Bahlil: Meski Pakai Ilmu Langit, Kondisi Ekonomi Global Tak Bisa Diramal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, keadaan ekonomi global saat ini tidak bisa diramal oleh siapa pun, bahkan dengan ilmu apa pun.
"Tidak ada satu orang pun yang dapat meramal, baik pakai ilmu teori ekonomi dengan kemampuan pengalaman empirisnya, maupun ilmu langit," katanya dalam Youtube Indikator Politik Indonesia, Minggu (2/10/2022).
Bahlil menambahkan, bahwa kondisi ekonomi saat ini banyak mengalami persoalan, mulai dari pendemi Covid-19 yang belum berakhir, hingga perang Ukraina dan Rusia yang juga masih berlangsung.
"Perang Ukraina dan Rusia berdampak pada sebuah tatanan ekonomi global yang tidak pernah diperkirakan. Misalnya Inggris, kita lihat mereka mengajukan penambahan APBN dan pondsterling mengalami penurunan," katanya.
Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan bahwa akibat perang tersebut sudah pasti akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Musababnya, ekonomi global dan Indonesia saling terkait.
"Saya ingin mengatakan bahwa ekonomi global itu sangat berkaitan dengan ekonomi Indonesia. Kita lihat krisis pangan dan energi sudah mulai (ada) dampaknya ke Indonesia," katanya.
Akibat dampak itu, terjadi pengurangan sebagian subsidi sehingga harga BBM naik. Pasalnya, asumsi harga BBM dalam APBN berkisar USD63-USD70 per barel, namun harga minyak dunia sudah menembus USD100-USD104 per barel.
"Tidak ada satu orang pun yang dapat meramal, baik pakai ilmu teori ekonomi dengan kemampuan pengalaman empirisnya, maupun ilmu langit," katanya dalam Youtube Indikator Politik Indonesia, Minggu (2/10/2022).
Bahlil menambahkan, bahwa kondisi ekonomi saat ini banyak mengalami persoalan, mulai dari pendemi Covid-19 yang belum berakhir, hingga perang Ukraina dan Rusia yang juga masih berlangsung.
"Perang Ukraina dan Rusia berdampak pada sebuah tatanan ekonomi global yang tidak pernah diperkirakan. Misalnya Inggris, kita lihat mereka mengajukan penambahan APBN dan pondsterling mengalami penurunan," katanya.
Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan bahwa akibat perang tersebut sudah pasti akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Musababnya, ekonomi global dan Indonesia saling terkait.
"Saya ingin mengatakan bahwa ekonomi global itu sangat berkaitan dengan ekonomi Indonesia. Kita lihat krisis pangan dan energi sudah mulai (ada) dampaknya ke Indonesia," katanya.
Akibat dampak itu, terjadi pengurangan sebagian subsidi sehingga harga BBM naik. Pasalnya, asumsi harga BBM dalam APBN berkisar USD63-USD70 per barel, namun harga minyak dunia sudah menembus USD100-USD104 per barel.
(uka)