Luhut Beberkan Wanti-wantinya Soal Kerja Sama EBT dengan Amerika Serikat
loading...
A
A
A
BALI - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap sudah ada kerja sama penting terkait energi baru ( EBT ) dan terbarukan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Kerja sama tersebut akan diumumkan pada 13 November mendatang usai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden AS Joe Biden.
Meski demikian, Luhut memastikan kerja sama itu harus sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia. Sebab, ada beberapa syarat yang harus dilaksanakan negara lain dalam membantu program dekarbonisasi.
"Kita jelas, stand kita yang tidak bisa digoyang, itu yang paling penting. Persyaratan yang kita berikan, kita cerita ada climate change, itu dipenuhi. Kenapa kita ajukan? Apa pun yang Anda usulkan kami setuju, tapi ada 4 syarat," tegas Luhut dalam konferensi pers di Nusa Dua Bali Convention Center, Bali, Jumat (11/11/2022).
Beberapa syarat tersebut antara lain tidak boleh mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia, teknologi yang terjangkau, tidak terbatas waktu hingga bunga pinjaman yang sesuai dengan negara maju.
"Sebenarnya kalau kasih loan (pinjaman) ke kami, interest-nya harus interest dari negara maju. Kalau intererst dengan negara berkembang, ya whats the poin? I think we have to be fair," ucapnya.
Menurutnya, Indonesia sudah memiliki langkah-langkah dalam menghadapi perubahan iklim sehingga Indonesia tidak boleh disetir begitu saja. "Kita ini negara berdaulat tapi tetap kooperatif," ucapnya singkat.
Meski demikian, Luhut memastikan kerja sama itu harus sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia. Sebab, ada beberapa syarat yang harus dilaksanakan negara lain dalam membantu program dekarbonisasi.
"Kita jelas, stand kita yang tidak bisa digoyang, itu yang paling penting. Persyaratan yang kita berikan, kita cerita ada climate change, itu dipenuhi. Kenapa kita ajukan? Apa pun yang Anda usulkan kami setuju, tapi ada 4 syarat," tegas Luhut dalam konferensi pers di Nusa Dua Bali Convention Center, Bali, Jumat (11/11/2022).
Beberapa syarat tersebut antara lain tidak boleh mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia, teknologi yang terjangkau, tidak terbatas waktu hingga bunga pinjaman yang sesuai dengan negara maju.
"Sebenarnya kalau kasih loan (pinjaman) ke kami, interest-nya harus interest dari negara maju. Kalau intererst dengan negara berkembang, ya whats the poin? I think we have to be fair," ucapnya.
Menurutnya, Indonesia sudah memiliki langkah-langkah dalam menghadapi perubahan iklim sehingga Indonesia tidak boleh disetir begitu saja. "Kita ini negara berdaulat tapi tetap kooperatif," ucapnya singkat.
(uka)