Profil 3 Pendiri Traveloka, Nomor 1 Masuk Daftar Terkaya di Dunia
loading...
A
A
A
Belum lama ini, Traveloka juga mengumumkan ihwal pengumpulan dana sebesar USD300 juta atau setara Rp4,5 triliun. Pendanaan tersebut antara lain dari Indonesia Investment Authority (INA), BlackRock, Allianz Global Investors, Orion Capital Asia, dan lembaga keuangan internasional lainnya. Berikut ini profil tiga pendiri (Co Founder) Traveloka:
1. Ferry Unardi
Ferry merintis bisnis Traveloka saat usianya menginjak 24 tahun bersama dua sahabatnya. Saat itu dia tengah menempuh studi S2 di Universitas Harvard di Massachusetts, Amerika Serikar (AS). Dia melanjutkan kuliah setelah resign dari Microsoft di Seattle.
Mengutip beragam sumber, Ferry lahir di kota Padang pada 16 Januari 1988. Setelah lulus sekolah menengah, Ferry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan universitas. Pilihannya jatuh kepada Purdue University di AS dengan jurusan Computer Science dan Engineering.
Usai meraih gelar S1, Ferry sempat bekerja di Microsoft di Seattle sebagai seorang software engineer. Tiga tahun bekerja di sana, Ferry yang merasa bosan dengan pekerjaannya, lalu mencoba terbang ke China untuk mencari pemikiran baru. Hasil pemikirannya adalah industri travel dan penerbangan.
Namun, sebagai seorang insinyur dia merasa belum mantap dan percaya diri untuk memulai bisnis rintisan atau startup. Akhirnya, dia memutuskan melanjutkan studi S2 Bisnis di Universitas Harvard.
Saat kuliah baru berjalan satu semester, Ferry justri tertarik untuk mengembangkan perusahaan startup. Ide membuka situs pemesanan tiket pesawat konon bermula dari permasalahan Ferry yang kesulitan memesan tiket pesawat ketika akan pulang dari Amerika ke kampung halamannya di Padang. Tak dinyana, rasa ketidaknyamanan itu justru menjadi pintu yang membuka peluang bisnis.
Dari situ, Ferry memtuskan meninggalkan studinya di Harvard dan memilih untuk mengembangkan sebuah mesin pencari tiket pesawat yang dapat diakses semua orang.
Bersama Derianto Kusuma dan Albert Zhang, Ferry mendirikan Traveloka pada tahun 2012. Berkat kerja keras dan berbagai inovasi yang mereka lakukan, bisnis terus berkembang dan mendapat kepercayaan investor dengan diraihnya berbagai pendanaan. Dalam tempo lima tahun, Traveloka terus melejit hingga menjadi startup bertitel unicorn pada 2017.
Seiring kemajuan Traveloka, nilai kekayaan Ferry pun meningkat. Ferry Unardi masuk dalam jajaran pendiri startup terkaya bersama Traveloka yang memiliki valuasi USD2 miliar atau setara Rp28 triliun pada 2019. Dia juga masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia untuk kategori Retail & E-Commerce.
1. Ferry Unardi
Ferry merintis bisnis Traveloka saat usianya menginjak 24 tahun bersama dua sahabatnya. Saat itu dia tengah menempuh studi S2 di Universitas Harvard di Massachusetts, Amerika Serikar (AS). Dia melanjutkan kuliah setelah resign dari Microsoft di Seattle.
Mengutip beragam sumber, Ferry lahir di kota Padang pada 16 Januari 1988. Setelah lulus sekolah menengah, Ferry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan universitas. Pilihannya jatuh kepada Purdue University di AS dengan jurusan Computer Science dan Engineering.
Usai meraih gelar S1, Ferry sempat bekerja di Microsoft di Seattle sebagai seorang software engineer. Tiga tahun bekerja di sana, Ferry yang merasa bosan dengan pekerjaannya, lalu mencoba terbang ke China untuk mencari pemikiran baru. Hasil pemikirannya adalah industri travel dan penerbangan.
Namun, sebagai seorang insinyur dia merasa belum mantap dan percaya diri untuk memulai bisnis rintisan atau startup. Akhirnya, dia memutuskan melanjutkan studi S2 Bisnis di Universitas Harvard.
Saat kuliah baru berjalan satu semester, Ferry justri tertarik untuk mengembangkan perusahaan startup. Ide membuka situs pemesanan tiket pesawat konon bermula dari permasalahan Ferry yang kesulitan memesan tiket pesawat ketika akan pulang dari Amerika ke kampung halamannya di Padang. Tak dinyana, rasa ketidaknyamanan itu justru menjadi pintu yang membuka peluang bisnis.
Dari situ, Ferry memtuskan meninggalkan studinya di Harvard dan memilih untuk mengembangkan sebuah mesin pencari tiket pesawat yang dapat diakses semua orang.
Bersama Derianto Kusuma dan Albert Zhang, Ferry mendirikan Traveloka pada tahun 2012. Berkat kerja keras dan berbagai inovasi yang mereka lakukan, bisnis terus berkembang dan mendapat kepercayaan investor dengan diraihnya berbagai pendanaan. Dalam tempo lima tahun, Traveloka terus melejit hingga menjadi startup bertitel unicorn pada 2017.
Seiring kemajuan Traveloka, nilai kekayaan Ferry pun meningkat. Ferry Unardi masuk dalam jajaran pendiri startup terkaya bersama Traveloka yang memiliki valuasi USD2 miliar atau setara Rp28 triliun pada 2019. Dia juga masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia untuk kategori Retail & E-Commerce.