Minyak Goreng Melimpah tapi Mahal, Kemarin Diserbu Kini Dicuekin
loading...
A
A
A
Pemerintah mencabut kebijakan HET karena dari hasil evaluasi semenjak ada HET minyak goreng susah didapatkan masyarakat. Maka dari itu dicabutlah aturan tersebut dan membebaskan para produsen menjual minyak sesuai harga keekonomiannya.
Meskipun kecewa dengan harga minyak goreng kemasan yang kini mahal, Sofia mendukung keputusan pencabutan HET tersebut. Pasalnya, dari pengalamannya, saat pemerintah menetapkan HET minyak goreng, stok di ritel susah didapat dan sering kosong. Kini setelah HET dicabut, minyak goreng justru melimpah.
"Kalau saya pribadi mending begini, barangnya ada, mahal nggak apa apa tapi jangan mahal banget. Kalau kemarin pas harganya Rp28.000, susah dapetnya. Udah ngantre jam 6 pagi, besok jam 6 pagi lagi, tetap aja nggak dapet," tuturnya.
Sementara itu, terkait kebijakan pemerintah yang baru yakni memberikan subsidi minyak goreng curah seharga Rp14.000 per liter, Sofia menilai itu langkah yang baik untuk membantu masyarakat kelas bawah. Apalagi, kondisi ekonomi masyarakat tengah gonjang ganjing di tengah pandemi dan tingginya harga-harga komoditas lainnya.
"Itu sudah bagus. Kan jadi bisa dimanfaatkan sama pedagang kaki lima, kasihan. Kalau untuk orang kelas menengah ke atas, mereka kan bisa beli yang kemasan. Itu pun nggak seberapa mereka butuhnya. Kalau pedagang kaki lima pasti kan butuhnya banyak jadi dengan minyak curah yang disubsidi bisa membantu mereka," tutupnya.
Meskipun kecewa dengan harga minyak goreng kemasan yang kini mahal, Sofia mendukung keputusan pencabutan HET tersebut. Pasalnya, dari pengalamannya, saat pemerintah menetapkan HET minyak goreng, stok di ritel susah didapat dan sering kosong. Kini setelah HET dicabut, minyak goreng justru melimpah.
"Kalau saya pribadi mending begini, barangnya ada, mahal nggak apa apa tapi jangan mahal banget. Kalau kemarin pas harganya Rp28.000, susah dapetnya. Udah ngantre jam 6 pagi, besok jam 6 pagi lagi, tetap aja nggak dapet," tuturnya.
Sementara itu, terkait kebijakan pemerintah yang baru yakni memberikan subsidi minyak goreng curah seharga Rp14.000 per liter, Sofia menilai itu langkah yang baik untuk membantu masyarakat kelas bawah. Apalagi, kondisi ekonomi masyarakat tengah gonjang ganjing di tengah pandemi dan tingginya harga-harga komoditas lainnya.
"Itu sudah bagus. Kan jadi bisa dimanfaatkan sama pedagang kaki lima, kasihan. Kalau untuk orang kelas menengah ke atas, mereka kan bisa beli yang kemasan. Itu pun nggak seberapa mereka butuhnya. Kalau pedagang kaki lima pasti kan butuhnya banyak jadi dengan minyak curah yang disubsidi bisa membantu mereka," tutupnya.
(ind)