Pengusaha Ritel Curhat: Distributor Minyak Goreng Masih Ada yang Ngumpet

Selasa, 22 Maret 2022 - 12:59 WIB
loading...
Pengusaha Ritel Curhat: Distributor Minyak Goreng Masih Ada yang Ngumpet
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) membeberkan, meskipun sudah free market akan tetapi distributor yang memasok minyak goreng ke ritel modern masih terbatas. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ( Aprindo ), Roy Nicholas Mandey mengungkapkan, meskipun sudah free market akan tetapi distributor yang memasok minyak goreng ke ritel modern masih terbatas.

"Ketika HET (Harga Eceran Tertinggi) dicabut, berdasarkan laporan yang saya dapat dari anggota bahwa dari distributor masing-masing peritel itu baru sekitar 30 persen yang memasok," ungkap Roy saat berdialog di IDX Channel, Selasa (22/3/2022).



Ia mengilustrasikan, sebelum harga minyak goreng naik, satu peritel memiliki 8 distributor untuk memasok barang. Adapun semua distributor tersebut memasok barangnya.

Namun, semenjak adanya kebijakan baru soal minyak goreng yakni HET dicabut dan diberlakukan free market, distributor masih ada yang ngumpet alias tidak memasok ke ritel seperti biasanya.

"Jadi kalau ambil contoh ada 8 distributor dalam 1 peritel, baru 2-3 distributor saja yang memasok. Yang lainnya belum pada masok," jelas Roy.

Sehingga pihaknya berharap, hal ini bisa ditingkatkan. Dia berujar, sudah mengkomunikasikan hal ini kepada pemerintah agar bisa menjadi bahan evaluasi dan segera ditindak lanjuti supaya para peritel bisa mendapat pasokan minyak goreng sebagaimana mestinya.

"Kita sudah komunikasikan ke pemerintah, mohon untuk mengoptimalisasikan lagi kinerja para distributor menjelang hari raya. Karena hari raya besar seperti dalam waktu dekat ini Ramadhan dan Idul Fitri akan ada peningkatan konsumsi," bebernya.



Roy berharap, jika pemerintah bisa mendorong para distributor untuk memasok ke ritel modern dan para produsen bisa memberikan harga minyak goreng yang terjangkau, industri ritel bisa kembali memberikan kontribusi tinggi pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

"Belajar dari pengalaman tahun lalu pada kuartal kedua, ketika pertumbuhan ekonomi 7,07 persen di masa hari raya besar. Kami berharap hal yang sama di kuartal kedua tahun 2022, bisa demikian," pungkasnya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1910 seconds (0.1#10.140)