Soal Konversi ke Kompor Listrik, Jokowi Tegaskan Waktunya Tidak Tepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program konversi kompor gas ke kompor induksi atau kompor listrik beberapa waktu lalu menuai polemik yang berujung pembatalan program tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara hari ini juga menyoroti hal tersebut.
Menurut Jokowi, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menjalankan konversi ke kompor listrik karena berpotensi membuat masyarakat terguncang. Oleh karena itu, Kepala Negara mengingatkan kepada para menterinya untuk hati-hati dalam membuat kebijakan.
"Misalnya kemarin yang dengan kompor listrik itu betul bahwa kita memang harus konversi tapi timing-nya bukan sekarang. Kompornya 1.800 (watt), artinya apa kita mengubah dari yang biasa pemakai 450 menjadi pemakai di atas 1.800," kata Jokowi dalam pernyataan yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (12/10/2022).
"Di rakyat hal-hal seperti itu menjadi sebuah goncangan. Hal-hal yang memang berkaitan dengan rakyat, hati-hati policy-nya," tegasnya.
Presiden menekankan agar kehati-hatian dalam membuat setiap kebijakan betul-betul jangan sampai lepas dari manajemen. Pasalnya, situasi saat ini benar-benar sulit.
"Lagi policy setiap kementerian/lembaga itu hati-hati, urusan kecil-kecil tapi sekarang ini semuanya sensitif," tukas mantan gubernur DKI itu.
Jokowi pun meminta kepada menterinya untuk berkonsentrasi dan betul-betul fokus pada tugasnya masing-masing.
"Kemudian juga implementasi dari program-program yang ada. Betul-betul dilihat betul bermanfaat real atau engga. Kalo enggak, bisa dibelokkan ke hal-hal yang real," pungkasnya.
Sebelumnya, wacana program konversi kompor gas ke kompor listrik sempat bergulir dan menuai polemik terutama terkait kesiapan masyarakat. Program ini pun akhirnya resmi dibatalkan pada akhir September lalu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara hari ini juga menyoroti hal tersebut.
Menurut Jokowi, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menjalankan konversi ke kompor listrik karena berpotensi membuat masyarakat terguncang. Oleh karena itu, Kepala Negara mengingatkan kepada para menterinya untuk hati-hati dalam membuat kebijakan.
"Misalnya kemarin yang dengan kompor listrik itu betul bahwa kita memang harus konversi tapi timing-nya bukan sekarang. Kompornya 1.800 (watt), artinya apa kita mengubah dari yang biasa pemakai 450 menjadi pemakai di atas 1.800," kata Jokowi dalam pernyataan yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (12/10/2022).
"Di rakyat hal-hal seperti itu menjadi sebuah goncangan. Hal-hal yang memang berkaitan dengan rakyat, hati-hati policy-nya," tegasnya.
Presiden menekankan agar kehati-hatian dalam membuat setiap kebijakan betul-betul jangan sampai lepas dari manajemen. Pasalnya, situasi saat ini benar-benar sulit.
"Lagi policy setiap kementerian/lembaga itu hati-hati, urusan kecil-kecil tapi sekarang ini semuanya sensitif," tukas mantan gubernur DKI itu.
Jokowi pun meminta kepada menterinya untuk berkonsentrasi dan betul-betul fokus pada tugasnya masing-masing.
"Kemudian juga implementasi dari program-program yang ada. Betul-betul dilihat betul bermanfaat real atau engga. Kalo enggak, bisa dibelokkan ke hal-hal yang real," pungkasnya.
Sebelumnya, wacana program konversi kompor gas ke kompor listrik sempat bergulir dan menuai polemik terutama terkait kesiapan masyarakat. Program ini pun akhirnya resmi dibatalkan pada akhir September lalu.
(ind)