Sulsel Optimistis Ekspor Meningkat Tiga Kali Lipat di Tahun 2022
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Plt Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman optimistis bisa mewujudkan ekspor pertanian tiga kali lipat di 2022 nanti. Menyusul naiknya pertumbuhan ekspor tahun 2021 lalu.
Sebagai penutup akhir tahun misalnya, Sulsel mengekspor komoditas pertanian senilai Rp32,303 miliar. Ekspor ini dilakukan serentak di 34 provinsi di seluruh Indonesia melalui Gebyar Ekspor yang dilaksanakan Kementerian Pertanian, Jumat (31/12/2021) lalu.
“Sampai Oktober 2021 kenaikan ekspor kami sudah 14 persen. Sudah mencapai Rp16,19 triliun dari pada 2020. Ini tentu tidak lepas dari Bapak Menteri yang selalu menggerakkan seluruh kepala balai dan seluruh stakeholder di Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Komoditas pertanian yang diekspor tersebut terdiri dari kacang mede, kopi instan, cengkeh, kopi biji, minyak kulit mete, dan ampas sawit.
“Inilah suatu kebanggaan bagi kami karena Sulawesi Selatan termasuk peringkat dua untuk ekspor pertanian . Sedikit lagi sudah kejar-kejaran dengan pertambangan,” kata Sudirman.
Sudirman menambahkan, saat ini neraca perdagangan di Sulawesi Selatan juga sudah mencapai 7,9 persen. Hal itu turut diiringi pertumbuhan ekonomi yang sempat terkontraksi 0,70 persen dan naik menjadi 4,8 persen.
“Harapan kami tentu ekspor-ekspor ini dapat meningkatkan neraca perdagangan kami dan dapat meningkatkan pertmubuhan ekonomi yang positif,” ucapnya.
“Dengan tagline tiga kali lebih ekspor lebih kuat maka itu akan memacu, dan inilah kunci sebenarnya dalam percepatan pemulihan ekonomi,” imbuh Sudirman.
Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) DPD Sulselbar, Arief R Pabettingi pun mengapresiasi upaya pemerintah dalam memasifkan ekspor pertanian. Melalui gebyar ekspor yang dilakukan serentak ini, ia berharap bisa menjadi pemicu tahun berikutnya.
“Kami sebagai pelaku usaha sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Kementan dengan membombastis volume pengiriman yang sangat luar biasa,” ucapnya.
Dia juga mengungkapkan, baru kali ini melakukan ekspor langsung kapal curah ke luar negeri. Arief menyebut ada dua kapal yang kini tidak lagi transit di Surabaya, tetapi langsung ke lokasi tujuan di Pilipina.
“Yang terbanyak itu kulit kepala, rumput laut, dan biji mente. Ini produk andalan pertanian di sulawesi selatan,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, ekspor pertanian Indonesia kian dimasifkan. Kementerian Pertanian (Kementan) membuktikannya melalui ekspor pertanian senilai Rp14,4 triliun ke 124 negara, Jumat (31/12/2021).
Kementan menutup tahun 2021 dengan menggelar Gebyar Ekspor Pertanian dari 34 provinsi. Secara keseluruhan produk pertanian yang diekspor mencapai 1,3 juta ton.
Kegiatan yang mengangkat tema "Ekspor Tangguh, Indonesia Tumbuh" ini dihadiri langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman untuk melepas ekspor sekaligus patroli laut gabung di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar.
"Menutup akhir tahun 2021 ini kita melakukan giat ekspor serentak dari 34 provinsi pintu ekspor secara live sebanyak 1,3 juta ton senilai Rp 14,4 triliun ke 124 negara tujuan ekspor. Ini membuktikan tidak ada daerah yang tidak melakukan ekspor. Tahun depan wujudkan kita ekspor 3 kali lipat dari ini," kata SYL.
Dia menegaskan sektor pertanian dalam dua tahun terakhir ini yakni pada masa pandemi Covid-19 menjadi penyangga utama pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, berdasarkan data BPS, hanya PDB di sektor pertanian yang pertumbuhanya tumbuh positif pada triwulan II 2020 yakni 16,4 persen. Sektor lainnya mengalami kontraksi.
"Kemudian nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2021 sebesar Rp451,77 triliun naik 15,79 persen dibanding 2019 yang hanya Rp390,19 triliun," ungkapnya.
"Kinerja sektor pertanian pun ditunjukan tidak ada impor beras dalam 2 tahun terakhir ini. Dan kita tahun ini punya surplus beras 9 juta ton. Oleh karena itu, untuk memperkuat sektor pertanian ke depannya kami butuh pengawalan dari kepolisian," imbuh SYL.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan apresiasi atas capaian prestasi Kementan di bawah kepemimpinan Mentan SYL yang mampu menjadi sektor pertanian sebagai penyelamat pertumbuhan ekonomi nasional di masa sulit yakni pandemi covid 19 hingga saat ini.
Terbukti, kata dia, menutup tahun 2021 dapat melakukan gebyar ekspor dengan nilai ekspor Rp14,4 triliun sehingga ini menjadi kinerja yang benar-benar terlihat dan tidak mudah untuk diwujudkan kalau tidak dengan kerja keras.
"Apalagi ini dicapai di masa pandemi covid 19, dunia mengalami kesulitan dan prrtumbuhan ekonomu di semua sektor mengalami kontraksi. Namun Kementerian Pertanian justru melakukan memberikan pertumbuhan yang luar biasa dibuktikan dengan surplus nilai ekspornya," ujarnya.
Sigit pun menegaskan Mentan SYL tak hanya berhasil meningkatkan nilai ekspor, namun juga mampu membuat surplus produksi beras sehingga terdapat stok beras hingga saat ini sebesar 9 juta ton. Menurutnya, ini tentunya prestasi yang luar biasa sebab dibuktikan oleh kepolisian di lapangan dengan melakukan pengecekan stok pangan setiap 3 bulan.
"Kami dari kepolisian siap bersinergi melakukan pengawalan untuk memperkuat stok pangan nasional. Dan tadi Pak Menteri sampaikan di tahun 2022 merencakaan ekspor beras, jika ini terjadi tentunya memecahkan rekor. Adanya stok beras 9 juta tentu membuat negara ini tenang dan tidak perlu impor," tegasnya.
Sebagai penutup akhir tahun misalnya, Sulsel mengekspor komoditas pertanian senilai Rp32,303 miliar. Ekspor ini dilakukan serentak di 34 provinsi di seluruh Indonesia melalui Gebyar Ekspor yang dilaksanakan Kementerian Pertanian, Jumat (31/12/2021) lalu.
“Sampai Oktober 2021 kenaikan ekspor kami sudah 14 persen. Sudah mencapai Rp16,19 triliun dari pada 2020. Ini tentu tidak lepas dari Bapak Menteri yang selalu menggerakkan seluruh kepala balai dan seluruh stakeholder di Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Komoditas pertanian yang diekspor tersebut terdiri dari kacang mede, kopi instan, cengkeh, kopi biji, minyak kulit mete, dan ampas sawit.
“Inilah suatu kebanggaan bagi kami karena Sulawesi Selatan termasuk peringkat dua untuk ekspor pertanian . Sedikit lagi sudah kejar-kejaran dengan pertambangan,” kata Sudirman.
Sudirman menambahkan, saat ini neraca perdagangan di Sulawesi Selatan juga sudah mencapai 7,9 persen. Hal itu turut diiringi pertumbuhan ekonomi yang sempat terkontraksi 0,70 persen dan naik menjadi 4,8 persen.
“Harapan kami tentu ekspor-ekspor ini dapat meningkatkan neraca perdagangan kami dan dapat meningkatkan pertmubuhan ekonomi yang positif,” ucapnya.
“Dengan tagline tiga kali lebih ekspor lebih kuat maka itu akan memacu, dan inilah kunci sebenarnya dalam percepatan pemulihan ekonomi,” imbuh Sudirman.
Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) DPD Sulselbar, Arief R Pabettingi pun mengapresiasi upaya pemerintah dalam memasifkan ekspor pertanian. Melalui gebyar ekspor yang dilakukan serentak ini, ia berharap bisa menjadi pemicu tahun berikutnya.
“Kami sebagai pelaku usaha sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Kementan dengan membombastis volume pengiriman yang sangat luar biasa,” ucapnya.
Dia juga mengungkapkan, baru kali ini melakukan ekspor langsung kapal curah ke luar negeri. Arief menyebut ada dua kapal yang kini tidak lagi transit di Surabaya, tetapi langsung ke lokasi tujuan di Pilipina.
“Yang terbanyak itu kulit kepala, rumput laut, dan biji mente. Ini produk andalan pertanian di sulawesi selatan,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, ekspor pertanian Indonesia kian dimasifkan. Kementerian Pertanian (Kementan) membuktikannya melalui ekspor pertanian senilai Rp14,4 triliun ke 124 negara, Jumat (31/12/2021).
Kementan menutup tahun 2021 dengan menggelar Gebyar Ekspor Pertanian dari 34 provinsi. Secara keseluruhan produk pertanian yang diekspor mencapai 1,3 juta ton.
Kegiatan yang mengangkat tema "Ekspor Tangguh, Indonesia Tumbuh" ini dihadiri langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman untuk melepas ekspor sekaligus patroli laut gabung di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar.
"Menutup akhir tahun 2021 ini kita melakukan giat ekspor serentak dari 34 provinsi pintu ekspor secara live sebanyak 1,3 juta ton senilai Rp 14,4 triliun ke 124 negara tujuan ekspor. Ini membuktikan tidak ada daerah yang tidak melakukan ekspor. Tahun depan wujudkan kita ekspor 3 kali lipat dari ini," kata SYL.
Dia menegaskan sektor pertanian dalam dua tahun terakhir ini yakni pada masa pandemi Covid-19 menjadi penyangga utama pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, berdasarkan data BPS, hanya PDB di sektor pertanian yang pertumbuhanya tumbuh positif pada triwulan II 2020 yakni 16,4 persen. Sektor lainnya mengalami kontraksi.
"Kemudian nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2021 sebesar Rp451,77 triliun naik 15,79 persen dibanding 2019 yang hanya Rp390,19 triliun," ungkapnya.
"Kinerja sektor pertanian pun ditunjukan tidak ada impor beras dalam 2 tahun terakhir ini. Dan kita tahun ini punya surplus beras 9 juta ton. Oleh karena itu, untuk memperkuat sektor pertanian ke depannya kami butuh pengawalan dari kepolisian," imbuh SYL.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan apresiasi atas capaian prestasi Kementan di bawah kepemimpinan Mentan SYL yang mampu menjadi sektor pertanian sebagai penyelamat pertumbuhan ekonomi nasional di masa sulit yakni pandemi covid 19 hingga saat ini.
Terbukti, kata dia, menutup tahun 2021 dapat melakukan gebyar ekspor dengan nilai ekspor Rp14,4 triliun sehingga ini menjadi kinerja yang benar-benar terlihat dan tidak mudah untuk diwujudkan kalau tidak dengan kerja keras.
"Apalagi ini dicapai di masa pandemi covid 19, dunia mengalami kesulitan dan prrtumbuhan ekonomu di semua sektor mengalami kontraksi. Namun Kementerian Pertanian justru melakukan memberikan pertumbuhan yang luar biasa dibuktikan dengan surplus nilai ekspornya," ujarnya.
Sigit pun menegaskan Mentan SYL tak hanya berhasil meningkatkan nilai ekspor, namun juga mampu membuat surplus produksi beras sehingga terdapat stok beras hingga saat ini sebesar 9 juta ton. Menurutnya, ini tentunya prestasi yang luar biasa sebab dibuktikan oleh kepolisian di lapangan dengan melakukan pengecekan stok pangan setiap 3 bulan.
"Kami dari kepolisian siap bersinergi melakukan pengawalan untuk memperkuat stok pangan nasional. Dan tadi Pak Menteri sampaikan di tahun 2022 merencakaan ekspor beras, jika ini terjadi tentunya memecahkan rekor. Adanya stok beras 9 juta tentu membuat negara ini tenang dan tidak perlu impor," tegasnya.
(agn)