Jerman Menasionalisasi Uniper Saat Rusia Matikan Aliran Gas

Kamis, 22 September 2022 - 07:48 WIB
loading...
Jerman Menasionalisasi Uniper Saat Rusia Matikan Aliran Gas
Jerman menasionalisasi Uniper setelah bailout miliaran euro sebelumnya gagal menjaga importir gas tetap bertahan usai Rusia matikan aliran gas melalui pipa utama. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Jerman menasionalisasi Uniper setelah bailout miliaran euro sebelumnya gagal menjaga importir gas tetap bertahan. Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim harga minyak lebih tinggi dengan mengumumkan mobilisasi militer parsial Rusia.



Berlin setuju untuk membeli sisa saham yang dimiliki oleh Fortum Finlandia di importir gas Jerman untuk mengamankan operasinya dan mempertahankan bisnisnya. Langkah terbaru ini untuk menjaga lampu dan pemanas tetap menyala di Jerman pada musim dingin ini.

Harga gas dan listrik Eropa telah meroket tahun ini karena Rusia memangkas ekspor bahan bakar untuk membalas sanksi Barat atas invasinya ke Ukraina. Langkah Rusia membuat konsumen di Benua Biru berjuang dengan tagihan energi yang sangat tinggi, sedangkan utilitas Eropa bergulat dengan krisis likuiditas.

"Negara akan ... melakukan segala kemungkinan untuk selalu menjaga perusahaan tetap stabil di pasar," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck.



Ia juga tengah mempersiapkan langkah-langkah lain untuk membantu Jerman menghindari penjatahan energi pada musim dingin ini.

Di samping melonjaknya harga gas Eropa , harga minyak mentah juga melonjak lebih dari 2% pada hari Rabu setelah Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial. Kehawatiran perang di Ukraina semakin meluas mencuat dan meningkatkan kekhawatiran pasokan energi global yang lebih ketat.

“Langkah (Rusia) mungkin dapat mengarah pada seruan untuk tindakan yang lebih agresif kepada Rusia dalam hal sanksi dari Barat,” kata Kepala penelitian komoditas di ING, Warren Patterson.

Setelah membeli saham Fortum, negara bagian Jerman akan memegang sekitar 99% kendali Uniper, kata kementerian ekonomi.

Perjanjian tersebut melibatkan suntikan modal sebesar 8 miliar euro (atau setara USD7,94 miliar), kata Uniper. Suntikan modal pemerintah Jerman membawa total paket bailout menjadi setidaknya 29 miliar euro.

Rencana Pembatasan Harga

Rusia yang hingga invasi Ukraina telah memasok sekitar 40% dari kebutuhan gas Uni Eropa, telah memotong aliran melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman dan sekitarnya. Moskow mengklaim sanksi Barat telah menghambat operasional untuk membuatnya tetap berjalan.

Sementara Uni Eropa menyebutnya hanya dalih dan mengatakan Moskow menggunakan energi sebagai senjata. Namun gas Rusia tetap mengalir melalui Ukraina, tetapi pada tingkatan yang juga berkurang.

Gazprom, perusahaan yang dikendalikan Kremlin dan memonopoli ekspor gas Rusia melalui pipa, mengatakan akan mengirimkan 42,4 juta meter kubik gas ke Eropa melalui Ukraina pada hari Rabu, waktu setempat.

Aliran gas menuju timur melalui pipa Yamal-Eropa ke Polandia dari Jerman dihentikan, sementara pasokan Rusia melalui Ukraina tetap stabil.

Di Amerika Serikat, senator Demokrat dan Republik mengusulkan agar pemerintahan Presiden AS Joe Biden menggunakan sanksi sekunder terhadap bank-bank internasional untuk memperkuat rencana pembatasan harga oleh negara-negara G7 pada minyak Rusia.

Moskow telah mengatakan akan memotong semua aliran minyak dan gas ke Barat jika pembatasan tersebut diterapkan.

Langkah anggota parlemen AS itu dilakukan beberapa jam sebelum Putin memerintahkan mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua. Ia memperingatkan Barat bahwa jika Rusia melanjutkan apa yang disebutnya "pemerasan nuklir", Moskow akan merespons dengan persenjataan yang luas.

Beberapa negara telah melarang impor minyak mentah dan bahan bakar Rusia, tetapi Moskow berhasil mempertahankan pendapatannya melalui peningkatan penjualan minyak mentah ke Asia.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1610 seconds (0.1#10.140)