Seruan Boikot McDonald's dan Coca-Cola Menggema karena Masih Beroperasi di Rusia
loading...
A
A
A
Pada tahun 2021, ia mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk membuka sekitar 100 restoran setiap tahun di Rusia.
Dalam informasi yang baru-baru ini dipublikasikan di situs webnya, McDonald's mengungkapkan, bahwa mereka memiliki 847 toko di Rusia. Perusahaan ini juga memiliki sebagian besar outlet mereka sendiri, sedangkan di seluruh dunia sebagian besar biasanya dioperasikan oleh franchisee.
Baik McDonald's dan Pepsi telah hadir di Rusia selama beberapa dekade. Sementara itu Thomas DiNapoli, selaku pengawas keuangan dana pensiun umum negara bagian New York, menulis surat kepada perusahaan, menurut laporan Reuters.
Dimana isinya mendesak McDonald's dan Pepsi untuk meninjau bisnis mereka di Rusia karena mereka menghadapi "risiko hukum, kepatuhan, operasional, hak asasi manusia dan rusaknya reputasi yang signifikan dan jangka panjang".
Seringkali, pemilik waralaba akan dapat mengambil keputusan apakah akan menutup rantai atau tidak, tergantung pada ketentuan perjanjian yang mungkin mereka miliki dengan rantai makanan besar seperti KFC atau Starbucks.
Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Bos Starbucks, Kevin Johnson menggambarkan, serangan terhadap Ukraina sebagai agresi militer yang "tidak beralasan" dan "tidak adil".
Tetapi sebagian besar tokonya di Rusia tetap terbuka, menurut situs webnya. Sebagian besar waralaba ini dijalankan oleh Alshaya Group yang berbasis di Kuwait.
Etika Bisnis
Direktur Institute for Business Ethics, Dr Ian Peters mengatakan, "Ini bukan waktunya untuk duduk di pagar.
"Dunia kemungkinan akan menilai perusahaan dengan apa yang mereka lakukan dalam keadaan seperti itu, dan penilaian etis akan sama pentingnya dengan mematuhi peraturan dan sanksi yang dipimpin pemerintah."
Dalam informasi yang baru-baru ini dipublikasikan di situs webnya, McDonald's mengungkapkan, bahwa mereka memiliki 847 toko di Rusia. Perusahaan ini juga memiliki sebagian besar outlet mereka sendiri, sedangkan di seluruh dunia sebagian besar biasanya dioperasikan oleh franchisee.
Baik McDonald's dan Pepsi telah hadir di Rusia selama beberapa dekade. Sementara itu Thomas DiNapoli, selaku pengawas keuangan dana pensiun umum negara bagian New York, menulis surat kepada perusahaan, menurut laporan Reuters.
Dimana isinya mendesak McDonald's dan Pepsi untuk meninjau bisnis mereka di Rusia karena mereka menghadapi "risiko hukum, kepatuhan, operasional, hak asasi manusia dan rusaknya reputasi yang signifikan dan jangka panjang".
Seringkali, pemilik waralaba akan dapat mengambil keputusan apakah akan menutup rantai atau tidak, tergantung pada ketentuan perjanjian yang mungkin mereka miliki dengan rantai makanan besar seperti KFC atau Starbucks.
Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Bos Starbucks, Kevin Johnson menggambarkan, serangan terhadap Ukraina sebagai agresi militer yang "tidak beralasan" dan "tidak adil".
Tetapi sebagian besar tokonya di Rusia tetap terbuka, menurut situs webnya. Sebagian besar waralaba ini dijalankan oleh Alshaya Group yang berbasis di Kuwait.
Etika Bisnis
Direktur Institute for Business Ethics, Dr Ian Peters mengatakan, "Ini bukan waktunya untuk duduk di pagar.
"Dunia kemungkinan akan menilai perusahaan dengan apa yang mereka lakukan dalam keadaan seperti itu, dan penilaian etis akan sama pentingnya dengan mematuhi peraturan dan sanksi yang dipimpin pemerintah."