Optimalkan Jasa Influencer untuk Promosikan Produk, Simak Tipsnya
loading...
A
A
A
Menurut dia, pilihlah influencer yang pengikutnya cocok atau menjadi target sasaran produk yang hendak dijual. Tentu saja sosok influencer yang dipilih memiliki reputasi yang positif. Selain itu, konten yang dibuat di media sosial sebagai sarana pemasaran juga harus berkualitas.
“Tak hanya itu, pengaruh story telling tentang produk yang kita jual juga sangat penting dan bisa mempengaruhi audiens untuk membeli produk kita tersebut lewat media sosial,” kata Hadawiah.
Sementara itu, Founder Mom Influencer ID Chyntia Andarinie menguraikan sejumlah tantangan bagi influencer dalam pemasaran produk barang atau jasa dari pelaku usaha.
Menurut dia, sejumlah tantangan itu adalah algoritma media sosial yang dinamis, reaksi follower atau warganet, serta rasa jenuh akibat kebuntuan ide.
Dalam algoritma, saat ini tidak bisa diprediksi seberapa banyak follower yang melihat atau menyukai konten yang dipasarkan influencer.
“Lalu, komentar follower juga berpotensi membuat influencer menjadi ‘baper’. Sebab, tak selamanya komentar warganet itu positif. Yang penting, konten yang diunggah jangan sampai menjadi bumerang,” ucap Chyntia.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif di era industri 4.0.
“Tak hanya itu, pengaruh story telling tentang produk yang kita jual juga sangat penting dan bisa mempengaruhi audiens untuk membeli produk kita tersebut lewat media sosial,” kata Hadawiah.
Sementara itu, Founder Mom Influencer ID Chyntia Andarinie menguraikan sejumlah tantangan bagi influencer dalam pemasaran produk barang atau jasa dari pelaku usaha.
Menurut dia, sejumlah tantangan itu adalah algoritma media sosial yang dinamis, reaksi follower atau warganet, serta rasa jenuh akibat kebuntuan ide.
Dalam algoritma, saat ini tidak bisa diprediksi seberapa banyak follower yang melihat atau menyukai konten yang dipasarkan influencer.
“Lalu, komentar follower juga berpotensi membuat influencer menjadi ‘baper’. Sebab, tak selamanya komentar warganet itu positif. Yang penting, konten yang diunggah jangan sampai menjadi bumerang,” ucap Chyntia.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif di era industri 4.0.
(ind)