Pendaftar Kartu Prakerja Melebihi Kuota Tembus 8 Juta Orang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Manajemen Pelaksana atau Project Management Office (PMO) Program Kartu Prakerja mencatat sudah sebanyak 8 juta orang yang mendaftar program ini. Jumlah pendaftar tersebut terhitung sejak gelombang awal dibuka hingga hari ini
"Sekarang sudah delapan juta orang lebih yang mendaftar, dan lebih dari setengahnya sudah bisa mengikuti gelombang pendaftaran," kata Direktur Kemitraan dan Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky di Jakarta, Senin (27/4/2020).
Panji menjelaskan proses pendaftaran dilakukan secara bertahap. Namun pada tahapan ini dianggap sebagai tahapan yang tidak sulit meski ada saja beberapa pendaftar yang tidak lolos lantaran tak bisa diverifikasi.
"Kebanyakan NIK (Nomor Induk Kependudukan) tidak bisa diverifikasi, mungkin salah ketik nama, tanggal (lair) yang tidak sesuai dengan database. Di masa awal itu jadi backlog tapi sejalan dengan waktu makin banyak yang bisa menyelesaikan proses pendaftaran," ungkapnya.
Sambung dia mengakui saat ini jumlah pendaftar melebihi kuota yang disediakan. Adapun pemerintah menargetkan sebanyak 5,6 juta orang menjadi peserta program kartu prakerja tahun ini yang disaring melalui 30 gelombang lebih pendaftaran.
"Kami sendiri sudah dapat data dari kementerian dan lembaga terkait pekerja yang terdampak secara langsung covid-19 seperti PHK dan dirumahkan. Itu tetap didahulukan untuk mendapat kuota khusus, baru setelahnya masyarakat umum menggunakan randomisasi," pungkas Panji.
"Sekarang sudah delapan juta orang lebih yang mendaftar, dan lebih dari setengahnya sudah bisa mengikuti gelombang pendaftaran," kata Direktur Kemitraan dan Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky di Jakarta, Senin (27/4/2020).
Panji menjelaskan proses pendaftaran dilakukan secara bertahap. Namun pada tahapan ini dianggap sebagai tahapan yang tidak sulit meski ada saja beberapa pendaftar yang tidak lolos lantaran tak bisa diverifikasi.
"Kebanyakan NIK (Nomor Induk Kependudukan) tidak bisa diverifikasi, mungkin salah ketik nama, tanggal (lair) yang tidak sesuai dengan database. Di masa awal itu jadi backlog tapi sejalan dengan waktu makin banyak yang bisa menyelesaikan proses pendaftaran," ungkapnya.
Sambung dia mengakui saat ini jumlah pendaftar melebihi kuota yang disediakan. Adapun pemerintah menargetkan sebanyak 5,6 juta orang menjadi peserta program kartu prakerja tahun ini yang disaring melalui 30 gelombang lebih pendaftaran.
"Kami sendiri sudah dapat data dari kementerian dan lembaga terkait pekerja yang terdampak secara langsung covid-19 seperti PHK dan dirumahkan. Itu tetap didahulukan untuk mendapat kuota khusus, baru setelahnya masyarakat umum menggunakan randomisasi," pungkas Panji.
(akr)