Bangun Ekosistem Bisnis, Mitratel Optimistis Revenue dan Laba Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel akan fokus mengembangkan ekosistem bisnis, mulai dari bisnis pembangunan tower, fiber optic, penyediaan power supply dari tenaga panel surya, dan masuk ke area edge computing untuk mendukung layanan 5G .
Baca juga: Pesaing SpaceX, Lynk Uji Layanan Ponsel 5G dari Luar Angkasa
Langkah pengembangan bisnis tersebut dinilai akan meningkatkan revenue dan laba perusahaan dibandingkan jika hanya mengoperasikan dan membangun bisnis tower. Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengungkap, pihaknya saat ini mendapat dukungan Telkom Group, sehingga memiliki kemampuan lebih dibanding perusahaan sejenis.
“Hal ini merupakan kesempatan baik tahun 2023, dengan bisnis tower dan didukung fiber optic, edge computing, dan power to tower, margin yang didapat dari industri tower menjadi lebih menarik dibandingkan hanya tower saja,” ungkap Hendra, Senin (24/10/2022).
Dia menjelaskan dari sisi performa keuangan, revenue Mitratel tahun ini diharapkan meningkat sekitar 12%, dan EBITDA diharapkan mengalami peningkatan sekitar 15%. Mitratel secara organik menargetkan ekspansi 1.000 tower, dan sekitar 2.500 untuk kolokasi, di samping juga menggelar 9.000 km fiber optic untuk mendukung connectivity berkualitas dan berkapasitas tinggi.
Saat ini Mitratel memiliki beberapa keunggulan kompetitif. Pertama, dari sisi coverage Mitratel memiliki tower mencapai 35.000 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sekitar 58% berada di luar Jawa. Hal ini akan menambahkan daya tarik bagi operator seluler jika ingin melakukan ekspansi di luar Jawa.
“Mereka (operator selular) tidak perlu bangun tower lagi, cukup menempati (kolokasi) ke tower kami yang telah tersedia, karena kalau bangun tower makan waktu cukup lama. Itu kelebihan tower kita yang tersebar di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, sebagian besar menara Mitratel telah terkoneksi dengan menggunakan jaringan fiber optic. Solusi berikutnya, lanjut Hendra, Mitratel bekerja sama dengan Telkomsat untuk memberikan solusi connectivity menggunakan layanan satelit.
Menurutnya, dengan dukungan connectivity melalui satelit itu, pembangunan tower dapat dilakukan dimana pun termasuk di lokasi remote area, dengan kualitas cukup baik .
“Layanan 4G tetap dapat dinikmati, bisa menikmati untuk video conferencing, video streaming dan lain-lain, karena memiliki bandwith yang tinggi dan latency yang rendah,” katanya.
Baca juga: Pesaing SpaceX, Lynk Uji Layanan Ponsel 5G dari Luar Angkasa
Langkah pengembangan bisnis tersebut dinilai akan meningkatkan revenue dan laba perusahaan dibandingkan jika hanya mengoperasikan dan membangun bisnis tower. Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengungkap, pihaknya saat ini mendapat dukungan Telkom Group, sehingga memiliki kemampuan lebih dibanding perusahaan sejenis.
“Hal ini merupakan kesempatan baik tahun 2023, dengan bisnis tower dan didukung fiber optic, edge computing, dan power to tower, margin yang didapat dari industri tower menjadi lebih menarik dibandingkan hanya tower saja,” ungkap Hendra, Senin (24/10/2022).
Dia menjelaskan dari sisi performa keuangan, revenue Mitratel tahun ini diharapkan meningkat sekitar 12%, dan EBITDA diharapkan mengalami peningkatan sekitar 15%. Mitratel secara organik menargetkan ekspansi 1.000 tower, dan sekitar 2.500 untuk kolokasi, di samping juga menggelar 9.000 km fiber optic untuk mendukung connectivity berkualitas dan berkapasitas tinggi.
Saat ini Mitratel memiliki beberapa keunggulan kompetitif. Pertama, dari sisi coverage Mitratel memiliki tower mencapai 35.000 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sekitar 58% berada di luar Jawa. Hal ini akan menambahkan daya tarik bagi operator seluler jika ingin melakukan ekspansi di luar Jawa.
“Mereka (operator selular) tidak perlu bangun tower lagi, cukup menempati (kolokasi) ke tower kami yang telah tersedia, karena kalau bangun tower makan waktu cukup lama. Itu kelebihan tower kita yang tersebar di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, sebagian besar menara Mitratel telah terkoneksi dengan menggunakan jaringan fiber optic. Solusi berikutnya, lanjut Hendra, Mitratel bekerja sama dengan Telkomsat untuk memberikan solusi connectivity menggunakan layanan satelit.
Menurutnya, dengan dukungan connectivity melalui satelit itu, pembangunan tower dapat dilakukan dimana pun termasuk di lokasi remote area, dengan kualitas cukup baik .
“Layanan 4G tetap dapat dinikmati, bisa menikmati untuk video conferencing, video streaming dan lain-lain, karena memiliki bandwith yang tinggi dan latency yang rendah,” katanya.