Larangan Ekspor Nikel Mentah Membuahkan Hasil, Jokowi: Selanjutnya Bauksit hingga Timah

Sabtu, 29 Januari 2022 - 13:34 WIB
loading...
Larangan Ekspor Nikel...
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa hilirisasi harus dilakukan di semua sektor, dimana ia mencontohkan keberhasilan hilirisasi sektor nikel. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengatakan bahwa hilirisasi harus dilakukan di semua sektor. Seperti diketahui saat ini pemerintah sangat fokus melakukan hilirisasi di sektor pertambangan.

“Hilirisasi ini juga harus kita lakukan di semua sektor,” katanya saat membuka Rapat Kerja Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Sabtu (29/1/2022).



Dia mengatakan, salah satu sektor yang harus diperkuat adalah pertanian. Dimana menurutnya petani memang harus kuat di on farm. Dalam hal ini inovasi di sektor pertanian dan peternakan harus kuat.

“Tetapi jangan berhenti disitu. Pupuk, bibit dan lain-lain, kelompok petani dan peternak, koperasi petani dan peternak juga harus masuk juga ke off farm, masuk ke hilir. Sekali lagi agar nilai tambah itu dinikmati petani karena keuntungan yang terbesar itu ada di off farmnya. Dan tentu saja bisa menciptakan lapangan pekerjaan, kerja baru yang semakin banyak,” ungkapnya.

Jokowi mencontohkan hilirisasi nikel sejak tahun 2015 sudah memberi dampak yang signifikan dari sisi ekspor maupun neraca perdagangan. Dia mengatakan ekspor besi baja di tahun 2021 mencapai USD 20,9 miliar atau Rp. 300 triliun.

“Meningkat dari sebelumnya hanya USD 1,1 miliar di tahun 2014. Dari Rp. 15 triliun kemudian meloncat kepada Rp.300 triliun. Itu karena peningkatan nilai tambah di dalam negeri,” tuturnya.

Dia juga kembali menyampaikan bahwa setelah nikel akan menghentikan ekspor bahan mentah bauksit, tembaga, timah dan emas. Baca Juga:Wujudkan Kemandirian Energi Indonesia, Pertamina Siap Memulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME

“Tidak ada lagi yang namanya ekspor bahan mentah. Tahun 2022, ini saya kira kita bisa mencapai ekspor khusus untuk nikel mencapai USD 28 sampai 30 miliar. Berarti sudah kira-kira Rp.420 triliun. Itu perkiraan,” ujarnya.

“Dan sekali lagi setelah nikel kita akan mendorong investasi di sektor bauksit, di sektor tembaga, di sektor timah, di sektor emas, dan lain-lainnya yang biasanya kita mengekspor dalam bentuk raw material atau bahan mentah,” pungkasnya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1944 seconds (0.1#10.140)