Pusing Digoyang Harga Minyak Goreng, Mendag Lutfi Curhat: Tobatlah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melambungnya harga minyak goreng sejak akhir tahun lalu yang kini berujung kelangkaan memicu polemik. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi pun mengaku pusing mengatasi persoalan bahan pangan yang terjadi belakangan ini.
Sebagai contoh, harga cabai rawit merah di akhir tahun lalu sempat meroket hingga tembus di atas Rp100.000 per kg. Nyaris bersamaan, harga minyak goreng juga merangkak naik sejak Oktober 2021 hingga menyentuh Rp20.000 per liter jelang tutup tahun.
Memasuki 2022, langkah pemerintah menggulirkan minyak goreng satu harga yang dibanderol Rp14.000 per liter ternyata juga tidak menyelesaikan masalah, justru menimbulkan masalah baru yakni kelangkaan yang dipicu keterbatasan pasokan minyak goreng bersubsidi itu.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI hari ini, Mendag pun meminta dukungan wakil rakyat untuk sama-sama mencari solusi.
"Jadi tidak ada ini masalah pencitraan, dan saya tidak ingin menjadi apa-apa, saya jadi menteri merdagangan saja sudah pusing, ini maksudnya tobat lah, pokoknya kita harus bereskan masalah ini sama-sama," ujarnya, Senin (31/1/2022).
Menurut Mendag, masalah stabilitas harga di pasar melibatkan banyak kelompok dan stakeholder yang ingin diperhatikan dan pemerintah pun berusaha adil. Namun, adakalanya sebuah kebijakan tidak bisa menyenangkan semua pihak.
"Saya ini pemerintah, tangannya ada dua, belain yang mana? belain yang rakyat atau belain konsumer, atau belain petani? Saya musti menyeimbangkan hal-hal tersebut," tutur mantan kepala BKPM.
Mendag menegaskan, untuk masalah minyak sawit pihaknya tidak akan bisa diatur oleh para pengusaha. Pihaknya juga siap menerapkan asas keterbukaan dalam penyampaian informasi.
Sebagai contoh, harga cabai rawit merah di akhir tahun lalu sempat meroket hingga tembus di atas Rp100.000 per kg. Nyaris bersamaan, harga minyak goreng juga merangkak naik sejak Oktober 2021 hingga menyentuh Rp20.000 per liter jelang tutup tahun.
Memasuki 2022, langkah pemerintah menggulirkan minyak goreng satu harga yang dibanderol Rp14.000 per liter ternyata juga tidak menyelesaikan masalah, justru menimbulkan masalah baru yakni kelangkaan yang dipicu keterbatasan pasokan minyak goreng bersubsidi itu.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI hari ini, Mendag pun meminta dukungan wakil rakyat untuk sama-sama mencari solusi.
"Jadi tidak ada ini masalah pencitraan, dan saya tidak ingin menjadi apa-apa, saya jadi menteri merdagangan saja sudah pusing, ini maksudnya tobat lah, pokoknya kita harus bereskan masalah ini sama-sama," ujarnya, Senin (31/1/2022).
Menurut Mendag, masalah stabilitas harga di pasar melibatkan banyak kelompok dan stakeholder yang ingin diperhatikan dan pemerintah pun berusaha adil. Namun, adakalanya sebuah kebijakan tidak bisa menyenangkan semua pihak.
"Saya ini pemerintah, tangannya ada dua, belain yang mana? belain yang rakyat atau belain konsumer, atau belain petani? Saya musti menyeimbangkan hal-hal tersebut," tutur mantan kepala BKPM.
Mendag menegaskan, untuk masalah minyak sawit pihaknya tidak akan bisa diatur oleh para pengusaha. Pihaknya juga siap menerapkan asas keterbukaan dalam penyampaian informasi.