Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso: Atur Ulang Tata Niaga Pangan
loading...
A
A
A
Bagaimana caranya agar petani bersedia menanam varietas padi tersebut?
Bulog harus beli beras itu dengan harga yang mahal. Kami akan jadikan beras berkualitas premium. Kami sudah memiliki pasar khusus yang mau membeli beras tersebut dengan harga tinggi.
Makanya kami harus kerja sama dengan petani yang menanam padi jenis itu. Karena petani harus menanam itu secara organik sehingga harganya mahal. Harapannya, nantinya akan kita ekspor ke Eropa karena telah memenuhi standar beras organik Eropa.
(Baca juga:Buwas Pastikan Bulog Bakal Utang Lagi Tahun Depan, Buat Apa?)
Bagaimana dengan beras berbahan baku porang?
Bulog akan galakkan beras sirataki yang bahan bakunya dari porang yang merupakan tanaman asli Indonesia. Itu bisa kita ekspor juga. Itu harganya tinggi. Kita juga bisa buat beras berbahan baku jagung maupun singkong. Kita bisa merekayasa itu. Demikian juga beras dari sagu.
Bahkan kita sedang kembangkan beras dari beras. Jadi nanti kalau ada beras yang turun mutu itu kita ubah menjadi tepung dan tepungnya kita olah kembali menjadi beras dan itu lebih sehat.
Seperti apa progres pembangunan penggilingan padi modern (modern rice milling plant/MRMP)?
Iya, kami tengah membangun 13 fasilitas MRMP di sejumlah wilayah agar bisa memproduksi beras secara mandiri. Beras yang diproduksi diprioritaskan untuk kualitas premium, namun akan dijual dengan harga setara beras medium.
Masing-masing unit MRMP terdiri dari pengering (dryer), penggilingan (milling), dan gudang Silo. Pada setiap MRMP, dryer memiliki kapasitas 120 ton per hari, milling 6 ton per hari, dan Silo berkapasitas 2.000 ton. Di setiap lokasi terdapat tiga unit Silo sehingga total kapasitas penyimpanan Silo sebanyak 6.000 ton
Ke-13 MRMP itu dibangun di Bojonegoro, Magetan, Jember, Banyuwangi, Sumbawa, Sragen, Kendal, Subang, Bandar Lampung, Karawang, Cirebon, Luwu Utara, dan Grobogan.
Tujuan pembangunan MRMP itu bagaimana negara hadir di tengah-tengah masyarakat petani beras. Kita bangun secara bertahap dan sekarang dalam proses. Harapan kita ke depan petani petani tidak lagi dikuasai oleh kartel-kartel atau sistem ijon yang menyebabkan petani dirugikan.
Apakah pembangunan MRMP ini juga dalam rangka merealisasikan rencana Bulog memasok beras ke ASN, TNI dan Polri?
Kalau 13 MRMP ini sudah rampung, kita akan memproduksi sendiri beras premium. Tentunya kalau cost-nya rendah, kenapa harus jual mahal. Ini kan peran negara. Bahkan saya ingin meraih kembali trust/kepercayaan Bulog sebagai supllier untuk TNI dan Polri.
Bulog harus beli beras itu dengan harga yang mahal. Kami akan jadikan beras berkualitas premium. Kami sudah memiliki pasar khusus yang mau membeli beras tersebut dengan harga tinggi.
Makanya kami harus kerja sama dengan petani yang menanam padi jenis itu. Karena petani harus menanam itu secara organik sehingga harganya mahal. Harapannya, nantinya akan kita ekspor ke Eropa karena telah memenuhi standar beras organik Eropa.
(Baca juga:Buwas Pastikan Bulog Bakal Utang Lagi Tahun Depan, Buat Apa?)
Bagaimana dengan beras berbahan baku porang?
Bulog akan galakkan beras sirataki yang bahan bakunya dari porang yang merupakan tanaman asli Indonesia. Itu bisa kita ekspor juga. Itu harganya tinggi. Kita juga bisa buat beras berbahan baku jagung maupun singkong. Kita bisa merekayasa itu. Demikian juga beras dari sagu.
Bahkan kita sedang kembangkan beras dari beras. Jadi nanti kalau ada beras yang turun mutu itu kita ubah menjadi tepung dan tepungnya kita olah kembali menjadi beras dan itu lebih sehat.
Seperti apa progres pembangunan penggilingan padi modern (modern rice milling plant/MRMP)?
Iya, kami tengah membangun 13 fasilitas MRMP di sejumlah wilayah agar bisa memproduksi beras secara mandiri. Beras yang diproduksi diprioritaskan untuk kualitas premium, namun akan dijual dengan harga setara beras medium.
Masing-masing unit MRMP terdiri dari pengering (dryer), penggilingan (milling), dan gudang Silo. Pada setiap MRMP, dryer memiliki kapasitas 120 ton per hari, milling 6 ton per hari, dan Silo berkapasitas 2.000 ton. Di setiap lokasi terdapat tiga unit Silo sehingga total kapasitas penyimpanan Silo sebanyak 6.000 ton
Ke-13 MRMP itu dibangun di Bojonegoro, Magetan, Jember, Banyuwangi, Sumbawa, Sragen, Kendal, Subang, Bandar Lampung, Karawang, Cirebon, Luwu Utara, dan Grobogan.
Tujuan pembangunan MRMP itu bagaimana negara hadir di tengah-tengah masyarakat petani beras. Kita bangun secara bertahap dan sekarang dalam proses. Harapan kita ke depan petani petani tidak lagi dikuasai oleh kartel-kartel atau sistem ijon yang menyebabkan petani dirugikan.
Apakah pembangunan MRMP ini juga dalam rangka merealisasikan rencana Bulog memasok beras ke ASN, TNI dan Polri?
Kalau 13 MRMP ini sudah rampung, kita akan memproduksi sendiri beras premium. Tentunya kalau cost-nya rendah, kenapa harus jual mahal. Ini kan peran negara. Bahkan saya ingin meraih kembali trust/kepercayaan Bulog sebagai supllier untuk TNI dan Polri.