Bernilai Fantastis, Creator Economy Jadi Industri Digital Menjanjikan
loading...
A
A
A
Dari awalnya hanya sebagai talent di platformnya, kemudian mengembangkan platformnya menjadi media yang besar dan terpandang.
"Contohnya seperti Raffi dan Nagita yang mengembangkan RANS Entertainment, Tren ini tidak akan berhenti di sini, tetapi akan semakin berkembang pesat ke depannya. Apalagi dengan datangnya era web 3.0," tambahnya.
Lebih lanjut, Indonesia memiliki nilai tawar yang kuat di industri creator economy lantaran populasi yang besar dan karakter masyarakat indonesia yang dinilai Alex, sangat sosial.
"Apalagi didukung dengan akses teknologi dan infrastruktur yang semakin terjangkau. Mulai dari akses internet, harga gawai yang terjangkau, dan sebagainya," tutur Alex.
Tetapi diingatkannya, pertumbuhan industri yang cepat ini harus didorong dengan investasi tepat, baik untuk infrastruktur maupun edukasi terkait akses pada pendanaan.
"Sebagai contoh saja, dunia influencer/content creator ini bahkan belum ada regulasi/asosiasi khusus yang mengatur. Belum ada standardisasi di industri," bebernya.
Hal ini menyebabkan pelaku-pelaku di industri creator economy masih bergerak secara sendiri-sendiri."Akses informasi, apalagi edukasi masih rendah. Investasi untuk lembaga-lembaga yang bisa menaungi pelaku di creator economy akan sangat membantu untuk pertumbuhan dari industri ini," terang Alex.
Saat ini, FAS sendiri menaungi lebih dari 120.000 influencer dan menjadi influencer marketing hub terbesar di Indonesia. Demi mengembangkan industri creator economy di Indonesia, FAS terus berinovasi dengan menyediakan platform teknologi yang mumpuni.
Serta, berinvestasi ke beberapa kreator terkemuka untuk membuat produk dan pelayanan yang lebih baik. Selain itu, FAS juga secara kontinu mengedukasi publik tentang industri creator economy dan potensi ekonominya di masa depan.
"Sama seperti industri lain di ranah digital, kami percaya, kunci dari pertumbuhan creator economy ini adalah bergerak cepat agar tidak ketinggalan kereta. Oleh karena itu, kami terus menggencarkan edukasi, khususnya kepada milenial dan generasi Z yang proporsinya mencapai 53,81 persen dari penduduk Indonesia," tegas Alex.
"Contohnya seperti Raffi dan Nagita yang mengembangkan RANS Entertainment, Tren ini tidak akan berhenti di sini, tetapi akan semakin berkembang pesat ke depannya. Apalagi dengan datangnya era web 3.0," tambahnya.
Lebih lanjut, Indonesia memiliki nilai tawar yang kuat di industri creator economy lantaran populasi yang besar dan karakter masyarakat indonesia yang dinilai Alex, sangat sosial.
"Apalagi didukung dengan akses teknologi dan infrastruktur yang semakin terjangkau. Mulai dari akses internet, harga gawai yang terjangkau, dan sebagainya," tutur Alex.
Tetapi diingatkannya, pertumbuhan industri yang cepat ini harus didorong dengan investasi tepat, baik untuk infrastruktur maupun edukasi terkait akses pada pendanaan.
"Sebagai contoh saja, dunia influencer/content creator ini bahkan belum ada regulasi/asosiasi khusus yang mengatur. Belum ada standardisasi di industri," bebernya.
Hal ini menyebabkan pelaku-pelaku di industri creator economy masih bergerak secara sendiri-sendiri."Akses informasi, apalagi edukasi masih rendah. Investasi untuk lembaga-lembaga yang bisa menaungi pelaku di creator economy akan sangat membantu untuk pertumbuhan dari industri ini," terang Alex.
Saat ini, FAS sendiri menaungi lebih dari 120.000 influencer dan menjadi influencer marketing hub terbesar di Indonesia. Demi mengembangkan industri creator economy di Indonesia, FAS terus berinovasi dengan menyediakan platform teknologi yang mumpuni.
Serta, berinvestasi ke beberapa kreator terkemuka untuk membuat produk dan pelayanan yang lebih baik. Selain itu, FAS juga secara kontinu mengedukasi publik tentang industri creator economy dan potensi ekonominya di masa depan.
"Sama seperti industri lain di ranah digital, kami percaya, kunci dari pertumbuhan creator economy ini adalah bergerak cepat agar tidak ketinggalan kereta. Oleh karena itu, kami terus menggencarkan edukasi, khususnya kepada milenial dan generasi Z yang proporsinya mencapai 53,81 persen dari penduduk Indonesia," tegas Alex.