Pembukaan Travel Bubble RI dengan 4 Negara Tunggu Corona Reda

Sabtu, 13 Juni 2020 - 09:17 WIB
loading...
Pembukaan Travel Bubble...
Indonesia terus mematangkan rencana penerapan travel bubble dengan empat negara. Foto/Dok Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - Indonesia terus mematangkan rencana penerapan travel bubble dengan empat negara. Langkah ini diharapkan dapat menggairahkan kembali perekonomian lintas negara, termasuk juga mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman).

Pandemi global virus corona (Covid-19) yang meluluhlantakkan perekonomian dunia sudah berlangsung hampir satu semester. Untuk menjaga perekonomian tetap menyala, sejumlah negara terutama yang sudah berhasil menekan dan mengendalikan angka kasus positif Covid-19, telah mulai membuka kembali perbatasan melalui konsep travel bubble dengan negara-negara tertentu.

Dengan travel bubble, orang-orang dari negara-negara yang bersepakat bisa bepergian dengan leluasa, sepanjang tidak keluar dari batasan yang ada. Hal ini tentunya akan menggeliatkan lagi aktivitas ekonomi lintas negara seperti perdagangan dan perjalanan wisata.

Australia dan Selandia Baru menjadi percontohan negara yang telah menerapkan travel bubble. Lantas bagaimana dengan Indonesia? Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Oddo Manuhutu mengatakan, Indonesia berencana menerapkan travel bubble dengan empat negara yaitu China, Korea Selatan, Jepang dan Australia.

"Empat negara ini sebagai prototyping sebelum membuka ke (negara) yang lain. Harapannya dengan kita buka dulu itu akan belajar, tahu plus-minusnya. Dari pengalaman itu mungkin bisa diterapkan dengan travel bubble atau travel corridor dengan tempat lain," ujarnya saat jumpa pers virtual, Jumat (12/6/2020).

Menurut Oddo, saat ini pemerintah masih membahas kriteria dan protokol terkait travel bubble, untuk kemudian nantinya akan dibahas dengan beberapa negara. "Disitu akan ada proses perundingan apakah kriteria yang kita terapkan sesuai dengan mereka," ucapnya.

Oddo mengaku belum bisa memastikan kapan persisnya travel bubble akan dibuka. Pasalnya, harus dilihat juga tren kasus Covid-19 di Indonesia yang sejauh ini masih fluktuatif. Artinya, cepat atau lambatnya pembukaan ini juga tergantung keberhasilan Indonesia menekan angka kasus corona. (Baca : Bertambah 1.111, Kasus Positif Corona di Indonesia Menjadi 36.406 )

"Dalam membuat travel bubble, salah satu yang harus diperhatikan adalah aspek kesehatan dan safety. Ini harus disiapkan. Mengenai kapannya, tergantung perkembangan Covid-19 di Indonesia. Ini terus kita pantau dan koordinasikan dengan Gugus Tugas Covid-19," tuturnya.

Sementara itu, terkait pemilihan empat negara tersebut, Oddo menyebut salah satu pertimbangan adalah banyaknya investasi dari negara-negara tersebut di Indonesia. Sehingga, dengan travel bubble bisa memperlancar aktivitas atau perjalanan bisnis mereka, dan pada akhirnya diharapkan mendorong perjalanan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.

"Seperti pintu, orang nggak mungkin masuk sebelum lorongnya dibuka. Ini yang sedang disiapkan sehingga ketika dibuka maka akan perlahan pebisnis datang, sehingga pelan-pelan wisman juga datang," tuturnya.

Untuk mendukung hal ini, pemerintah juga mendorong penerbangan langsung dengan negara mitra travel bubble. "Alasan mendorong penerbangan langsung ini karena dalam kondisi sekarang ini orang menghindari transit atau durasi transit yang terlalu lama," ujarnya.

Selain empat negara tadi, tambah Oddo, pemerintah juga masih berdiskusi dengan negara-negara ASEAN terkait peluang membuka travel bubble. "ASEAN tentu jadi prioritas juga. Secara informal kita sudah bahas dengan sejumlah negara. Ada usulan juga untuk mengoperasikan lagi kapal ferry antara Batam dan Singapura," ungkapnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1486 seconds (0.1#10.140)