Gas Rusia Tak Tergantikan Bagi Industri Jerman, Ekonomi Terbesar Eropa Buntu

Kamis, 21 Juli 2022 - 03:00 WIB
loading...
Gas Rusia Tak Tergantikan Bagi Industri Jerman, Ekonomi Terbesar Eropa Buntu
Jerman terlibat dalam perdebatan sengit tentang siapa yang harus memiliki prioritas dalam kemungkinan krisis energi, saat penjatahan gas harus dimulai ketika Rusia mungkin bakal mematikan keran gas secara total. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Jerman terlibat dalam perdebatan sengit tentang siapa yang harus memiliki prioritas dalam kemungkinan krisis energi , perusahaan atau konsumen?. Ekonomi terbesar Eropa itu tengah bersiap menghadapi kemungkinan Rusia akan mematikan keran gas secara total.



Di bawah aturan Uni Eropa (UE) yang ada, sektor rumah tangga dan infrastruktur penting seperti rumah sakit dan rumah orang tua dilindungi dari penutupan gas, sementara industri tidak.

Tetapi para pemimpin bisnis mengatakan sebaliknya. "Jika menyangkut kekurangan gas, setiap orang harus mengurangi konsumsi mereka, dan itu termasuk pelanggan perumahan," kata Kepala VDMA, Karl Haeusgen kepada Financial Times.

"Seluruh pendekatan tentang siapa yang prioritas apakah rumah tangga swasta dan industri ini hanya harus dilakukan, itu tidak berhasil. Industri secara eksistensial penting bagi masyarakat," tambahnya.



Pernyataan serupa juga dilontarkan Kepala Ekseskutif Produsen Bahan Kimia yakni H&R, Detlev Wösten. Menurutnya penjatahan gas kepada perusahaan bisa memicu "krisis pasokan besar-besaran dalam ekonomi Jerman".

"Tentu saja, kita harus menghindari orang-orang membeku di rumah mereka. Tetapi kita membutuhkan pendekatan yang seimbang. Kita harus memastikan ekonomi kita dapat terus berfungsi," katanya kepada FT.

Seperti diketahui kekhawatiran akan krisis energi yang membayangi telah meningkat sejak bulan lalu ketika Gazprom, pengekspor gas yang dikendalikan Kremlin, mengurangi aliran ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 sebesar 60%. Kemudian minggu lalu, mereka menutup pipa sepenuhnya dengan alasan adanya perbaikan berkala.

Berlin menuduh Moskow menjadikan ekspor energi sebagai senjata dalam konfliknya dengan Barat, menimbulkan kecemasan pipa itu tidak akan kembali online saat perbaikan selesai Kamis ini.

Jika itu terjadi, Jerman akan gagal mengisi penyimpanan gasnya sebelum musim dingin dan industri hampir pasti akan menghadapi penjatahan. Itu bisa menyebabkan pemotongan produksi dan bahkan penutupan pabrik. Para ekonom mengatakan, bahwa dalam hal ini ekonomi terbesar Eropa itu bisa terjun ke dalam resesi.

Perusahaan sendiri mencari alternatif untuk gas, tetapi bagi sebagian besar, opsinya terbatas. Wösten mengatakan H&R hanya dapat mengganti sekitar 25% dari konsumsi gasnya dengan batu bara dan minyak. "Bagi kami, gas pada dasarnya tidak tergantikan, setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah," katanya.

Apabila pasokan gas seret dan H&R harus mengekang produksi, efek knock-on akan sangat besar. Perusahaan ini adalah produsen besar lilin, emulsi, minyak bumi, senyawa kabel dan oli motor, dimana hal itu digunakan secara luas dalam segala hal mulai dari obat-obatan hingga industri makanan dan mobil.

"Kami memiliki tanggung jawab khusus untuk menjaga pasokan yang stabil kepada pelanggan kami. Jika gas berhenti mengalir, itu akan terancam," kata Wösten.

Sinyal bahaya dari industri telah mencapai Berlin. Pekan lalu Menteri ekonomi, Robert Habeck menyerukan, pemikiran ulang tentang aturan prioritas. Dimana katanya dirancang untuk gangguan jangka pendek seperti pemadaman pembangkit listrik - bukan skenario yang sekarang dihadapi Jerman.

"Kita mungkin sekarang berbicara tentang gangguan pada aliran gas yang akan berlangsung selama berbulan-bulan," katanya.

Dalam situasi seperti itu, pelanggan perumahan juga harus "melakukan bagian mereka", karena gangguan jangka panjang terhadap output industri akan memiliki "konsekuensi besar" untuk situasi pasokan.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1793 seconds (0.1#10.140)