Profil 3 Pendiri Traveloka, Nomor 1 Masuk Daftar Terkaya di Dunia
loading...
A
A
A
Selain itu, Ferry juga menjadi satu dari 150 orang dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Globe Asia yang dirilis tahun 2018. Berada di urutan 146, Globe Asia memperkirakan kekayaan bersih Ferry saat itu mencapai USD145 atau setara Rp2,09 triliun. Untuk diketahui, saat itu Ferry baru berusia 30 tahun.
2. Derianto Kusuma
Lahir dan besar di Indonesia, Derianto belajar ilmu komputer di Stanford University di California pada 2006-2010. Mengutip profilnya di laman linkedin, Deri, sapaan akrab Derianto, tercatat pernah bekerja di Microsoft sebagai Software Development Engineer in Test pada April 2010-Mei 2011. Selanjutnya, dia bekerja sebagai Senior Software Engineer di LinkedIn pada Juni 2011 selama kurang dari setahun.
Pada Maret 2012, Deri mulai membangun Traveloka bersama dua sahabatnya, di mana posisinya sebagai Co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Traveloka.
Bersama pendiri Traveloka lainnya, Derianto berhasil membawa perusahaan ini mencapai pertumbuhan luar biasa hingga menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara.
Enam tahun lebih bersama Traveloka, Deri mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya sebagai CTO yang efektif pada 30 November 2018.
CEO dan Co-Founder Traveloka Ferry Unardi dalam keterangan tertulis pada Selasa, 27 November 2018, menyebut Deri memiliki peran tak tertandingi dalam pertumbuhan dan kesuksesan Traveloka. Peran Deri tidak hanya membangun dan membesarkan sistem dan kapabilitas teknologi yang sustainable, tapi juga organisasi yang sustainable.
Usai keluar dari Traveloka, Deri berfokus mengembangkan usaha baru dalam kategori yang tidak bersaing dengan Traveloka. Pria yang kini tinggal di Singapura itu dikabarkan menjalankan startup tahap awal.
3. Albert
Sama seperti Ferry, Albert menimba ilmu komputer di Universitas Purdue di Amerika. Pria asal Medan itu juga sempat bekerja di salah satu perusahaan di Negeri Paman Sam sebelum kembali ke Indonesia dan ikut membidani kelahiran Traveloka.
2. Derianto Kusuma
Lahir dan besar di Indonesia, Derianto belajar ilmu komputer di Stanford University di California pada 2006-2010. Mengutip profilnya di laman linkedin, Deri, sapaan akrab Derianto, tercatat pernah bekerja di Microsoft sebagai Software Development Engineer in Test pada April 2010-Mei 2011. Selanjutnya, dia bekerja sebagai Senior Software Engineer di LinkedIn pada Juni 2011 selama kurang dari setahun.
Pada Maret 2012, Deri mulai membangun Traveloka bersama dua sahabatnya, di mana posisinya sebagai Co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Traveloka.
Bersama pendiri Traveloka lainnya, Derianto berhasil membawa perusahaan ini mencapai pertumbuhan luar biasa hingga menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara.
Enam tahun lebih bersama Traveloka, Deri mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya sebagai CTO yang efektif pada 30 November 2018.
CEO dan Co-Founder Traveloka Ferry Unardi dalam keterangan tertulis pada Selasa, 27 November 2018, menyebut Deri memiliki peran tak tertandingi dalam pertumbuhan dan kesuksesan Traveloka. Peran Deri tidak hanya membangun dan membesarkan sistem dan kapabilitas teknologi yang sustainable, tapi juga organisasi yang sustainable.
Usai keluar dari Traveloka, Deri berfokus mengembangkan usaha baru dalam kategori yang tidak bersaing dengan Traveloka. Pria yang kini tinggal di Singapura itu dikabarkan menjalankan startup tahap awal.
3. Albert
Sama seperti Ferry, Albert menimba ilmu komputer di Universitas Purdue di Amerika. Pria asal Medan itu juga sempat bekerja di salah satu perusahaan di Negeri Paman Sam sebelum kembali ke Indonesia dan ikut membidani kelahiran Traveloka.