Harga Bensin Menggila di Eropa, Analis: Penyuling Minyak Sedang Mencetak Uang

Jum'at, 10 Juni 2022 - 22:27 WIB
loading...
Harga Bensin Menggila di Eropa, Analis: Penyuling Minyak Sedang Mencetak Uang
Kilang minyak menghasilkan hampir 5 kali lebih banyak uang dari penyulingan bensin seperti yang mereka lakukan tahun lalu, saat harga bensin gila-gilaan di Eropa. Foto/Dok Reuters
A A A
LONDON - Kilang minyak menghasilkan hampir 5 kali lebih banyak uang dari penyulingan bensin seperti yang mereka lakukan tahun lalu, data menunjukkan hal itu. Kurangnya kapasitas untuk memurnikan bensin dan solar dari minyak mentah telah membantu mendorong harga bahan bakar ke rekor tertinggi dan meningkatkan keuntungan bagi pemilik kilang.

Harga bensin berada pada level tertinggi sepanjang masa, meskipun harga minyak mentah tetap jauh di bawah level rekor terbaiknya. Hilangnya pasokan Rusia telah meregangkan industri yang sudah berkapasitas penuh.



Pada hari Rabu, kemarin terpantau harga bensin meningkat dengan kecepatan mendekati rekor selama 17 tahun, dan kemarin biaya mengisi bensin mobil keluarga melewat 100 pounds atau setara Rp1,8 juta (Kurs Rp18.109 per pounds) untuk pertama kalinya. Kondisi ini membuat para pengendara harus merogok kocek sangat dalam untuk bahan bakar.

Sementara itu harga minyak mentah saat ini berada di atas USD120 per barel, didorong oleh kekhawatiran perang Ukraina akan memotong akses pasokan dari Rusia.

Kondisi ini membuat produsen minyak mendapatkan keuntungan hingga miliaran pound, hingga membuat pemerintah Inggris memberlakukan pajak rejeki senilai 5 miliar pounds pada produsen minyak Laut Utara.

Di sisi lain para penyuling minyak, perusahaan yang mengubah minyak mentah menjadi diesel, bensin, dan produk lainnya juga kecipratan keuntungan yang meningkat secara substansial.

"Para penyuling sedang mencetak uang saat ini. Lebih dari yang pernah mereka saksikan," kata Neil Crosby, analis senior di perusahaan data OilX.

Ada kekurangan kapasitas penyulingan, yang telah menyebabkan peningkatan substansial dalam "margin penyulingan" – perbedaan antara apa yang mereka bayar untuk minyak mentah dan apa yang dapat mereka hasilkan dengan menjual produk olahan.

"Ini nyata dan genting dalam hal kemampuan industri untuk memproduksi bahan bakar. Kebanyakan muncul dalam harga grosir diesel dan bensin," kata Mr Crosby.

Dan itu berkontribusi pada fakta bahwa meskipun harga minyak mentah masih jauh dari rekor tertinggi, bensin dan solar telah mencetak rekor baru hari demi hari.

Berapa Banyak Margin yang Meningkat?

Angka-angka dari perusahaan data Refinitiv menunjukkan bagaimana bisnis penyulingan minyak telah menjadi sangat menguntungkan dalam setahun terakhir. Pada 10 Juni 2021, penyuling menghasilkan USD9,26 per barel dari penyulingan bensin, dan USD6,84 per barel untuk penyulingan diesel.



Pada hari Rabu, mereka menghasilkan USD43.11 untuk bensin, naik 366% dan USD51.13 untuk diesel dengan peningkatan sampau 648%.
Angka-angka yang diterbitkan oleh BP, yang memiliki sejumlah kilang di Eropa dan AS, menunjukkan ukuran keuntungan pemurniannya sendiri, 'Refining Marker Margin', naik dari USD7,7 dolar per barel menjadi USD35,7 selama setahun terakhir.

Perusahaan raksasa minyak AS, ExxonMobil yang memiliki sejumlah kilang, termasuk Fawley di Hampshire, yang terbesar di Inggris. Bulan lalu Financial Times mengutip kepala eksekutifnya Darren Woods yang mengatakan, dia tidak berpikir bahwa "lingkungan margin yang sangat, sangat tinggi" "baik untuk ekonomi di seluruh dunia.

Sebuah sumber yang dekat dengan pemilik kilang utama berpendapat bahwa penyuling tidak menetapkan margin sendiri. Harga minyak mentah, bensin dan solar ditentukan oleh pasar terkait persediaan dan berapa banyak pembeli yang akan membayar.

Mengapa Margin Kilang Sangat Tinggi?

Sebelum invasi Ukraina, sebagian besar pasokan bensin dan solar Eropa dibuat di kilang Rusia dan diimpor dalam kapal tanker. Pada tahun 2020, Inggris menerima 18% pasokan dieselnya dari Rusia.

Meskipun pasokan itu belum terputus sepenuhnya, volume yang datang dari Rusia secara signifikan berkurang karena pembeli menghindari ekspor Rusia bahkan sebelum sanksi dimulai secara penuh.

Stok bahan bakar rendah bahkan sebelum invasi dan ada kekurangan kapasitas penyulingan global. Sektor ini tidak terlalu menguntungkan dalam beberapa tahun terakhir dan menarik sedikit investasi.

Jadi tidak ada kelonggaran untuk menebus kapasitas pemurnian Rusia yang hilang. Kurangnya kemampuan pemurnian di seluruh dunia telah berkontribusi pada tingginya harga bahan bakar di negara lain, termasuk AS.

Selain itu, China telah memangkas ekspor bahan bakar olahannya. Dan meskipun Inggris tidak mengimpor langsung dari China, ini memiliki efek knock-on di seluruh pasar global, kata Crosby.

Dikutip dari BBC, ExxonMobil dan BP menolak berkomentar.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1548 seconds (0.1#10.140)