Pantas Harga Minyak Goreng Memanas, Banderol CPO Naik 100%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak goreng terus naik signifikan. Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga minyak goreng di pasaran sudah mencapai Rp20.950 per kg.
Fenomena ini terjadi karena harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang juga melambung. Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, harga CPO sudah naik hampir 100% sejak Mei 2020 lalu.
"Harga sawit tak terbendung dan naik tajam sejak Mei 2020 hingga Januari 2022. Dari Rp7.000-an per kg sampai Rp14.000an per kg, jadi (kenaikannya) hampir 100% pada akhir 2021 dan awal 2022," jelas Sahat dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (19/1/2022).
Lanjutnya, produksi minyak goreng di Indonesia memang masih bergantung pada harga CPO dunia. Dalam operasional industri minyak goreng, harga CPO berkisar 65-70% dari beban pabrik minyak goreng, sehingga tak heran begitu harga CPO naik, maka harga minyak goreng juga ikut melambung.
"Sisanya itu, ya, biaya transport, produksi, kemasan dan lainnya," ujar Sahat.
Sejak akhir 2021, negara-negara penghasil sawit seperti Amerika Utara dan Selatan mengalami kesulitan produksi karena hambatan cuaca. Lalu, Malaysia mengalami kekurangan tenaga kerja di industri ini sehingga membuat harga CPO dunia semakin tak terkendali.
"Jadi demand ini masih ada dan tumbuh sedikit, tapi dari sisi supply terhambat. Makanya harga minyak goreng kita meroket," ujarnya.
Fenomena ini terjadi karena harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang juga melambung. Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, harga CPO sudah naik hampir 100% sejak Mei 2020 lalu.
"Harga sawit tak terbendung dan naik tajam sejak Mei 2020 hingga Januari 2022. Dari Rp7.000-an per kg sampai Rp14.000an per kg, jadi (kenaikannya) hampir 100% pada akhir 2021 dan awal 2022," jelas Sahat dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (19/1/2022).
Lanjutnya, produksi minyak goreng di Indonesia memang masih bergantung pada harga CPO dunia. Dalam operasional industri minyak goreng, harga CPO berkisar 65-70% dari beban pabrik minyak goreng, sehingga tak heran begitu harga CPO naik, maka harga minyak goreng juga ikut melambung.
"Sisanya itu, ya, biaya transport, produksi, kemasan dan lainnya," ujar Sahat.
Sejak akhir 2021, negara-negara penghasil sawit seperti Amerika Utara dan Selatan mengalami kesulitan produksi karena hambatan cuaca. Lalu, Malaysia mengalami kekurangan tenaga kerja di industri ini sehingga membuat harga CPO dunia semakin tak terkendali.
"Jadi demand ini masih ada dan tumbuh sedikit, tapi dari sisi supply terhambat. Makanya harga minyak goreng kita meroket," ujarnya.
(uka)