New Normal, Kebutuhan Alat Olah Raga Baru Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - New Normal membuat masyarakat banyak melakukan gaya hidup sehat seiring dengan kesadaran untuk menjaga tubuh. Hal ini bisa dilihat dari booming-nya pembelian perlengkapan olahraga.
Sebut saja beberapa olahraga yang banyak digemari seperti lari, bersepeda, badminton, gym, dan fitnes yang turut meningkatkan geliat bisnis peralatan olahraga pada masa pandemi.
Tingginya pembelian item olahraga seperti sepeda, sepatu, dan beberapa perlengkapan lainnya pada masa transisi ini juga didukung oleh beberapa faktor. Pertama, wabah korona semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berolahraga guna meningkatkan daya tahan tubuh. Dalam hal ini olahraga di luar rumah (outdoor) menjadi pilihan menarik untuk menghilangkan kejenuhan selama beberapa bulan beraktivitas di rumah saja. (Baca: Pemprov DKI Bakal Pertahankan CFD di Masa Transisi PSBB)
Kedua, animo untuk berolahraga di luar seperti bersepeda dan lari (jogging) juga dipicu dari banyaknya konten berisi aktivitas berolahraga di luar yang dibagikan oleh komunitas dan penggiat hobi olahraga di media sosial.
Fenomena ini juga dialami sejumlah perusahaan ritel peralatan olahraga seperti MAP Aktif Adiperkasa (anak usaha PT Mitra Adiperkasa Tbk). Ritel ini membawahi berbagai merek peralatan olahraga seperti Sport Stasion, Skechers, Royal Sporting House, Planet Sport, Kidz Station, Golf House, hingga sejumlah konsep toko dengan merek global.
Corporate Secretary PT MAP Aktif Adiperkasa (MAPA) Ratih Gianda mengatakan, sebelum diberlakukan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga PSBB transisi ini, pangsa pasar sepatu lari berada di urutan kedua, yakni mencapai 50% dari total penjualan.
“Angka tersebut masih bisa terus bertambah seiring dibukanya sarana fasilitas olahraga dan pusat perbelanjaan,” jelasnya.
Berkat booming gaya hidup berolahraga itu, MAPA mendapatkan pendapatan bersih dari jaringan ritelnya hampir 15%, yakni Rp1,5 triliun. “Sebelum masa PSBB penjualan masih stabil, dan sampai masa transisi ini angkanya bisa bertambah lagi,” kata Ratih.
Peningkatan ini sebenarnya sudah terlihat sejak dua tahun terakhir. MAPA mencatat pertumbuhan 12% pada 2018 dan meningkat menjadi 23% pada 2019. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh makin berkembangnya kegemaran olahraga di masyarakat.
“Sebelum masa pandemi, produk yang paling banyak dicari konsumen kami sepatu dari Skechers karena memiliki desain untuk running juga untuk walking. Selain itu, ada banyak brand juga seperti Converse, New Balance, Reebok, Adidas, Nike, dan lainnya,” sebutnya.
Sebut saja beberapa olahraga yang banyak digemari seperti lari, bersepeda, badminton, gym, dan fitnes yang turut meningkatkan geliat bisnis peralatan olahraga pada masa pandemi.
Tingginya pembelian item olahraga seperti sepeda, sepatu, dan beberapa perlengkapan lainnya pada masa transisi ini juga didukung oleh beberapa faktor. Pertama, wabah korona semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berolahraga guna meningkatkan daya tahan tubuh. Dalam hal ini olahraga di luar rumah (outdoor) menjadi pilihan menarik untuk menghilangkan kejenuhan selama beberapa bulan beraktivitas di rumah saja. (Baca: Pemprov DKI Bakal Pertahankan CFD di Masa Transisi PSBB)
Kedua, animo untuk berolahraga di luar seperti bersepeda dan lari (jogging) juga dipicu dari banyaknya konten berisi aktivitas berolahraga di luar yang dibagikan oleh komunitas dan penggiat hobi olahraga di media sosial.
Fenomena ini juga dialami sejumlah perusahaan ritel peralatan olahraga seperti MAP Aktif Adiperkasa (anak usaha PT Mitra Adiperkasa Tbk). Ritel ini membawahi berbagai merek peralatan olahraga seperti Sport Stasion, Skechers, Royal Sporting House, Planet Sport, Kidz Station, Golf House, hingga sejumlah konsep toko dengan merek global.
Corporate Secretary PT MAP Aktif Adiperkasa (MAPA) Ratih Gianda mengatakan, sebelum diberlakukan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga PSBB transisi ini, pangsa pasar sepatu lari berada di urutan kedua, yakni mencapai 50% dari total penjualan.
“Angka tersebut masih bisa terus bertambah seiring dibukanya sarana fasilitas olahraga dan pusat perbelanjaan,” jelasnya.
Berkat booming gaya hidup berolahraga itu, MAPA mendapatkan pendapatan bersih dari jaringan ritelnya hampir 15%, yakni Rp1,5 triliun. “Sebelum masa PSBB penjualan masih stabil, dan sampai masa transisi ini angkanya bisa bertambah lagi,” kata Ratih.
Peningkatan ini sebenarnya sudah terlihat sejak dua tahun terakhir. MAPA mencatat pertumbuhan 12% pada 2018 dan meningkat menjadi 23% pada 2019. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh makin berkembangnya kegemaran olahraga di masyarakat.
“Sebelum masa pandemi, produk yang paling banyak dicari konsumen kami sepatu dari Skechers karena memiliki desain untuk running juga untuk walking. Selain itu, ada banyak brand juga seperti Converse, New Balance, Reebok, Adidas, Nike, dan lainnya,” sebutnya.