Dari Batu Bara hingga Emas, Harta Karun Tanah Borneo Bakal Hantarkan RI jadi Negara Maju
loading...
A
A
A
Bauksit di Kabupaten Sanggau memiliki cadangan sekitar 1.300 juta ton sedangkan di Tayan memiliki cadangann 800 juta ton. Pertambangan bauksit di Kalimatan Barat dilakukan oleh PT Aneka Tambang atau Antam.
Bauksit sendiri merupakan mineral bijih utama untuk memproduksi logam aluminium. Bauksit memiliki kadar besi (Fe) rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2).
Bauksit digunakan sebagai penyusun utama dalam industri pembuatan pesawat terbang, industri listrik, mesin, dan industri pembuatan alat sipil.
Sedangkan untuk nikel, presiden Jokowi bakal membawa investasi yang masuk untuk membangun pabrik nikel di Kalimantan.
Bahan dasar pembuatannya dapat diambil dari beberapa daerah di pulau Sulawesi maupun Kalimantan Sendiri. Seperti diketahui nikel merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan baterai mobil listrik.
Melihat ke depan beberapa negara-negara maju telah berlomba untuk yang tercepat dalam melakukan transisi dari pengguna energi fosil menuju energi baru yang ramah lingkungan, salah satunya penggunaan kendaraan listrik. Kehadiran kendaraan listrik tentu membutuhkan baterai sebagai penyimpanan energi kendaraan.
Selain yang disebutkan presiden, di tanah Kalimantan juga sudah sejak lama dikenal akan kekayaan batu bara. Kekayaan ‘emas hitam’ tersebut nantinya bakal dimanfaatkan untuk hilirisasi pembuatan Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi gas LPG, yang saat ini pengadaannya masih didatangkan dari Impor.
Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, saat ini belanja LPG Indonesia dari luar negeri atau impor setiap tahunnya mencapai Rp100 triliun dengan total Belanja 6-7 juta tol per tahun. Dari total Belanja tersebut, paling tidak negara memberikan subsidi sebesar Rp70-80 triliun per tahun.
Tidak hanya batu bara, Kalimantan juta kaya akan migas, andesit, emas dan perak. Kekayaan tersebut bakal dikelola bersama dengan perushaan swasta dari berbagai negara untuk menghasilkan sebuah produk barang jadi sehingga Indonesia diharapkan tidak lagi melakukan ekspor bahan mentah.
Bauksit sendiri merupakan mineral bijih utama untuk memproduksi logam aluminium. Bauksit memiliki kadar besi (Fe) rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2).
Bauksit digunakan sebagai penyusun utama dalam industri pembuatan pesawat terbang, industri listrik, mesin, dan industri pembuatan alat sipil.
Sedangkan untuk nikel, presiden Jokowi bakal membawa investasi yang masuk untuk membangun pabrik nikel di Kalimantan.
Bahan dasar pembuatannya dapat diambil dari beberapa daerah di pulau Sulawesi maupun Kalimantan Sendiri. Seperti diketahui nikel merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan baterai mobil listrik.
Melihat ke depan beberapa negara-negara maju telah berlomba untuk yang tercepat dalam melakukan transisi dari pengguna energi fosil menuju energi baru yang ramah lingkungan, salah satunya penggunaan kendaraan listrik. Kehadiran kendaraan listrik tentu membutuhkan baterai sebagai penyimpanan energi kendaraan.
Selain yang disebutkan presiden, di tanah Kalimantan juga sudah sejak lama dikenal akan kekayaan batu bara. Kekayaan ‘emas hitam’ tersebut nantinya bakal dimanfaatkan untuk hilirisasi pembuatan Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi gas LPG, yang saat ini pengadaannya masih didatangkan dari Impor.
Baca Juga
Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, saat ini belanja LPG Indonesia dari luar negeri atau impor setiap tahunnya mencapai Rp100 triliun dengan total Belanja 6-7 juta tol per tahun. Dari total Belanja tersebut, paling tidak negara memberikan subsidi sebesar Rp70-80 triliun per tahun.
Tidak hanya batu bara, Kalimantan juta kaya akan migas, andesit, emas dan perak. Kekayaan tersebut bakal dikelola bersama dengan perushaan swasta dari berbagai negara untuk menghasilkan sebuah produk barang jadi sehingga Indonesia diharapkan tidak lagi melakukan ekspor bahan mentah.