Pindah ke Energi Bersih, PLN Butuh Duit Rp1.077 Triliun

Kamis, 24 Maret 2022 - 20:39 WIB
loading...
A A A
"Tahap terakhir pada tahun 2055, PLTU ultra-supercritical 10 GW dipensiunkan," ujar Darmawan.

Ia menegaskan, PLN mengganti PLTU dengan pembangkit EBT. "Angka ini akan berkontribusi pada pengurangan emisi total sebesar 53 juta ton COâ‚‚," ungkap Darmawan.

Pengurangan emisi karbon tidak bisa menunggu seluruh PLTU pensiun. Maka, PLN dalam operasional PLTU juga menerapkan teknologi ramah lingkungan. PLN, misalnya, menggunakan teknologi ultra-supercritical dan co-firing pada PLTU yang saat ini masih beroperasi.

Program co-firing ini merupakan upaya percepatan pencapaian target bauran energi EBT 23% tanpa harus membangun pembangkit baru dengan melakukan substitusi sebagian kebutuhan batu bara dengan biomassa di 52 PLTU. Hingga Februari 2022, program co-firing telah diterapkan di 28 PLTU dengan total energi hijau yang dihasilkan mencapai 96.061 MWh.

"Kami juga menjalankan program dedieselisasi melalui konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di daerah remote dengan pembangkit listrik berbasis EBT melalui skema hybrid," kata Darmawan.



Program lain yang disiapkan PLN untuk mendukung transisi energi yaitu ekspansi gas, pengembangan teknologi penyimpanan listrik dalam bentuk baterai berukuran besar, hingga teknologi penangkapan karbon dan hidrogen. PLN juga terus meningkatkan efisiensi energi dan menekan susut jaringan.

"Kami juga gencar mengkampanyekan electrifying lifestyle dengan mengajak masyakakat beralih ke peralatan berbasis listrik seperti kompor induksi hingga kendaraan listrik," ujarnya.

(nng)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1560 seconds (0.1#10.140)