New Normal, Kebutuhan Alat Olah Raga Baru Meningkat
loading...
A
A
A
Tidak hanya sepatu lari yang mengalami peningkatan penjualan saat masa pandemi. Kebutuhan akan sepeda juga ikut mengalami kenaikan. ?Hal itu terlihat dari larisnya penjualan sepeda di sejumlah toko.
Gejala ini pun dirasakan sejumlah produsen sepeda lokal di dalam negeri, Head of Marcomm Polygon Bikes Indonesia Yunike Maris berujar, pihaknya sudah mulai merasakan kenaikan permintaan sepeda sejak pertengahan April 2020. (Baca juga: Mau Tahu New Normal ala Real Madrid, Ini Jawabannya)
Meski demikian, lonjakannya memang baru naik drastis setelah pemerintah mulai melakukan pelonggaran PSBB. Dugaan Yunike, hal ini disebabkan oleh rasa bosan yang didapat sebagian masyarakat akibat berkurangnya aktivitas di luar rumah. Terlebih, penerapan New Normal juga menciptakan kebutuhan baru akan moda transportasi yang aman digunakan.
Menurut Yunike, kenaikan permintaan sepeda tidak hanya terpusat di kota-kota besar, tetapi juga di kota kecil. “Dari beberapa laporan dealer ada yang melonjak 200%, ada yang 100%, ada yang 50%, jadi sangat bervariasi,” jelasnya.
Maka itu, toko-toko sepeda pun kembali didatangi pembeli seperti saat bersepeda menjadi tren beberapa tahun lalu. Menurut Fikri Laganan, owner Formula Bike, semakin banyak orang yang berbelanja sepeda di toko miliknya di kawasan Karamat Jati, Jakarta Timur. “Iya betul, penjualan sepeda lagi naik pesat akhir-akhir ini,” katanya.
Fikri menambahkan, peningkatan pembelian sepeda mencapai hampir 100% dibandingkan masa sebelum pandemi. “Bukan hanya membeli sepeda, tapi juga ada beberapa konsumen datang untuk kebutuhan servis sepeda yang sudah mereka simpan. Kami sampai kewalahan karena orang yang membeli sepeda juga terus bertambah karena virus korona,” ujarnya.
Rata-rata konsumen yang berbelanja sepeda di toko Fikri memilih jenis sepeda gunung dan sepeda lipat. “Sepeda lipat dan sepeda gunung paling banyak dicari. Untuk harganya, berkisar dari Rp3 sampai Rp6 juta,” tuturnya. (Baca juga: Lebih dari 20 Juta Warga AS Diduga Terinfeksi Virus Corona)
Sebelum membeli sepeda, Fikri menyebut agar masyarakat mempertimbangkan jenis dan ukuran sepeda yang sesuai kebutuhan. “Perhatikan juga handlebar dan seat position. Semua itu wajib disesuaikan sama si pemakai sepeda,” jelasnya.
Kenaikan trafik penjualan sepeda tidak hanya terjadi di toko luar jaringan (offline), Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono mengungkapkan, ada kenaikan penjualan sepeda dan aksesoris sepeda di Bukalapak. Pada Maret hingga Juni, tim kami mencatat ada peningkatan transaksi pada penjualan sepeda hingga 15%.
Khusus untuk pencariannya, sepeda gunung dengan merek Polygon sebesar 80%, lalu produk sepeda lipat dengan merek Exotic, Pacific, dan United sebesar 60%, serta juga item aksesoris sepeda seperti kacamata, helm sepeda MTB, dan tempat minum 20%
Gejala ini pun dirasakan sejumlah produsen sepeda lokal di dalam negeri, Head of Marcomm Polygon Bikes Indonesia Yunike Maris berujar, pihaknya sudah mulai merasakan kenaikan permintaan sepeda sejak pertengahan April 2020. (Baca juga: Mau Tahu New Normal ala Real Madrid, Ini Jawabannya)
Meski demikian, lonjakannya memang baru naik drastis setelah pemerintah mulai melakukan pelonggaran PSBB. Dugaan Yunike, hal ini disebabkan oleh rasa bosan yang didapat sebagian masyarakat akibat berkurangnya aktivitas di luar rumah. Terlebih, penerapan New Normal juga menciptakan kebutuhan baru akan moda transportasi yang aman digunakan.
Menurut Yunike, kenaikan permintaan sepeda tidak hanya terpusat di kota-kota besar, tetapi juga di kota kecil. “Dari beberapa laporan dealer ada yang melonjak 200%, ada yang 100%, ada yang 50%, jadi sangat bervariasi,” jelasnya.
Maka itu, toko-toko sepeda pun kembali didatangi pembeli seperti saat bersepeda menjadi tren beberapa tahun lalu. Menurut Fikri Laganan, owner Formula Bike, semakin banyak orang yang berbelanja sepeda di toko miliknya di kawasan Karamat Jati, Jakarta Timur. “Iya betul, penjualan sepeda lagi naik pesat akhir-akhir ini,” katanya.
Fikri menambahkan, peningkatan pembelian sepeda mencapai hampir 100% dibandingkan masa sebelum pandemi. “Bukan hanya membeli sepeda, tapi juga ada beberapa konsumen datang untuk kebutuhan servis sepeda yang sudah mereka simpan. Kami sampai kewalahan karena orang yang membeli sepeda juga terus bertambah karena virus korona,” ujarnya.
Rata-rata konsumen yang berbelanja sepeda di toko Fikri memilih jenis sepeda gunung dan sepeda lipat. “Sepeda lipat dan sepeda gunung paling banyak dicari. Untuk harganya, berkisar dari Rp3 sampai Rp6 juta,” tuturnya. (Baca juga: Lebih dari 20 Juta Warga AS Diduga Terinfeksi Virus Corona)
Sebelum membeli sepeda, Fikri menyebut agar masyarakat mempertimbangkan jenis dan ukuran sepeda yang sesuai kebutuhan. “Perhatikan juga handlebar dan seat position. Semua itu wajib disesuaikan sama si pemakai sepeda,” jelasnya.
Kenaikan trafik penjualan sepeda tidak hanya terjadi di toko luar jaringan (offline), Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono mengungkapkan, ada kenaikan penjualan sepeda dan aksesoris sepeda di Bukalapak. Pada Maret hingga Juni, tim kami mencatat ada peningkatan transaksi pada penjualan sepeda hingga 15%.
Khusus untuk pencariannya, sepeda gunung dengan merek Polygon sebesar 80%, lalu produk sepeda lipat dengan merek Exotic, Pacific, dan United sebesar 60%, serta juga item aksesoris sepeda seperti kacamata, helm sepeda MTB, dan tempat minum 20%