Di Hadapan Komisi VII, Bos MIND ID: Alhamdulillah Utang Turun Rp13,8 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengungkap utang berbunga perusahaan hingga September 2021 turun Rp13,8 triliun atau 12% menjadi Rp94,2 triliun dibandingkan dengan periode yang sama 2020, year to date (ytd). Pada 2020, kewajiban itu tercatat mencapai Rp108 triliun.
"Utang berbunga, alhamdulillah juga turun Bapak Ibu semua, yaitu Rp94,2 triliun atau 12,7% lebih rendah dari ytd 2020," ungkap Hendi, saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Rabu (16/2/2022).
Lalu, kas dan setara kas mencapai Rp38,1 triliun, atau lebih rendah 23,1% dari 2020 secara ytd. Di sisi kinerja keuangan lain, hingga September 2021 holding BUMN pertambangan ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp63,8 triliun atau naik 34,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk laba bersih naik 800% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu menjadi Rp9,82 triliun. EBITDA naik sebesar 179,4% menjadi Rp19,8 triliun.
Sementara, aset tercatat Rp202 triliun atau naik 1,6%. Net debt to EBITDA turun signifikan yakni 70% dibandingkan 2020, turun menjadi 2,3 kali.
"Secara ekuitas alhamdulillah juga, lebih tinggi menjadi Rp82,8 triliun. Debt to equity ratio, masih pada rasio sehat pada level 1,1 kali atau turun 24% dibandingkan ytd 2020," kata dia.
Meski membukukan kinerja keuangan yang membaik pada akhir tahun lalu, Hendi mencatat banyak permasalahan dalam proyek pertambangan yang dikelola MIND ID group. Padahal proyek-proyek pertambangan itu masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).
Hendi merupakan Direktur Utama MIND ID yang baru, menggantikan posisi Orias Petrus Moedak yang sebelumnya menjabat sebagai orang nomor satu di jajaran dewan direksi.
Dalam RDP itu juga, Hendi menyebut banyak permasalahan PSN di sektor pertambangan yang tidak teridentifikasi dan tidak tertangani secara proaktif dan preventif.
"Kami sudah melakukan pemetaan permasalahan dari banyak permasalahan yang ada di sisi PSN yang bernaung di bawah MIND ID yang tidak teridentifikasi dan tidak tertangani secara proaktif dan preventif," ungkap dia.
"Utang berbunga, alhamdulillah juga turun Bapak Ibu semua, yaitu Rp94,2 triliun atau 12,7% lebih rendah dari ytd 2020," ungkap Hendi, saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Rabu (16/2/2022).
Lalu, kas dan setara kas mencapai Rp38,1 triliun, atau lebih rendah 23,1% dari 2020 secara ytd. Di sisi kinerja keuangan lain, hingga September 2021 holding BUMN pertambangan ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp63,8 triliun atau naik 34,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk laba bersih naik 800% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu menjadi Rp9,82 triliun. EBITDA naik sebesar 179,4% menjadi Rp19,8 triliun.
Sementara, aset tercatat Rp202 triliun atau naik 1,6%. Net debt to EBITDA turun signifikan yakni 70% dibandingkan 2020, turun menjadi 2,3 kali.
"Secara ekuitas alhamdulillah juga, lebih tinggi menjadi Rp82,8 triliun. Debt to equity ratio, masih pada rasio sehat pada level 1,1 kali atau turun 24% dibandingkan ytd 2020," kata dia.
Meski membukukan kinerja keuangan yang membaik pada akhir tahun lalu, Hendi mencatat banyak permasalahan dalam proyek pertambangan yang dikelola MIND ID group. Padahal proyek-proyek pertambangan itu masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).
Hendi merupakan Direktur Utama MIND ID yang baru, menggantikan posisi Orias Petrus Moedak yang sebelumnya menjabat sebagai orang nomor satu di jajaran dewan direksi.
Dalam RDP itu juga, Hendi menyebut banyak permasalahan PSN di sektor pertambangan yang tidak teridentifikasi dan tidak tertangani secara proaktif dan preventif.
"Kami sudah melakukan pemetaan permasalahan dari banyak permasalahan yang ada di sisi PSN yang bernaung di bawah MIND ID yang tidak teridentifikasi dan tidak tertangani secara proaktif dan preventif," ungkap dia.
(uka)