Konsumen dan Produsen Vape Diajak Bijak Soal Penjualan dan Pemakaian Produk Rokok Elektrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pengguna Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) di tahun 2020 yang lalu mencapai 2,2 juta orang. Beberapa alasan dari pengguna rokok elektrik yang muncul adalah karena ingin mengurangi konsumsi rokok, alasan kesehatan atau bahkan beralih sepenuhnya ke rokok elektrik.
Hal ini menggugah Hokkop sebagai ketua KONVO (Konsumen Vape Berorganisasi) untuk mengajak para vapers semakin sadar dan bertanggung jawab dalam mengonsumsi rokok elektrik.
“Karena banyak peminatnya, saya takut akan semakin banyak oknum yang memanfaatkan momen ini untuk meraup keuntungan tanpa bertanggung jawab. Sudah banyak kok kasus tentang cairan ilegal yang dijual di Indonesia atau penyalahgunaan alat vape oleh para konsumen yang kurang teredukasi,” ungkap Hokkop.
Para konsumen rokok elektrik yang bijaksana pasti akan lebih teliti terhadap apa saja yang ia konsumsi. Dari mulai pilihan alat vape sampai dengan cairan yang akan digunakan pasti telah melalui proses kurasi pribadi.
Ada yang lebih suka dengan sistem terbuka, banyak juga peminat sistem tertutup, hal ini tentu tergantung selera. Namun ada baiknya mengenal lebih dalam kedua sistem tersebut untuk mendukung keputusan pembeliannya.
Begitu pula dengan cairan vape , beragam tipe dan rasa ada di pasaran. Demi keamanan, konsumen juga perlu mengetahui apa yang terkandung di dalamnya dan siapa produsennya untuk terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.
Bukan hanya konsumennya saja yang harus berhati-hati dalam menggunakan rokok elektrik, tetapi para produsen pun memiliki andil yang besar dan bertanggung jawab atas produk yang dijual ke masyarakat.
Contohnya dengan cara memberikan informasi yang konsumen butuhkan terkait produk yang dijual, tidak menjual rokok elektrik ke anak di bawah umur atau memudahkan anak di bawah umur tertarik hingga membeli produknya.
“Dengan mudahnya akses ke media sosial saat ini, informasi dan edukasi dari para produsen vape kepada konsumennya menjadi hal yang cukup krusial sebagai bentuk tanggung jawab ya, meskipun jangan jadi melupakan aksi nyatanya di lapangan,” tambah Hokkop.
Hal ini menggugah Hokkop sebagai ketua KONVO (Konsumen Vape Berorganisasi) untuk mengajak para vapers semakin sadar dan bertanggung jawab dalam mengonsumsi rokok elektrik.
“Karena banyak peminatnya, saya takut akan semakin banyak oknum yang memanfaatkan momen ini untuk meraup keuntungan tanpa bertanggung jawab. Sudah banyak kok kasus tentang cairan ilegal yang dijual di Indonesia atau penyalahgunaan alat vape oleh para konsumen yang kurang teredukasi,” ungkap Hokkop.
Para konsumen rokok elektrik yang bijaksana pasti akan lebih teliti terhadap apa saja yang ia konsumsi. Dari mulai pilihan alat vape sampai dengan cairan yang akan digunakan pasti telah melalui proses kurasi pribadi.
Ada yang lebih suka dengan sistem terbuka, banyak juga peminat sistem tertutup, hal ini tentu tergantung selera. Namun ada baiknya mengenal lebih dalam kedua sistem tersebut untuk mendukung keputusan pembeliannya.
Begitu pula dengan cairan vape , beragam tipe dan rasa ada di pasaran. Demi keamanan, konsumen juga perlu mengetahui apa yang terkandung di dalamnya dan siapa produsennya untuk terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.
Bukan hanya konsumennya saja yang harus berhati-hati dalam menggunakan rokok elektrik, tetapi para produsen pun memiliki andil yang besar dan bertanggung jawab atas produk yang dijual ke masyarakat.
Contohnya dengan cara memberikan informasi yang konsumen butuhkan terkait produk yang dijual, tidak menjual rokok elektrik ke anak di bawah umur atau memudahkan anak di bawah umur tertarik hingga membeli produknya.
“Dengan mudahnya akses ke media sosial saat ini, informasi dan edukasi dari para produsen vape kepada konsumennya menjadi hal yang cukup krusial sebagai bentuk tanggung jawab ya, meskipun jangan jadi melupakan aksi nyatanya di lapangan,” tambah Hokkop.