Ketakutan Pecahnya Perang Dagang Inggris dan Uni Eropa Mencuat
loading...
A
A
A
LONDON - Perang dagang Inggris-Uni Eropa akan sangat mengejutkan dan sesuatu yang tidak perlu, hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Irlandia Micheál Martin. Dia meminta pemerintah Inggris untuk bernegosiasi atas perubahan pengaturan perdagangan pasca-Brexit untuk Irlandia Utara.
Taoiseach mengatakan, kepada BBC bahwa "Irlandia dan Uni Eropa tidak menginginkan perang dagang dengan Inggris".
Pemerintah pekan lalu mengumumkan rencana untuk mengesampingkan bagian-bagian penting dari kesepakatan Brexit dalam beberapa minggu. Pemerintah Boris Johnson menyetujui kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa pada 2019 setelah Inggris memilih untuk meninggalkan blok itu.
Dalam hal ini Inggris secara sepihak meninggalkan elemen yang disepakati dari kesepakatan hingga menciptakan hambatan pada perdagangan barang antara Inggris dan Irlandia Utara. Sedangkan Uni Eropa memiliki kekuatan untuk menangguhkan bagian dari seluruh kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.
Ketika ditanya mengapa pada saat meningkatnya inflasi, Uni Eropa sedang mempertimbangkan langkah seperti itu. Perdana Menteri Irlandia mengatakan hanya Inggris yang membuat ancaman.
"Satu-satunya langkah sepihak yang telah dibuat di sini adalah oleh pemerintah Inggris, yang telah mengancam akan merobek kesepakatan internasional yang ditandatangani dengan Uni Eropa," katanya.
"Itulah satu-satunya ancaman di sini. Dan itulah yang terjadi," sambungnya.
Di Forum Ekonomi Dunia beberapa perusahaan multinasional terbesar di dunia mengatakan kepada BBC bahwa mereka sudah mencari jaminan atas kemungkinan perang dagang antara Inggris dan Uni Eropa.
Sebelumnya Perdana menteri Polandia, Mateusz Morawiecki mengatakan "hanya Putin" yang akan senang dengan perselisihan antara Uni Eropa dan Inggris saat ini. Ia juga menambahkan sedang berusaha untuk "menenangkan situasi".
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss berada di Irlandia Utara pada hari Selasa, menekankan bahwa prioritasnya adalah perjanjian yang dinegosiasikan.
Namun, dia telah menguraikan rencana untuk mengajukan undang-undang yang akan mengesampingkan beberapa bagian-bagian penting dari kesepakatan Brexit Irlandia Utara dalam beberapa minggu.
Taoiseach mengatakan, kepada BBC bahwa "Irlandia dan Uni Eropa tidak menginginkan perang dagang dengan Inggris".
Pemerintah pekan lalu mengumumkan rencana untuk mengesampingkan bagian-bagian penting dari kesepakatan Brexit dalam beberapa minggu. Pemerintah Boris Johnson menyetujui kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa pada 2019 setelah Inggris memilih untuk meninggalkan blok itu.
Dalam hal ini Inggris secara sepihak meninggalkan elemen yang disepakati dari kesepakatan hingga menciptakan hambatan pada perdagangan barang antara Inggris dan Irlandia Utara. Sedangkan Uni Eropa memiliki kekuatan untuk menangguhkan bagian dari seluruh kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.
Ketika ditanya mengapa pada saat meningkatnya inflasi, Uni Eropa sedang mempertimbangkan langkah seperti itu. Perdana Menteri Irlandia mengatakan hanya Inggris yang membuat ancaman.
"Satu-satunya langkah sepihak yang telah dibuat di sini adalah oleh pemerintah Inggris, yang telah mengancam akan merobek kesepakatan internasional yang ditandatangani dengan Uni Eropa," katanya.
"Itulah satu-satunya ancaman di sini. Dan itulah yang terjadi," sambungnya.
Di Forum Ekonomi Dunia beberapa perusahaan multinasional terbesar di dunia mengatakan kepada BBC bahwa mereka sudah mencari jaminan atas kemungkinan perang dagang antara Inggris dan Uni Eropa.
Sebelumnya Perdana menteri Polandia, Mateusz Morawiecki mengatakan "hanya Putin" yang akan senang dengan perselisihan antara Uni Eropa dan Inggris saat ini. Ia juga menambahkan sedang berusaha untuk "menenangkan situasi".
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss berada di Irlandia Utara pada hari Selasa, menekankan bahwa prioritasnya adalah perjanjian yang dinegosiasikan.
Namun, dia telah menguraikan rencana untuk mengajukan undang-undang yang akan mengesampingkan beberapa bagian-bagian penting dari kesepakatan Brexit Irlandia Utara dalam beberapa minggu.
(akr)