Ini Faktor-faktor Penyebab Ketimpangan Sosial di Masyarakat

Rabu, 02 Maret 2022 - 15:29 WIB
loading...
Ini Faktor-faktor Penyebab Ketimpangan Sosial di Masyarakat
Faktor-faktor penyebab ketimpangan sosial di masyarakat bermacam ragam, di antaranya adalah kemiskinan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Beragam faktor dapat menjadi pemicu munculnya ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial merupakan permasalahan kompleks yang dapat berdampak negatif bagi masyarakat luas, antara lain memicu kecemburuan sosial yang masih sering terjadi berbagai daerah di Indonesia.

Dilansir dari e-Modul Kemendikbud, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab ketimpangan sosial. Misalnya, ketidakmerataan akses yang diperoleh untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia.



Secara garis besar, ada dua faktor penyebab ketimpangan sosial yakni:

1. Faktor internal
Salah satu faktor internal ketimpangan sosial adalah rendahnya kualitas diri seseorang.
Ketimpangan sosial ini bisa muncul karena kemiskinan yang membelenggu masyarakat

2. Faktor eksternal
Faktor ini bisa terjadi karena adanya birokrasi atau aturan hukum negara yang membelenggu masyarakat sehingga mereka kesulitan untuk mengembangkan dirinya sehingga bisa memicu adanya kegala kemiskinan secara struktural.

Secara lebih terinci, faktor-faktor penyebab ketimpangan sosial antara lain adalah kondisi demografi, kondisi pendidikan, kondisi ekonomi, kondisi kesehatan, kemiskinan, kurangnya lapangan pekerjaan, perbedaan status sosial masyarakat, dan letak geografis. Berikut penjelasannya:

1. Kondisi demografis
Kondisi demografis antara masyarakat satu dengan yang lain memiliki perbedaan. Perbedaan antara masyarakat satu dengan yang lain tersebut meliputi jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan persebaran penduduk.

2. Kondisi pendidikan
Pendidikan merupakan sosial elevator, yakni kunci pembangunan terutama pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan juga sebagai saluran mobilitas sosial vertikal yang efektif yang dibutuhkan masyarakat luas.

Terdapat perbedaan menonjol terkait pendidikan yang ada di daerah dan kota, seperti: Anak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar tinggi namun tidak ditunjang dengan fasilitas uang memadai. Sedangkan anak yang tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang memadai, sebagian besar terpengaruh oleh lingkungan sosial yang kurang baik sehingga memiliki semangat belajar yang kurang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2655 seconds (0.1#10.140)