Begini Strategi Penyedia Internet dan TV Satelit Menambah Jumlah Pelanggan Saat WFH
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bekerja di rumah alias work from home (WFH) kini jadi kebiasaan baru. WFH muncul sebagai upaya untuk memutus rantai penyebaran virus Covid 19, dengan membatasi aktifitas di luar rumah. Sehingga bekerja, sekolah dan beribadah pun dilakukan dari rumah.
Bagi perusahaan penyedia jaringan kabel internet dan televisi satelit, WFH jadi berkah tersendiri. Pelanggan bertambah, trafik penggunaan internet juga ikut melonjak. Ini otomatis mendongkrak pendapatan dan laba perusahaan. Kedatangan virus Corona malah jadi momentum perusahaan untuk mengembangkan strategi demi menambah jumlah pelanggan (subscribes) sekaligus mempertebal pundi-pundi pendapatan.
Hal itu bisa dilihat dari kinerja emiten yang bergerak di bisnis penyedia jasa internet dan TV Sateleit . Contohnya saja PT Link Net Tbk. (LINK). Selama Mei lalu LINK mampu menambah 130.210 home passes,hingga kini totalnya menjadi 2,6 juta home passes. Istilah homes passes digunakan untuk menunjukkan jumlah rumah yang dilewati oleh jalur jaringan internet fiber yang dipasang perusahaan.
Dari sisi jumlah pelanggan, menurut CEO & President Director Link Net, Marlo Budiman, tercatat selama kurun waktu 15 Maret 2020 hingga awal Juni, jumlah pelangan naik 40%. Seperti diketahui mulai 15 Maret merupakaan masa pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang memaksa karyawan dan pelajar untuk bekerja dan belajar dari rumah. Dalam periode yang sama trafik penggunaan internet juga melonjak hingga 47%. Penggunaan layanan video on demand Netflix juga naik 140%, kemudian Youtube naik 33%, dan Google juga naik 33%.
Sebagai gambaran selama bulan Mei, jumlah pelanggan Link Net bertambah sekitar 31.700. Sehingga pada akhir Mei jumlah total pelanggan mencapai lebih dari 743.400 pelanggan. Bertambahnya jumlah pelanggan baru ini juga buah dari strategi ekspansi yang dilakukan perseroan.
Selama pandemi Link Net melebarkan bisnisnya ke tujuh kota baru. Cirebon,Cikampek, Purwakarta, Tegal, Madiun dan Kediri. Sekitar 32% pelanggan baru tersebut berasal dari kota-kota yang baru dilayani oleh Link Net.
Ekspansi bisnis ini memang mulai menunjukkan hasil. Selain pelanggan yang bertambah pendapatan persoran juga naik. Di kuaratal I-2020, pendapatan perusahaan naik 7.57%. Dari Rp891,47 miiar di kuartal I-2019 menjadi Rp958,99 miliar di kuartal I-2020.
Pendapatan sebesar itu, bersumber dari pendapatan biaya berlangganan dari layanan broadband internet dan jaringan Rp562,51 miliar, biaya berlangganan dari layanan televisi kabel Rp350,692 miliar, dan pandapatan lain-lain Rp45,78 miliar.
Sayang, peningkatan pendapatan ini dibarengi juga dengan meningkatnya biaya operasional perusahaan, sehingga beban pokok pendapatan juga naik. Akibatnya laba perusahaan malah menyusut 25,2%. Dari Rp264,29 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp197,70 pada kuartal I-2020.
Meski demikian melihat perkambangan jumlah pelanggan yang naik signifikan, Marlo Budiman optimistis, perseroan bakal mampu meningkatkan pendapatan hingga dobel digit dibandingkan tahun lalu. Adapun, pada 2019 lalu LINK mampu membukukan pendapatan Rp3,75 triliun,hanya naik 1% dibandingkan pendapatan di 2018 sebesar Rp3,72 triliun.
Peningkatan pendapatan juga diperlihatkan oleh PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV). Perusahaan yang tergabung dalam MNC Group ini mampu membukukan pertumbuhan pendapatan konsolidasi sebesar 10% secara year on year pada kuartal I-2020. Berdasarkan publikasi resmi perseroan, perseroan meraup pendapatan Rp842,7 miliar, naik dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp764,7 miliar.
Bagi perusahaan penyedia jaringan kabel internet dan televisi satelit, WFH jadi berkah tersendiri. Pelanggan bertambah, trafik penggunaan internet juga ikut melonjak. Ini otomatis mendongkrak pendapatan dan laba perusahaan. Kedatangan virus Corona malah jadi momentum perusahaan untuk mengembangkan strategi demi menambah jumlah pelanggan (subscribes) sekaligus mempertebal pundi-pundi pendapatan.
Hal itu bisa dilihat dari kinerja emiten yang bergerak di bisnis penyedia jasa internet dan TV Sateleit . Contohnya saja PT Link Net Tbk. (LINK). Selama Mei lalu LINK mampu menambah 130.210 home passes,hingga kini totalnya menjadi 2,6 juta home passes. Istilah homes passes digunakan untuk menunjukkan jumlah rumah yang dilewati oleh jalur jaringan internet fiber yang dipasang perusahaan.
Dari sisi jumlah pelanggan, menurut CEO & President Director Link Net, Marlo Budiman, tercatat selama kurun waktu 15 Maret 2020 hingga awal Juni, jumlah pelangan naik 40%. Seperti diketahui mulai 15 Maret merupakaan masa pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang memaksa karyawan dan pelajar untuk bekerja dan belajar dari rumah. Dalam periode yang sama trafik penggunaan internet juga melonjak hingga 47%. Penggunaan layanan video on demand Netflix juga naik 140%, kemudian Youtube naik 33%, dan Google juga naik 33%.
Sebagai gambaran selama bulan Mei, jumlah pelanggan Link Net bertambah sekitar 31.700. Sehingga pada akhir Mei jumlah total pelanggan mencapai lebih dari 743.400 pelanggan. Bertambahnya jumlah pelanggan baru ini juga buah dari strategi ekspansi yang dilakukan perseroan.
Selama pandemi Link Net melebarkan bisnisnya ke tujuh kota baru. Cirebon,Cikampek, Purwakarta, Tegal, Madiun dan Kediri. Sekitar 32% pelanggan baru tersebut berasal dari kota-kota yang baru dilayani oleh Link Net.
Ekspansi bisnis ini memang mulai menunjukkan hasil. Selain pelanggan yang bertambah pendapatan persoran juga naik. Di kuaratal I-2020, pendapatan perusahaan naik 7.57%. Dari Rp891,47 miiar di kuartal I-2019 menjadi Rp958,99 miliar di kuartal I-2020.
Pendapatan sebesar itu, bersumber dari pendapatan biaya berlangganan dari layanan broadband internet dan jaringan Rp562,51 miliar, biaya berlangganan dari layanan televisi kabel Rp350,692 miliar, dan pandapatan lain-lain Rp45,78 miliar.
Sayang, peningkatan pendapatan ini dibarengi juga dengan meningkatnya biaya operasional perusahaan, sehingga beban pokok pendapatan juga naik. Akibatnya laba perusahaan malah menyusut 25,2%. Dari Rp264,29 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp197,70 pada kuartal I-2020.
Meski demikian melihat perkambangan jumlah pelanggan yang naik signifikan, Marlo Budiman optimistis, perseroan bakal mampu meningkatkan pendapatan hingga dobel digit dibandingkan tahun lalu. Adapun, pada 2019 lalu LINK mampu membukukan pendapatan Rp3,75 triliun,hanya naik 1% dibandingkan pendapatan di 2018 sebesar Rp3,72 triliun.
Peningkatan pendapatan juga diperlihatkan oleh PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV). Perusahaan yang tergabung dalam MNC Group ini mampu membukukan pertumbuhan pendapatan konsolidasi sebesar 10% secara year on year pada kuartal I-2020. Berdasarkan publikasi resmi perseroan, perseroan meraup pendapatan Rp842,7 miliar, naik dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp764,7 miliar.