Panen Perdana SRI Organik di Blok Bahodopi, Bukti PT Vale Konsisten Rawat Keberlanjutan
loading...
A
A
A
“Semoga kedepan akan semakin banyak yang akan melakukan program PSRLB dan diharapkan petani akan lebih paham dan dengan dilakukan berkali-kali diharapkan petani akan mandiri dan menjadi ahli dalam melakukan PSRLB,” harapnya.
Rudin mengaku dibandingkan konvensional, program PSRLB jauh lebih banyak keuntungannya dan hemat biaya. Apalagi semua memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan, dan hasil panen organik daripada konvensional.
“Hasil panen organik dengan hasil bagus lebih hemat biaya dibandingkan konvensional, dan dari sisi kualitasnya dipastikan jauh lebih,” paparnya.
Rudin berharap, PT Vale terus konsisten mengembangkan program ini di daerahnya, karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat.
Di Blok Bahodopi, petani yang ikut dalam program SRI organik sudah lumayan banyak dengan total lahan seluas 119 are atau 1,19 hektare (Ha). Varietas yang ditanam juga beragam ada yang menggunakan mentik susu dan sintanur.
Senior Manager External Relation Blok Bahodopi, Asriani Amiruddin menuturkan, program pertanian sehat ramah lingkungan berkelanjutan merupakan salah satu Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM), khususnya masyarakat tani yang berada didaerah pemberdayaan PT Vale Indonesia Tbk di Mirowali.
Program ini tentu mengedepankan skala prioritas tiga kawasan yang sangat dekat dari area operasional. Tiga Kawasan tersebut, kawasan wilayah kerja, kawasan wilayah peran dan kawasan wilayah sosial dengan mengedepankan belajar dari pengalaman, melalui proses belajar secara alamiah mengalami, mengungkapkan, menganalisa, menyimpulkan dan menerapkan.
“Kami berharap program ini bisa memberikan nilai tambah bagi petani, apalagi SRI Organik ini banyak memberikan manfaat tidak saja terhadap lingkungan, tapi juga bisa meningkatkan ekonomi petani,” tuturnya.
Sebelumnya, PT Vale memberikan pendampingan dan pelatihan PSRLB selama 3 bulan yang melibatkan para kelompok tani di empat desa binaan, yaitu Desa Bahomatefe, Desa Bahomoahi, Desa Ululere, dan Desa Kolono. Tanam padi perdana ini merupakan wujud implementasi dari pendampingan dan pelatihan itu sendiri. Selain itu, kelompok tani yang juga disebut sebagai warga belajar diberikan pelatihan terkait tanaman herbal, penanaman padi di pekarangan, penanaman sayuran organik, dan penanaman padi di sawah.