Jelang Pertemuan NATO dan AS, Harga Minyak Mentah Makin Menjulang

Rabu, 23 Maret 2022 - 13:32 WIB
loading...
Jelang Pertemuan NATO...
Ilustrasi foto/pexels/pixabay
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah atau crude oil dunia terus melanjutkan tren kenaikan pada perdagangan Rabu (23/3/2022) siang. Berdasarkan data ICE Newcastle, harga minyak Brent kontrak Mei 2022 naik 1,32% di USD117,01 per barel, menambah penguatan lima hari terakhir sebesar 19,18%. Brent kontrak Juni 2022 juga menguat 1,28% di USD113,26 per barel.

West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) naik 1,22% di USD110,60 per barel, sementara WTI Juni 2022 juta naik 1,12% di USD107,74 per barel, menambah kenaikan lima sesi terakhir menjadi 17,39%.

Pasar komoditas minyak masih terus mencermati prospek dampak yang ditimbulkan atas sanksi negara-negara barat terhadap Rusia terkait impor minyak dan gas.



Kabar terkini, Uni Eropa (UE) tampaknya menghadirkan sinyal penolakan atas usulan Amerika Serikat (AS) untuk melakukan embargo minyak dan gas dari Rusia. Namun, presiden AS Joe Biden dinilai bakal tetap pada pendiriannya untuk menerbitkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.

Biden dijadwalkan akan bertemu para pemimpin Uni Eropa pada Kamis (24/3/2022) di Brussels, termasuk pertemuan darurat bersama NATO. Analis menilai pasar minyak masih berlangsung ketat untuk perdagangan ke depan.

"Kami memperkirakan volatilitas harga akan tinggi sepanjang sisa minggu ini, khususnya jelang pertemuan NATO dan AS," kata founder Vanda Insights Vandana Hari, dilansir Reuters, Rabu (23/3/2022).



Dia menyebut bahwa kenaikan harga minyak akan terbatas apabila Uni Eropa resmi membatalkan sanksi impor minyak dan gas (migas) Rusia.

Kendati demikian, kekhawatiran atas pasokan yang ketat bakal terus berlangsung selama pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina tidak menemui titik terang. Data terbaru American Petroleum Institute menunjukkan stok minyak mentah di AS turun 4,3 juta barel per 18 Maret 2022.



"AS dan Arab Saudi adalah dua negara yang dapat mengimbangi kerugian minyak Rusia. Pasokan ekstra dari keduanya tampaknya tidak mungkin saat ini (menambah kekosongan pasar -red)," ujar analis Commonwealth Bank dalam sebuah catatan.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1830 seconds (0.1#10.140)