Sumber Kekayaan Hartono Bersaudara, Konglomerat Berharta Rp660 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bahasan seputar orang terkaya di Indonesia selalu memunculkan nama Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Kakak beradik ini merupakan konglomerat yang tak asing lagi karena banyaknya perusahaan dan sektor bisnis yang dijalankan serta membuka jutaan lapangan pekerjaan.
Dengan bisnis yang menggurita, bisa dibayangkan melimpahnya harta kekayaan Hartono bersaudara ini. Mengutip Forbes, Selasa (15/11/2022), kekayaan Michael Hartono ditaksir mencapai USD22,2 miliar atau sekira Rp344,1 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS). Saat ini Michael berada di urutan ke-66 orang terkaya di dunia versi Forbes.
Sedangkan Budi Hartono, sang adik, diperkirakan memiliki harta Rp23,1 miliar atau sekitar Rp358 triliun. Bos Djarum ini berada di urutan ke-59 dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes.
Sementara itu, berdasarkan data Forbes per 13 Desember 2021, kekayaan Hartono bersaudara jika ditotal mencapai sekitar USD42,6 miliar atau setara Rp660,3 triliun.
Harta kekayaan yang dimiliki konglomerat Tanah Air tersebut bersumber dari sejumlah bisnisnya yang beragam dan beberapa di antaranya berskala besar, di antaranya sebagai berikut:
1. Rokok
Harta kekayaan keluarga Hartono yang paling terkenal berasal dari bisnis rokok. Mereka adalah pemilik PT Djarum. Bisnis ini dimulai dari sang ayah Oei Wie Gwan yang mengakuisisi perusahaan rokok Indonesia yang gulung tikar pada 1951, lalu diberi nama Djarum. Selanjutnya, perusahaan rokok asal Kudus, Jawa Tengah itu terus berkembang hingga menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Tanah Air.
2. Perbankan
Hartono bersaudara mendulang keuntungan yang besar dari bisnis perbankan yang dijalankan. Dengan memiliki mayoritas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), harta keluarga Hartono melonjak.
Hartono bersaudara sebelumnya mengakusisi BCA dari Sudono Salim yang mengalami keterpurukan saat krisis moneter 1998. Hartono bersaudara pun memilih membeli saham BCA di tengah kondisi terpuruk.
Keduanya lantas menguasai BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan dengan kepemilikan 54,94% atau 67,72 miliar saham. Tercatat, per 21 Oktober 2022, kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp 1.047,85 triliun.
Dengan bisnis yang menggurita, bisa dibayangkan melimpahnya harta kekayaan Hartono bersaudara ini. Mengutip Forbes, Selasa (15/11/2022), kekayaan Michael Hartono ditaksir mencapai USD22,2 miliar atau sekira Rp344,1 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS). Saat ini Michael berada di urutan ke-66 orang terkaya di dunia versi Forbes.
Sedangkan Budi Hartono, sang adik, diperkirakan memiliki harta Rp23,1 miliar atau sekitar Rp358 triliun. Bos Djarum ini berada di urutan ke-59 dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes.
Sementara itu, berdasarkan data Forbes per 13 Desember 2021, kekayaan Hartono bersaudara jika ditotal mencapai sekitar USD42,6 miliar atau setara Rp660,3 triliun.
Harta kekayaan yang dimiliki konglomerat Tanah Air tersebut bersumber dari sejumlah bisnisnya yang beragam dan beberapa di antaranya berskala besar, di antaranya sebagai berikut:
1. Rokok
Harta kekayaan keluarga Hartono yang paling terkenal berasal dari bisnis rokok. Mereka adalah pemilik PT Djarum. Bisnis ini dimulai dari sang ayah Oei Wie Gwan yang mengakuisisi perusahaan rokok Indonesia yang gulung tikar pada 1951, lalu diberi nama Djarum. Selanjutnya, perusahaan rokok asal Kudus, Jawa Tengah itu terus berkembang hingga menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Tanah Air.
2. Perbankan
Hartono bersaudara mendulang keuntungan yang besar dari bisnis perbankan yang dijalankan. Dengan memiliki mayoritas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), harta keluarga Hartono melonjak.
Hartono bersaudara sebelumnya mengakusisi BCA dari Sudono Salim yang mengalami keterpurukan saat krisis moneter 1998. Hartono bersaudara pun memilih membeli saham BCA di tengah kondisi terpuruk.
Keduanya lantas menguasai BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan dengan kepemilikan 54,94% atau 67,72 miliar saham. Tercatat, per 21 Oktober 2022, kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp 1.047,85 triliun.