Target Swasembada Gula pada 2027 Berpotensi Gagal, APTRI Ungkap Biang Keroknya

Jum'at, 11 November 2022 - 14:00 WIB
loading...
Target Swasembada Gula...
Target swasembada gula harus menghilangkan jarak antara perkebunan tebu dengan pabrik. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan menyiapkan 700 ribu hektare (ha) lahan untuk perkebunan tebu guna mengejar target swasembada gula secara nasional yang ditargetkan tercapai dalam lima tahun ke depan. Penyediaan lahan tebu itu tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen menyatakan sikap pesimistisnya terhadap target pemerintah dalam mewujudkan swasembada gula di 2027.

Soemitro menjelaskan, selama ini antara petani, pabrik, dan pemerintah masih terdapat jarak yang jauh. Selain itu, kebutuhan petani mulai dari bibit hingga pupuk untuk menghasilkan tebu dengan kualitas baik masih susah didapatkan.

"Kalo kebutuhan-kebutahan kami didengarkan atau ditata dengan baik oleh pemerintah, pabrik gula terkait bibit yang akan ditanam dan sebagainya, maka saya yakin swasembada akan terwujud," katanya dalam Market Review IDXChannel, Jumat (11/11/2022).

Somitro menambahkan penyediaan lahan untuk tebu harus berdekatan dengan pabrik gula. Jika tidak akan sia-sia penyediaan lahan itu.

"Yang menjadi pertanyaan, 700 ribu ha lahan yang akan disediakan itu dimana? Apakah mudah lahan dengan 700 ribu ha berdekatan dengan pabrik? Tebu kan harus digiling di pabrik. Dan itu belum tentu," tambahnya.

Jika kondisi tersebut terjadi, menurut Soemitro, swasembada gula akan mengalami kegagalan seperti yang sudah-sudah dilakukan pemerintah terdahulu. Pasalnya, tidak ada kolaborasi antara para petani dengan pabriknya.

"Kita pengalaman di Kalimantan pada zamannya Orde Baru, yang begitu terhadap pertanian, toh itu gagal juga kan. Karena tidak ada disinkronkan antara petani dengan pabrik," katanya.

Lebih lanjut, ia juga mencontohkan rencana lain yang gagal di Sulawesi Selatan. Kegagalan tersebut juga disebabkan karena jarak pabrik dan lahannya itu berjauhan.

"Pabrik gula di Sulawesi Selatan, dulu pertama kali berdiri itu menghasilkan 75 ribu ton gula. Sekarang tinggal separuhnya saja. Hal itu karena pabrik dan tanamnya tidak bersinergi," katanya.



Soemitro menyatakan bahwa jika target tersebut gagal maka petani yang akan sengsara.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1861 seconds (0.1#10.140)