Duduk di Kursi Ketua DK OJK, Ini 5 PR Mahendra Siregar

Kamis, 07 April 2022 - 22:13 WIB
loading...
Duduk di Kursi Ketua...
Terpilih menjadi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027, Mahendra Siregar dihadapkan pada beberapa tantangan yang harus diselesaikan. Foto/Dok Kemenlu RI
A A A
JAKARTA - Terpilih menjadiKetua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027,Mahendra Siregar dihadapkan pada beberapa tantangan yang harus diselesaikan. Seperti diketahui usai dipilih olehKomisi XI DPR RI,Mahendra akan menggantikan Wimboh Santoso yang masa jabatannya akan berakhir pada tahun ini.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyoroti, pengalaman Mahendra di sejumlah lingkungan pemerintahan hingga swasta menjadi bekal di kursi pimpinan OJK ke depan.

"Tidak ada yang surprise dari terpilihnya Mahendra. Pengalaman di swasta dan birokrasi sepertinya jadi poin utama," kata Bhima saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (7/4/2022).



Bhima menilai, langkah DPR menunjukkan adanya aksi penyegaran di internal OJK, terutama untuk mengatasi pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan di industri jasa keuangan .

"Ibaratnya ingin menatap OJK baru yang lebih segar dan berani khususnya di bidang pengawasan jasa keuangan ," tuturnya.

Lebih lanjut Ia menggarisbawahi terdapat lima pekerjaan rumah yang menjadi tantangan bagi lembaga independen tersebut. Baginya, kondisi makro ekonomi dan disrupsi teknologi bakal berdampak besar terhadap perubahan industri jasa keuangan.

Pertama adalah tugas untuk mempercepat pemulihan ekonomi melalui berbagai bauran kebijakan. "Khususnya mempercepat penurunan suku bunga pinjaman," terangnya.

Adapun selanjutnya adalah melaksanakan sinergi antar-lembaga agar tercipta harmonisasi kebijakan yang efektif.



Tantangan yang ketiga bagi OJK adalah meningkatkan pengawasan terhadap industri teknologi finansial (tekfin) atau financial technology (fintech). Bhima melihat OJK perlu memperluas ekspansi pertumbuhan lembaga pembiayaan produktif ke luar Jawa.

"Keempat, menghapus silo-silo dalam pengawasan sektor keuangan sehingga keputusan dapat diambil lebih cepat," tuturnya.

Mengutip Investopedia (7/4), Silo merupakan mentalitas yang ada di sebuah organisasi atau departemen di mana terdapat departemen atau unit yang enggan berbagi informasi atau pengetahuan dengan lainnya dalam organisasi yang sama.

Terakhir, Bhima memandang OJK perlu terus mendorong literasi keuangan secara menyeluruh baik di pasar modal hingga di Industri Keuangan Non-Bank (IKNB). "Besar harapan OJK ke depan dapat menyelesaikan 5 tantangan utama ini," pungkasnya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2024 seconds (0.1#10.140)