mengakhiri perang dagang dengan Australia. Foto/Ilustrasi/Reuters
A A A
JAKARTA - Penasihat utama Presiden AS Joe Biden untuk Asia Kurt Campbell mengatakan bahwa upaya China menekan Australia melalui tindakan ekonomi telah gagal. Karena itu, Beijing diyakini akan menghentikan perang dagang dan mencoba kembali memperbaiki hubungannya dengan Australia.

Seperti diketahui, hubungan China dan Australia terus memburuk setelah pemerintah Negeri Kanguru itu membatalkan perjanjian proyek "Sabuk dan Jalan" dengan China. Puncaknya, Beijing memutus komunikasi dan menangguhkan Dialog Ekonomi Strategis China-Australia.



Selanjutnya, terjadi "perang dagang" dimana China menerapkan tarif tinggi bagi sejumlah produk ekspor Australia yang masuk ke Negeri Panda tersebut. Beberapa produk seperti batu bara dan anggur yang pasar utamanya selama ini adalah China, diblokir dengan tarif mencekik.

Campbell mengatakan kepada Lowy Institute bahwa sanksi terkoordinasi Beijing terhadap berbagai produk Australia, mulai dari batu bara, gandum, anggur, kayu, dan lobster, dirancang untuk membuat Australia bertekuk lutut.

"Saya sepenuhnya percaya bahwa dari waktu ke waktu, bahwa China akan memulai kembali hubungan dengan Australia. Tetapi, saya yakin, China harus melakukannya dengan persyaratan (dari) Australia," katanya seperti dilansir ABC News, Rabu (1/12/2021).

"Saya pikir preferensi China adalah untuk menghancurkan Australia. Untuk membuat Australia bertekuk lutut. Tapi saya tidak percaya itu yang akan terjadi," imbuhnya.

Meski penerapan tarif dan hambatan perdagangan informal oleh China telah mengganggu beberapa industri Australia, terutama eksportir anggur dan lobster, sebagian besar produk Australia yang secara efektif diblokir oleh China ternyata berhasil dialihkan ke pasar lain.



Campbell mengatakan bahwa China menghormati "kekuatan" dan bahwa tekad Australia dalam menghadapi sanksi ekonomi ini akan memperkuat posisi negara itu ketika berhadapan dengan pemerintah China.

Dia juga mengatakan bahwa Presiden Biden "secara singkat" mengangkat isu paksaan ekonomi China terhadap Australia saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping bulan lalu. Hal itu, kata dia, menunjukkan bahwa isu tersebut masuk ke dalam daftar aktivitas China yang menjadi sumber keprihatinan Presiden AS.

"Presiden Biden sangat jelas dan bersemangat tentang apa yang telah kami lihat di Australia, (konflik) perbatasan dengan India, semua hal yang telah saya sebutkan, dan pada dasarnya hanya mengatakan 'kami prihatin'," katanya kepada Lowy Institute.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1708 seconds (0.1#10.140)