Marwan Jafar: New Normal, Saat Tepat Lakukan Perubahan Menyeluruh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang menuntun Indonesia untuk menerapkan kebijakan New Normal, menurut Marwan Jafar sudah seharusnya menjadi momentum untuk melakukan perubahan secara menyeluruh. New Normal akan menjadi tatanan sosial baru bagi Indonesia untuk menjadi lebih maju lagi.
Berbagai musibah, bencana alam mapun nonalam, hingga krisis politik atau distrust antara masyarakat dengan kelompok dapat menempa sebuah bangsa menjadi maju, tercerahkan, unggul, kompetitif dan mampu bersaing secara global. Adanya pandemi Covid-19 pun merupakan momentum berharga untuk menata ulang dan melakukan perubahan.
"Dari situlah akan muncul apa yang disebut sebagai transisi menuju tatanan sosial baru atau New Social Order dalam kerangka menjadikan bangsa lebih maju, modern, kompetitif, dan beradab," ungkap Marwan Jafar di Jakarta.
Terdapat berbagai macam bidang yang harus mengalami perubahan secara menyeluruh, seperti bidang sosial, reformasi birokrasi, bidang kesehatan, bidang pangan, sumber daya energi, bidang ketenagakerjaan, transformasi ekonomi, big data negara, pengembangan bidang pendidikan.
Di samping itu, tidak kalah penting adalah pariwisata, perhotelan, restoran, bisnis entertainment dan transportasi. "Hal-hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan karena terdampak Covid-19 yang cukup memprihatinkan," kata Marwan.
Menurutnya, diperlukan strategi jitu guna mendongkrak geliat bidang tersebut, dan diperlukan orkestrasi dan komitmen yang kuat dan serius. Ini bukanlah hal yang mudah. Inilah momentum perbaikan dengan terobosan-terobosan dan gagasan-gagasan yang brilian.
"Dibutuhkan gagasan kreatif dan promosi khusus untuk melakukan recovery sektor pariwisata, perhotelan, restoran, transportasi dan bisnis entertainment sehingga di era normal baru dapat bangkit kembali," papar legislator PKB ini.
Sementara itu, pengembangan SDM bidang pendidikan perlu dilakukan lebih nyata. Pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi menerapkan sistem pendidikan yang adaptif, responsif-solutif terhadap kebutuhan masyarakat, tidak gonta-ganti kurikulum, dan mampu bersaing di dunia internasional.
Sedangkan dalam hal pangan, saatnya kita mengembangkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan aneka ragam potensi nabati dan hayati dengan sentuhan modernisasi agar memiliki daya ekspor, bukan impor terus-menerus. "Kita manfaatkan potensi sumber daya alam dan kekayaan pangan dalam negeri yang terhampar luas di pedesaan, di seluruh Tanah Air," ucap anggota Komisi VI FPKB DPR RI ini.
Dalam hal sumber daya energi, ujar Marwan, perlu dilakukan penguatan, baik aspek energi alam, energi terbarukan maupun infrastruktur bidang energi untuk dikelola dengan baik, sehingga negara kita tidak terlalu bergantung pada sumber energi dari pihak lain.
"Banyak ahli bidang energi dalam negeri yang bisa terus kita optimalkan, tidak terbatas pada alih teknologi namun juga kreativitas, temuan dan inovasi," kata Marwan, yang pernah menjabat sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia.
Dari segi ketenagakerjaan, menurutnya “era normal baru” juga mementum untuk menata ulang akibat banyaknya tenaga kerja mupun buruh yang terkena PHK lalu ditambah menyiapkan langkah menghadapi bonus demografi.
"Saatnya mengurangi hutang, syukur-syukur kita menghentikan hutang. Saatnya juga mengencangkan ikat pinggang dan memaksimalkan sumber daya kita sendiri," paparnya.
Berbagai musibah, bencana alam mapun nonalam, hingga krisis politik atau distrust antara masyarakat dengan kelompok dapat menempa sebuah bangsa menjadi maju, tercerahkan, unggul, kompetitif dan mampu bersaing secara global. Adanya pandemi Covid-19 pun merupakan momentum berharga untuk menata ulang dan melakukan perubahan.
"Dari situlah akan muncul apa yang disebut sebagai transisi menuju tatanan sosial baru atau New Social Order dalam kerangka menjadikan bangsa lebih maju, modern, kompetitif, dan beradab," ungkap Marwan Jafar di Jakarta.
Terdapat berbagai macam bidang yang harus mengalami perubahan secara menyeluruh, seperti bidang sosial, reformasi birokrasi, bidang kesehatan, bidang pangan, sumber daya energi, bidang ketenagakerjaan, transformasi ekonomi, big data negara, pengembangan bidang pendidikan.
Di samping itu, tidak kalah penting adalah pariwisata, perhotelan, restoran, bisnis entertainment dan transportasi. "Hal-hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan karena terdampak Covid-19 yang cukup memprihatinkan," kata Marwan.
Menurutnya, diperlukan strategi jitu guna mendongkrak geliat bidang tersebut, dan diperlukan orkestrasi dan komitmen yang kuat dan serius. Ini bukanlah hal yang mudah. Inilah momentum perbaikan dengan terobosan-terobosan dan gagasan-gagasan yang brilian.
"Dibutuhkan gagasan kreatif dan promosi khusus untuk melakukan recovery sektor pariwisata, perhotelan, restoran, transportasi dan bisnis entertainment sehingga di era normal baru dapat bangkit kembali," papar legislator PKB ini.
Sementara itu, pengembangan SDM bidang pendidikan perlu dilakukan lebih nyata. Pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi menerapkan sistem pendidikan yang adaptif, responsif-solutif terhadap kebutuhan masyarakat, tidak gonta-ganti kurikulum, dan mampu bersaing di dunia internasional.
Sedangkan dalam hal pangan, saatnya kita mengembangkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan aneka ragam potensi nabati dan hayati dengan sentuhan modernisasi agar memiliki daya ekspor, bukan impor terus-menerus. "Kita manfaatkan potensi sumber daya alam dan kekayaan pangan dalam negeri yang terhampar luas di pedesaan, di seluruh Tanah Air," ucap anggota Komisi VI FPKB DPR RI ini.
Dalam hal sumber daya energi, ujar Marwan, perlu dilakukan penguatan, baik aspek energi alam, energi terbarukan maupun infrastruktur bidang energi untuk dikelola dengan baik, sehingga negara kita tidak terlalu bergantung pada sumber energi dari pihak lain.
"Banyak ahli bidang energi dalam negeri yang bisa terus kita optimalkan, tidak terbatas pada alih teknologi namun juga kreativitas, temuan dan inovasi," kata Marwan, yang pernah menjabat sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia.
Dari segi ketenagakerjaan, menurutnya “era normal baru” juga mementum untuk menata ulang akibat banyaknya tenaga kerja mupun buruh yang terkena PHK lalu ditambah menyiapkan langkah menghadapi bonus demografi.
"Saatnya mengurangi hutang, syukur-syukur kita menghentikan hutang. Saatnya juga mengencangkan ikat pinggang dan memaksimalkan sumber daya kita sendiri," paparnya.
(akr)