Mengungkap Fakta-fakta Pemutusan Pasokan Gas Rusia ke Eropa Tanpa Batas Waktu

Rabu, 07 September 2022 - 10:57 WIB
loading...
Mengungkap Fakta-fakta...
Krisis gas Eropa telah menjelma menjadi gejolak energi terbesar dalam beberapa dekade di Benua Biru ketika pasokan gas alam dari Rusia menjadi tidak stabil. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Krisis gas Eropa telah menjelma menjadi gejolak energi terbesar dalam beberapa dekade di Benua Biru ketika pasokan gas alam dari Rusia menjadi tidak stabil. Pasokan gas menjadi tidak dapat diprediksi, bahkan sebelum perang Rusia Ukraina pecah.



Saat aliran gas Moskow ke Eropa telah berhenti total. Rusia mengklaim, sanksi ekonomi yang dijatuhkan padanya menjadi penyebab utama, dan karenanya Barat bertanggung jawab atas penghentian pasokan gas tanpa batas waktu melalui pipa utama Eropa.

"Masalah terkait pompa gas muncul karena sanksi yang dijatuhkan terhadap negara kita dan terhadap sejumlah perusahaan oleh negara-negara Barat, termasuk Jerman dan Inggris," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan pada hari Senin, menurut kantor berita negara Rusia Interfax.

Ketika ditanya apakah pompa gas melalui Nord Stream 1 bakal dibuka kembali, Peskov menjawab hal itu sepenuhnya tergantung pada sanksi. Apakah pasokan akan dilanjutkan jika sanksi dicabut atau dilonggarkan?.

"Tentu saja. Sanksi yang mencegah pemeliharaan unit, yang mencegah mereka bergerak tanpa jaminan hukum yang sesuai, yang mencegah jaminan hukum ini diberikan, dan sebagainya," bebernya.



"Justru sanksi-sanksi inilah yang telah diperkenalkan oleh negara-negara Barat yang telah membawa situasi ke apa yang kita lihat sekarang," tambah Peskov.

Datang langsung dari Kremlin, komentar ini dinilai menjadi indikasi paling jelas bahwa Rusia berusaha menekan Eropa untuk mencabut langkah-langkah ekonomi. Sanksi UE sendiri dimaksudkan untuk menghukum Rusia atas invasinya yang diklaim Barat tidak beralasan ke Ukraina.

Sementara itu anggota parlemen Eropa telah berulang kali menuduh Rusia, sebagai pemasok energi terbesarnya telah menggunakan ekspor energi sebagai senjata dalam upaya untuk menaikkan harga komoditas dan menabur ketidakpastian di seluruh blok 27 negara itu. Moskow membantah menggunakan energi sebagai senjata.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1764 seconds (0.1#10.140)