Semester I-2022, Samindo Resources Bukukan Laba Rp114,6 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Samindo Resources Tbk (MYOH) membukukan laba bersih sebesar USD7,8 juta atau sekitar Rp114,6 miliar (kurs Rp14.700/USD) di semester I-2022. Capaian tersebut turun jika dibandingkan dengan perolehan sebesar USD13,9 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
"Dari angka memang kelihatannya turun, tapi dari sisi kinerja sebenarnya tidak banyak berubah. Di semester berikutnya pasti akan terkejar," ungkap Direktur Samindo Gilbert Nisahpih di Jakarta, Kamis (1/9/2022).
Gilbert mengatakan, selain stripping ratio (SR) yang lebih rendah di semester I, faktor alam juga ikut memengaruhi operasional perusahaan. Curah hujan yang tinggi, kata dia, membatasi operasional perusahaan penyedia jasa tambang terintegrasi tersebut.
Namun, dia yakin ketertinggalan di semester pertama akan dapat dikejar di semester II. "Di 6 bulan ke depan SR-nya lebih tinggi dan diharapkan akhir tahun kinerja sesuai target," ujarnya.
Corporate Secretary Samindo Ahmad Zaki Natsir menambahkan, faktor alam di paruh pertama tahun 2022 ini memang sangat berpengaruh. Tingginya curah hujan, kata dia, menjadi sebab utama yang menahan aktivitas penambangan. "Sepanjang semester pertama ini kami banyak dihadapkan pada kendala-kendala non-teknis yang sulit dihindari," jelasnya.
Berdasarkan catatan internal perusahaan, papar dia, terjadi kenaikan waktu pemeliharaan yang disebabkan oleh hujan hingga 36,2%. Dia menjelaskan, waktu pemeliharaan akibat hujan di semester I-2022 melonjak menjadi 1.036 jam. Sementara, di paruh pertama 2021, waktu pemeliharaan akibat hujan hanya sebesar 761 jam.
Perusahaan, lanjut dia, terus berupaya memanfaatkan waktu standby dengan melakukan pemeliharaan. Terkait pemeliharaan alat berat, lanjutnya, ini merupakan tahun kedua perusahaan melakukan pemeliharaan mandiri. Sampai dengan akhir semester I-2022 perusahaan berhasil menekan biaya pemeliharaan alat berat melalui pihak ketiga sebesar 25,6%.
Upaya menekan biaya juga dilakukan dengan mengurangi waktu standby akibat kecelakaan kerja. Salah satunya, dilakukan dengan mengubah waktu kerja dari 3 shift menjadi 2 shift. Langkah ini mampu menekan total biaya yang dikeluarkan perusahaan kepada operator hingga 10,5%.
Gilbert mengatakan, upaya menekan kecelakaan juga dilakukan secara mendasar dengan mencoba mengubah behavior para pekerja. Hasilnya, kata dia, sampai akhir Juni Samindo sukses mencatatkan tidak terjadinya kecelakaan pada aktivitas utama penambangan.
"Dari angka memang kelihatannya turun, tapi dari sisi kinerja sebenarnya tidak banyak berubah. Di semester berikutnya pasti akan terkejar," ungkap Direktur Samindo Gilbert Nisahpih di Jakarta, Kamis (1/9/2022).
Gilbert mengatakan, selain stripping ratio (SR) yang lebih rendah di semester I, faktor alam juga ikut memengaruhi operasional perusahaan. Curah hujan yang tinggi, kata dia, membatasi operasional perusahaan penyedia jasa tambang terintegrasi tersebut.
Namun, dia yakin ketertinggalan di semester pertama akan dapat dikejar di semester II. "Di 6 bulan ke depan SR-nya lebih tinggi dan diharapkan akhir tahun kinerja sesuai target," ujarnya.
Corporate Secretary Samindo Ahmad Zaki Natsir menambahkan, faktor alam di paruh pertama tahun 2022 ini memang sangat berpengaruh. Tingginya curah hujan, kata dia, menjadi sebab utama yang menahan aktivitas penambangan. "Sepanjang semester pertama ini kami banyak dihadapkan pada kendala-kendala non-teknis yang sulit dihindari," jelasnya.
Berdasarkan catatan internal perusahaan, papar dia, terjadi kenaikan waktu pemeliharaan yang disebabkan oleh hujan hingga 36,2%. Dia menjelaskan, waktu pemeliharaan akibat hujan di semester I-2022 melonjak menjadi 1.036 jam. Sementara, di paruh pertama 2021, waktu pemeliharaan akibat hujan hanya sebesar 761 jam.
Perusahaan, lanjut dia, terus berupaya memanfaatkan waktu standby dengan melakukan pemeliharaan. Terkait pemeliharaan alat berat, lanjutnya, ini merupakan tahun kedua perusahaan melakukan pemeliharaan mandiri. Sampai dengan akhir semester I-2022 perusahaan berhasil menekan biaya pemeliharaan alat berat melalui pihak ketiga sebesar 25,6%.
Upaya menekan biaya juga dilakukan dengan mengurangi waktu standby akibat kecelakaan kerja. Salah satunya, dilakukan dengan mengubah waktu kerja dari 3 shift menjadi 2 shift. Langkah ini mampu menekan total biaya yang dikeluarkan perusahaan kepada operator hingga 10,5%.
Gilbert mengatakan, upaya menekan kecelakaan juga dilakukan secara mendasar dengan mencoba mengubah behavior para pekerja. Hasilnya, kata dia, sampai akhir Juni Samindo sukses mencatatkan tidak terjadinya kecelakaan pada aktivitas utama penambangan.
(fai)