China Ketergantungan Rusia? Keluarin Duit Rp938,5 Triliun untuk Impor Energi dari Moskow
loading...
A
A
A
BEIJING - China terus meningkatkan impor energi dari Rusia pada bulan lalu, karena pembelian gas alam , batu bara, minyak mentah hingga produk minyak lainnya tercatat meningkat menjadi hampir USD60 miliar atau setara Rp938,5 triliun (Kurs Rp15.642 per USD) sejak perang Ukraina pecah, Februari lalu. Angka itu jauh meningkat bila dibandingkan satu tahun lalu, yang mencapai USD35 miliar.
Penjualan Rusia tumbuh meskipun ada pelemahan secara luas untuk impor China pada Oktober 2022. Ekonomi yang melambat membatasi pengiriman barang-barang mulai dari gas ke tembaga.
Meski begitu pembelian minyak mentah menyentuh titik terang karena penyuling menanggapi prospek lonjakan ekspor bahan bakar, setelah Beijing mengeluarkan kuota terbesarnya tahun ini.
Impor minyak dari Rusia tercatat naik 16% menjadi 7,72 juta ton bulan lalu, volume yang hanya pernah disentuh oleh Arab Saudi, menurut data bea cukai China. Peningkatan itu terjadi ketika penyuling China mencari bantuan Beijing untuk menjaga kargo Rusia tetap mengalir setelah sanksi baru bakal dijatuhkan awal bulan depan.
Mulai 5 Desember, Uni Eropa (UE) akan melarang pembiayaan, asuransi, dan pengiriman minyak mentah Rusia, yang akan memaksa importir untuk menemukan solusi yang tidak melibatkan bank, asuransi, dan pemilik kapal dari blok tersebut.
Penjualan gas alam cair Rusia juga meningkat lebih dari setengah dari tahun lalu menjadi 756.000 ton pada Oktober, meskipun ada penurunan 34% dalam pembelian keseluruhan bahan bakar super dingin China. China belum melaporkan impor melalui pipa, saluran utama untuk gas Rusia, sejak awal tahun.
Sementara itu untuk Impor batubara dari Rusia juga meningkat 26% menjadi 6, 4 juta ton. Sekitar 2,4 juta ton di antaranya adalah batu bara kokas untuk industri baja, tiga kali lipat dari jumlah tahun lalu, meskipun sedikit lebih rendah dari rekor yang dicapai pada bulan September.
Itu membuat total pembelian China untuk energi Rusia, termasuk produk minyak, bulan lalu mencapai USD7,7 miliar atau sedikit lebih tinggi dari USD7,6 miliar yang direvisi untuk September. Akan tetapi jauh di atas USD5,4 miliar tahun lalu. Ini membuat totalnya menjadi sekitar USD59,5 miliar sejak Rusia memulai perangnya di Ukraina.
Penjualan Rusia tumbuh meskipun ada pelemahan secara luas untuk impor China pada Oktober 2022. Ekonomi yang melambat membatasi pengiriman barang-barang mulai dari gas ke tembaga.
Meski begitu pembelian minyak mentah menyentuh titik terang karena penyuling menanggapi prospek lonjakan ekspor bahan bakar, setelah Beijing mengeluarkan kuota terbesarnya tahun ini.
Impor minyak dari Rusia tercatat naik 16% menjadi 7,72 juta ton bulan lalu, volume yang hanya pernah disentuh oleh Arab Saudi, menurut data bea cukai China. Peningkatan itu terjadi ketika penyuling China mencari bantuan Beijing untuk menjaga kargo Rusia tetap mengalir setelah sanksi baru bakal dijatuhkan awal bulan depan.
Mulai 5 Desember, Uni Eropa (UE) akan melarang pembiayaan, asuransi, dan pengiriman minyak mentah Rusia, yang akan memaksa importir untuk menemukan solusi yang tidak melibatkan bank, asuransi, dan pemilik kapal dari blok tersebut.
Penjualan gas alam cair Rusia juga meningkat lebih dari setengah dari tahun lalu menjadi 756.000 ton pada Oktober, meskipun ada penurunan 34% dalam pembelian keseluruhan bahan bakar super dingin China. China belum melaporkan impor melalui pipa, saluran utama untuk gas Rusia, sejak awal tahun.
Sementara itu untuk Impor batubara dari Rusia juga meningkat 26% menjadi 6, 4 juta ton. Sekitar 2,4 juta ton di antaranya adalah batu bara kokas untuk industri baja, tiga kali lipat dari jumlah tahun lalu, meskipun sedikit lebih rendah dari rekor yang dicapai pada bulan September.
Itu membuat total pembelian China untuk energi Rusia, termasuk produk minyak, bulan lalu mencapai USD7,7 miliar atau sedikit lebih tinggi dari USD7,6 miliar yang direvisi untuk September. Akan tetapi jauh di atas USD5,4 miliar tahun lalu. Ini membuat totalnya menjadi sekitar USD59,5 miliar sejak Rusia memulai perangnya di Ukraina.