4 Sosok Calon Pimpinan Nusantara: Nomor 1 Dekat dengan Jokowi, Nomor 4 Eks Jurnalis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada empat nama yang diisukan menjadi calon pimpinan atau kepala otorita ibu kota negara ( IKN ) baru di Kalimantan Timur. Keempat nama itu adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Lalu, Mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana, eks Menristek Bambang Brodjonegoro, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas.
Nama-nama tersebut sempat disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Hanya saja, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku nama-nama calon kepala otorita IKN belum secara resmi diumumkan Presiden.
Suharso mengakui hingga saat ini dirinya belum mengetahui siapa saja calon pemimpin Nusantara itu, nama baru ibu kota negara. Hanya Presiden yang tahu persis sosok pemimpin di Nusantara.
"Mengenai siapa yang akan ditunjuk, bisa ditanyakan Presiden, ada di kantongnya beliau. Saya tidak tahu, tetapi tentu pasti pilihannya tepat untuk itu," ujar Suharso dalam konferensi pers di DPR, Selasa (18/1/2022).
MNC Portal Indonesia kemudian merangkum profil singkat keempat nama yang diisukan masuk dalam bursa calon kepala otorita IKN baru.
1. Ahok
Lahir pada tanggal 29 Juni 1966. Berdomisili di Jakarta, Indonesia. Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat ini menjabat Komisaris Utama Pertamina sejak 22 November 2019 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN.
Ahok dianggap salah satu tokoh penting di Indonesia. Pasalnya, dalam karier politiknya, dia pernah menjadi pemimpin daerah dan anggota legislatif.
Sejak 2012 lalu, Ahok mengisi posisi sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi. Dia akhirnya ditetapkan sebagai Gubernur DKI saat Jokowi terpilih sebagai Presiden RI dalam pemilu 2014 silam. Ahok juga terbilang dekat dengan Presiden Jokowi, dan kedekatannya itu memberikan peluang lebih besar dibanding calon yang lain.
Sebelumnya, Ahok mencatat karier politiknya dengan menjabat sebagai anggota legislatif baik di daerah dan pusat. Dia pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode (2004), lalu Bupati Belitung Timur periode (2005), anggota DPR RI (2009).
Untuk riwayat pendidikannya, Ahok merupakan lulusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan mendapatkan gelar insinyur pada tahun 1989. Dia juga menyelesaikan pendidikan magister pada tahun 1994 dengan gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
2. Bambang Brodjonegoro
Bambang Brodjonegoro merupakan Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek). Sejak 2021 lalu, dia menjabat komisaris di empat perusahaan. Satu merupakan perusahaan BUMN dan tiga lainnya perusahaan swasta.
Tak lama setelah mengundurkan diri sebagai Menristek, Bambang Brodjonegoro diangkat menjadi Komisaris Utama Bukalapak pada akhir April 2021. Kemudian pada 28 Mei 2021, dalam RUPS tahun buku 2020 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom, Bambang didapuk sebagai komisaris utama, menggantikan Rhenald Kasali.
Bambang juga merupakan seorang akademisi. Tercatat, dia memulai kariernya sebagai staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) hingga merangkak naik menjadi Dekan Fakultas Ekonomi UI.
3. Tumiyana
Tumiyana merupakan mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA. Dia dipercaya Kementerian BUMN menjabat sebagai Dirut BUMN konstruksi sejak 2018-2020.
Dia memang banyak berkarier di perusahaan pelat merah di sektor konstruksi. Sebelum bergabung dengan WIKA, Tumiyana pernah menjabat sebagai Dirut PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP selama dua periode (2008-2016 dan 2016-2018).
Bahkan, di perusahaan yang sama dia pernah mengisi posisi sebagai direktur keuangan, sebelum pemegang saham mengangkat dirinya sebagai dirut.
4. Abdullah Azwar Anas
Nama Abdullah Azwar Anas kian moncer setelah dipilih oleh PDIP menjadi pendamping Saifullah Yusuf (Gus Ipul) untuk berlaga di Pilgub Jatim 2018. Tapi siapa sangka, pria kelahiran Banyuwangi, 6 Agustus 1973 itu dulunya seorang jurnalis.
Anas pernah bekerja sebagai reporter Radio Prosalina FM dan News Editor Radio Attahiriyah. Selain aktif dalam dunia jurnalistik, suami dari Ipuk Fiestiandani ini juga aktif di sejumlah organisasi, terutama yang berkaitan dengan Nahdhatul Ulama.
Di dunia politik, Anas sempat gagal melenggang ke Senayan sewaktu maju sebagai wakil rakyat untuk periode 1999-2004. Namun, pada pemilihan umum berikutnya ia berhasil menjadi anggota DPR untuk periode tahun 2004 hingga 2009, menggantikan anggota Fraksi PKB yang meninggal dunia.
Karier di dunia politik Anas kian cemerlang. Pria asal bumi blambangan ini banyak mewarnai dalam sejumlah proses legislasi di Senayan. Di antaranya terlibat di berbagai pansus dan alat kelengkapan DPR. Anas pernah menjadi wakil Ketua Pansus RUU Pilpres, Pansus Tata Ruang, Pansus RUU ITE, dan Panitia Anggaran. Ia juga menjadi salah satu inisiator lahirnya angket BBM, BLBI, angket Haji, dan anget Hak Rakyat untuk memilih DPT.
Pada tahun 2010, Anas berpasangan dengan Yusuf Widyatmoko dan berhasil memenangkan pertarungan. Mantan jurnalis ini pun menjadi orang nomor satu di Kabupaten Banyuwangi.
Lalu, Mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana, eks Menristek Bambang Brodjonegoro, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas.
Nama-nama tersebut sempat disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Hanya saja, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku nama-nama calon kepala otorita IKN belum secara resmi diumumkan Presiden.
Suharso mengakui hingga saat ini dirinya belum mengetahui siapa saja calon pemimpin Nusantara itu, nama baru ibu kota negara. Hanya Presiden yang tahu persis sosok pemimpin di Nusantara.
"Mengenai siapa yang akan ditunjuk, bisa ditanyakan Presiden, ada di kantongnya beliau. Saya tidak tahu, tetapi tentu pasti pilihannya tepat untuk itu," ujar Suharso dalam konferensi pers di DPR, Selasa (18/1/2022).
MNC Portal Indonesia kemudian merangkum profil singkat keempat nama yang diisukan masuk dalam bursa calon kepala otorita IKN baru.
1. Ahok
Lahir pada tanggal 29 Juni 1966. Berdomisili di Jakarta, Indonesia. Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat ini menjabat Komisaris Utama Pertamina sejak 22 November 2019 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN.
Ahok dianggap salah satu tokoh penting di Indonesia. Pasalnya, dalam karier politiknya, dia pernah menjadi pemimpin daerah dan anggota legislatif.
Sejak 2012 lalu, Ahok mengisi posisi sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi. Dia akhirnya ditetapkan sebagai Gubernur DKI saat Jokowi terpilih sebagai Presiden RI dalam pemilu 2014 silam. Ahok juga terbilang dekat dengan Presiden Jokowi, dan kedekatannya itu memberikan peluang lebih besar dibanding calon yang lain.
Sebelumnya, Ahok mencatat karier politiknya dengan menjabat sebagai anggota legislatif baik di daerah dan pusat. Dia pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode (2004), lalu Bupati Belitung Timur periode (2005), anggota DPR RI (2009).
Untuk riwayat pendidikannya, Ahok merupakan lulusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan mendapatkan gelar insinyur pada tahun 1989. Dia juga menyelesaikan pendidikan magister pada tahun 1994 dengan gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
2. Bambang Brodjonegoro
Bambang Brodjonegoro merupakan Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek). Sejak 2021 lalu, dia menjabat komisaris di empat perusahaan. Satu merupakan perusahaan BUMN dan tiga lainnya perusahaan swasta.
Tak lama setelah mengundurkan diri sebagai Menristek, Bambang Brodjonegoro diangkat menjadi Komisaris Utama Bukalapak pada akhir April 2021. Kemudian pada 28 Mei 2021, dalam RUPS tahun buku 2020 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom, Bambang didapuk sebagai komisaris utama, menggantikan Rhenald Kasali.
Bambang juga merupakan seorang akademisi. Tercatat, dia memulai kariernya sebagai staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) hingga merangkak naik menjadi Dekan Fakultas Ekonomi UI.
3. Tumiyana
Tumiyana merupakan mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA. Dia dipercaya Kementerian BUMN menjabat sebagai Dirut BUMN konstruksi sejak 2018-2020.
Dia memang banyak berkarier di perusahaan pelat merah di sektor konstruksi. Sebelum bergabung dengan WIKA, Tumiyana pernah menjabat sebagai Dirut PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP selama dua periode (2008-2016 dan 2016-2018).
Bahkan, di perusahaan yang sama dia pernah mengisi posisi sebagai direktur keuangan, sebelum pemegang saham mengangkat dirinya sebagai dirut.
4. Abdullah Azwar Anas
Nama Abdullah Azwar Anas kian moncer setelah dipilih oleh PDIP menjadi pendamping Saifullah Yusuf (Gus Ipul) untuk berlaga di Pilgub Jatim 2018. Tapi siapa sangka, pria kelahiran Banyuwangi, 6 Agustus 1973 itu dulunya seorang jurnalis.
Anas pernah bekerja sebagai reporter Radio Prosalina FM dan News Editor Radio Attahiriyah. Selain aktif dalam dunia jurnalistik, suami dari Ipuk Fiestiandani ini juga aktif di sejumlah organisasi, terutama yang berkaitan dengan Nahdhatul Ulama.
Di dunia politik, Anas sempat gagal melenggang ke Senayan sewaktu maju sebagai wakil rakyat untuk periode 1999-2004. Namun, pada pemilihan umum berikutnya ia berhasil menjadi anggota DPR untuk periode tahun 2004 hingga 2009, menggantikan anggota Fraksi PKB yang meninggal dunia.
Karier di dunia politik Anas kian cemerlang. Pria asal bumi blambangan ini banyak mewarnai dalam sejumlah proses legislasi di Senayan. Di antaranya terlibat di berbagai pansus dan alat kelengkapan DPR. Anas pernah menjadi wakil Ketua Pansus RUU Pilpres, Pansus Tata Ruang, Pansus RUU ITE, dan Panitia Anggaran. Ia juga menjadi salah satu inisiator lahirnya angket BBM, BLBI, angket Haji, dan anget Hak Rakyat untuk memilih DPT.
Pada tahun 2010, Anas berpasangan dengan Yusuf Widyatmoko dan berhasil memenangkan pertarungan. Mantan jurnalis ini pun menjadi orang nomor satu di Kabupaten Banyuwangi.
(uka)