Krisis Energi Hantam Australia, 8 Juta Warga Diharuskan Matikan Lampu 2 Jam Tiap Malam

Jum'at, 17 Juni 2022 - 07:23 WIB
loading...
A A A
Sekitar seperempat dari kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar batu bara Australia saat ini tidak berfungsi karena pemadaman tak terduga dan pemeliharaan terjadwal.

Kondisi tersebut membuat beberapa produsen listrik menerangkan telah terjadi lonjakan biaya karena harga batu bara dan gas global telah melonjak seiring sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Sementara itu, permintaan energi telah melonjak di tengah hawa dingin dan ketika ekonomi Australia kembali terbuka setelah pembatasan Covid-19 dilonggarkan.

Semua ini telah mendorong harga listrik di pasar grosir naik hingga di atas batas harga yakni 300 dolar Aussie atau setara USD210 per megawatt jam yang ditetapkan oleh regulator pasar, Operator Pasar Energi Australia (Aemo).

Namun, batas itu di bawah biaya produksi untuk beberapa generator, yang memutuskan untuk menahan kapasitas. Pada hari Rabu, Aemo mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menangguhkan pasar dan mengatakan akan menetapkan harga secara langsung dan memberi kompensasi kepada generator atas kekurangan tersebut.

Ia juga meminta konsumen di New South Wales untuk "mengurangi sementara penggunaan energi mereka".

Apa yang terjadi selanjutnya?

Aemo belum memberikan batas waktu sampai kapan suspensi akan dicabut. Dikatakan dalam sebuah pernyataan, "Batas harga akan tetap sampai harga listrik grosir kumulatif turun di bawah ambang batas harga kumulatif."

"Aemo, sebagai operator sistem tenaga nasional, akan terus memantau situasi dan memberikan pembaruan lebih lanjut jika kondisinya berubah," tambahnya.

Pada hari Kamis, produsen listrik terbesar Australia, AGL Energy mengatakan, pihaknya berharap dapat memasok lebih banyak listrik ke sektor bisnis dan konsumen dalam beberapa hari mendatang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1602 seconds (0.1#10.140)