Puasa di Tengah Pandemi, Jadi Bisa Hemat saat Ramadhan

Sabtu, 25 April 2020 - 12:15 WIB
loading...
A A A
Jumlah dana darurat yang ideal adalah dibagi dalam tiga kondisi. Jika masih sendiri belum menikah, maka lebih baik memilih dana darurat 6 kali dari pengeluaran bulanan, sementara jika sudah menikah perlu dana darurat 9 kali pengeluaran. Sedangkan jika sudah dalam kondisi menikah dan memiliki anak. idealnya memiliki dana darurat 12 kali pengeluaran.

Puasa di Tengah Pandemi, Jadi Bisa Hemat saat Ramadhan


Menurutnya, jumlah dana antisipasi itu memang besar, apalagi saat kondisi pandemi yang tidak ada kepastian kapan akan berakhir. Belum lagi situasi ekonomi yang langsung membaik ketika pandemi berakhir.

Pendiri Finansialku.com ini pun membagikan kiat mengatur keuangan untuk sehari-hari dan menyimpannya untuk uang darurat. Dia mencontohkan pendapatan satu keluarga yang mencapai Rp 8 juta setiap bulannya.

Pertama, dahulukan pengeluaran kewajiban seperti zakat sebesar 2,5 persen. Investasi juga termasuk dana darurat dapat dialokasikan 20-30 pesen, kemudian membayar cicilan.

Melvin juga menyarankan untuk memiliki cicilan maksimal 35 persen dari pendapatan. Jika pendapatan itu Rp8 juta, berarti cicilan hanya boleh sebesar maksimal Rp2,8 juta.

"Saran saya, bagi mereka yang income-nya terganggu saat pandemi Covid-19 seperti ini, dia dapat menggunakan relaksasi kredit. Berlaku untuk KTA, KPR, leasing mobil dan motor," tuturnya.

Setelah itu dapat menganggarkan untuk asuransi 20 persen, sisanya untuk biaya hidup. Jika memang dirasa akan banyak pengeluaran, tetap berkomitmen untuk mengambil 50 perssen dari gaji untuk biaya hidup. Sisanya dapat dibagi untuk dana darurat dan cicilan. Misalnya, dengan gaji Rp8 juta, maka yang 50 persennya, yakni Rp4 juta, harus mampu memenuhi kebutuhan selama 30 hari.

Bagi mereka yang mengalami pengurangan pendapatan dan terdesak untuk memenuhi kebutuhan, sebaiknya dapat menggunakan tabungan. Sekalipun tabungan yang bukan untuk dana darurat, misalnya tabungan pendidikan anak. Bukan malah mengambil pinjaman ke bank. Bisa juga mengandalkan aset yang kita miliki untuk digadaikan atau dijual.

"Karena dalam kondisi pandemi seperti ini lagi-lagi dihadapkan pada ketidakpastian. Jika kita mengambil pinjaman, artinya harus ada yang dibayar dikemudian hari," sarannya
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1594 seconds (0.1#10.140)