Energi dari Kotoran Sapi Belum Maksimal Dieksplorasi

Rabu, 27 April 2022 - 13:29 WIB
loading...
Energi dari Kotoran Sapi Belum Maksimal Dieksplorasi
Kotoran sapi bisa menjadi sumber utam energi biogas. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Potensi pemanfaatan biogas di Indonesia sangatlah besar, mencapai 32 gigawatt. Akan tetapi, kapasitas pembangkit listrik bioenergi yang terbangun baru mencapai 1.896,5 megawatt. Energi biogas adalah energi yang dihasilkan dari limbah, seperti kotoran ternak atau sampah sayuran.



Pemerintah sendiri memiliki target kebijakan ekonomi nasional (KEN) sebesar 5.500 megawatt untuk pembangkit ini pada tahun 2025. Selian itu, pemerintah juga menargetkan 489 juta meter kubik per tahun di tahun 2025, namun realisasinya baru mencapai 26 juta meter kubik per tahun.

Almira Ose, President of Bionersia (salah satu perusahaan rintisan yang konsen dalam pemanfaatan biogas), mengatakan saat ini urgensi pemanfaatan biogas di Indonesia sangat besar, biogas mampu menekan emisi.

“Pemanfaatan biogas ini sangat penting untuk mereduksi emisi gas rumah kaca” ujar Almira dalam program New Power Breakfast IDX Channel, Rabu (27/4/2022).



Almira menambahkan selain berguna untuk mereduksi emisi efek rumah kaca, biogas juga bisa menjadi pengganti daripada bahan bakar berbasis fosil.

Dia juga menyebutkan sumber biogas sendiri bisa didapatkan dari limbah pertanian dan juga limbah peternakan. Kondisi ini tidak akan sulit bagi Indonesia, karena untuk sapi potong saja ada sekitar 20 juta ekor, belum lagi jenis sapi lainnya seperti sapi perah dan hewan ternak lain.

Lebih lanjut lagi Almira mengatakan kesulitan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan untuk memanfaatkan biogas ini adalah lahan. Karena untuk membangun sebuah biodigester memerlukan lahan yang cukup luas. Biodigester sendiri merupakan tempat untuk memproduksi biogas.



“Untuk tantangannya sendiri untuk saat ini ada di lahan yang dimiliki warga, karena mereka mengeluh gitu, karena saat ini biodigester itu rata-rata instalasinya dalam kondisi fix dome atau di bawah tanah, sehingga membutuhkan lahan yang cukup luas ” ucap Almira.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1324 seconds (0.1#10.140)